Bagaimana Kamu Menyukainya?

4 1 0
                                    

[Sudut pandang Akane Harumi]
Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku sangat bersyukur diberikan smartphone oleh orang tuaku.
"Nee Harumi chan. Apa kamu sedang pulang sendiri sekarang?"
Itu adalah chat pribadiku dengan Chisato chan.
"Iya begitulah. Izu kun bilang dia harus bekerja."
"Hahaha, sudah kuduga dari laki-laki yang hidup hanya untuk belajar dan bekerja."
"Jadi ada perlu apa Chisato chan?"
"Tidak ada yang penting sih. Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat lagi hehehe."
"Tentang apa?"
"Awal bagaimana kamu jatuh cinta dengan Izumi."
"Ehhhhhh..."
"Hm? Apa kamu tidak mau membicarakan nya?"
"Bu-bukan begitu, ha-hanya saja akan jadi cerita yang tidak menarik."
"Oi oi, itu malah bikin penasaran tau. Bagaimana jika kita bertemu? Ah aku sendiri belum tau rumahmu dimana Harumi chan. Bagaimana kita membicarakan nya dirumahmu?"
"Eh? Ah, baiklah kalau begitu."
"Okee saat sampai dirumah, jangan lupa share lock oke?"
"Oke."
Entah apa yang terjadi jika Izu kun tau aku mengundang Chisato chan ke rumah kami.

Saat aku sampai di rumah, Ai chan sedang membuat sesuatu di dapur. Baunya enak dan desis minyak menggoda lidahku. Aku cepat cepat berganti baju dan berlari ke dapur. Di dapur aku melihat Ai chan yang sedang menyirami daging steak dengan saus lada hitam dan menaburkan wijen diatasnya. Akupun memutuskan duduk dan menunggu sambil mengirimkan lokasiku kepada Chisato chan.
"Silahkan onee chan. Aku sudah membuang bagian lemaknya jadi kamu tidak perlu khawatir gemuk."
"Mengagumkan seperti biasa. Terimakasih Ai chan."
Aku menepuk kedua tanganku dan mengucap "... Itadakimasu."
"Lain kali kamu yang harus membuatnya sendiri."
"Ehhh apakah itu keharusan?"
"Yah kamu bisa beli di supermarket namun makanan disana kurang sehat bagi tubuh. Jadi apa kamu mau menyiapkan makanan tidak sehatmu kepada Izumi san?"
"Ba-baiklah, aku akan mencobanya."
"Baguslah. Ayo kita makan."
Kami makan dengan lahap. Saat aku mengigit steaknya sensasi luar biasa memenuhi mulutku. Lembut, empuk dan sausnya yang memadukan rasa lezatnya menciptakan harmoni sempurna di mulutku.

Setelah makan, aku yang bertugas mencuci piring dan mangkuk.
*ding dong
Bunyi bel kami berbunyi. Saat aku membuka pintu disana sudah ada Chisato chan yang memakai hoodie hitam polos.
"Silahkan masuk Chisato chan."
"Terimakasih. Maaf menganggu."
Aku membawa Chisato chan ke kamar. Sementara ia menunggu aku berniat membuat minuman.
"Mau kopi atau teh?"
"Ah kopi namun masukkan susu sedikit ya."
"Oke."
Aku segera menuju dapur dan membuat kopi. Saat aku kembali aku melihat Ai chan yang sedang mengobrol dengan Chisato chan.
"Ah, Harumi chan. Terimakasih kopinya." (Chisato)
"Bukan apa apa. Apa yang sedang kalian bicarakan?" (Harumi)
"Itu rahasia oneechan xixixi." (Airi)
Bisakah kalian tidak tersenyum mencurigakan seperti itu?
"Jadi langsung saja ke inti pembicaraan ya. Tolong ceritakan." (Chisato)
"Ah yang itu ya." (Harumi)
"Aku ikutan mendengarnya ya Chisato san." (Airi chan)
"Fufufu seperti nya kamu penasaran juga ya Airi chan." (Chisato)
"Perasaanku saja atau memang kalian sudah akrab sejak tadi ya." (Harumi)
Aku mulai menceritakan bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan Izu kun.
"Awalnya aku melihat Izu kun sebagai siswa biasa. Tidak ada yang spesial darinya. Namun itu berubah saat aku melihatnya dalam mode serius."
"Jadi kapan itu?"
"Hari itu aku sedang mengerjakan tugas dari guru dan akibatnya aku terlambat pulang. Namun saat aku berlari menuju gerbang, aku melihat bayang orang yang sedang melakukan jump shoot berulang kali. Karena penasaran aku mengintip GOR, aku melihat Izu kun. Penuh keringat namun tetap fokus pada satu titik yaitu ringnya. Saat itulah aku mulai tertarik dengannya."
"Heee... Pandangan pertama ya?"
"Onee chan, menurut riset cinta pandangan pertama biasanya berakhir kegagalan loh."
"EHHH?"
Aku terkejut mendengar Ai chan mengatakan itu. Apa itu benar? Apa aku akan gagal?
"Hahaha, tenanglah Harumi chan. Itu hanyalah lelucon."
"Yap, seperti yang terlihat. Kamu itu mudah dibodohi oneechan."
"A-aku tidak akan menyangkal nya."
"Ah, aku ingat itu. Memang benar dulu Izumi pernah membicarakan soal penguntit di GOR. Jadi itu kamu ya Harumi chan."
"Keugh, disebut penguntit."
"Iya, dia bilang 'entah darimana, saat aku berlatih aku merasa sedang ditatap oleh seseorang. Terkadang ada botol minum dan handuk dengan tulisan minum dan jangan lupa bersihkan keringatmu'."
"Oi oneechan, itu membuatmu terdengar seperti ibu yang mengkhawatirkan anaknya loh."
Yah aku memang mengkhawatirkan nya. Apa dia menyadari jika itu aku atau tidak ya?

Waktu terasa cepat disaat kami mengobrol. Jam menunjukkan jam 8 malam.
"Sudah malam, waktunya aku pulang ya."
"Ah, mau kupanggilkan supir kami?"
"Tidak apa apa aku sudah ada tumpangan."
Dia menunjukkan chat di linenya dengan Nifuji kun.
"Terimakasih hari ini, Chisato chan."
"Terimakasih kembali. Sudah kuduga, kamu gadis yang menyenangkan apalagi saat kamu tersenyum. Kamu harus sering tersenyum Harumi chan, aku yakin suasana dingin disekitarmu akan berkurang."
"A-akan kucoba."
"Terimakasih sudah berkunjung, Chisato san."
"Bukan apa apa. Kalau begitu aku pergi ya. Selamat malam."
"Selamat malam. Hati hati dijalan."
Chisato chan pergi kearah seseorang yang menunggu diatas motornya, Sepertinya itu Nifuji kun.
[Sudut pandang Hana Chisato]
"Maaf menunggu lama Yuu kun."
"Aku baru sampai kok. Jadi apa kamu bersenang-senang Chi chan?"
"Tentu saja, Harumi chan sangat manis terutama saat dia menceritakan kisah cintanya dengan Izumi."
Aku naik ke motor Yuu kun dan ia mulai berjalan dengan kecepatan standar atau bahkan lebih lambat.
"Maaf jika lama sampai tujuan. Aku ingin mendengar ceritanya. Sepertinya ada yang bisa dijadikan keuntungan."
"Fufufu instingmu memang tajam seperti biasa Yuu kun."
Aku mulai menceritakan kisah cinta pandangan pertama Harumi chan dengan Izumi dan juga soal penguntit.
"Ehh, jadi penguntitnya Akane san ya."
"Iya iya, dia juga yang mengurus urusan minuman dan handuk Izumi."
"Yah ini akan jadi info yang bagus untuk besok. Mungkin kita bisa dapat es krim dari Izumi."
"Fufufu semoga ya."
"Ngomong ngomong, apa kamu juga menceritakan kisah kita?"
"Ehh, ngga dong. Itu rahasia."
"Yah kurasa Izumi besok akan menceritakannya deh."
"Mungkin saja. Namun aku tidak keberatan hehee."
"Zawsze in love." (Selalu dalam cinta)
"B... Bakaa, ka-kamu mengingatnya."
"Tidak akan kulupa kok hehee."

Mengutang Dapat Tunangan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang