Bukan Aku, Tapi Kita

6 1 0
                                    

[Sudut pandang Akane Airi]
Kenapa sih? Padahal dia hanya orang luar? Kenapa oneechan sampai seperti itu? Aku tidak paham. Padahal aku hanya menginginkan kebahagiaan nya. Sudahlah, sebaiknya aku segera pulang. Disini sudah tidak menyenangkan lagi.

*Dering Telpon
"Halo, ibu apa bisa menjemputku kesini?"
"Hah? Kamu bilang akan menginap beberapa hari disana."
"Yah ada beberapa hal yang terjadi."
"Ada apa memangnya? Tunggu, apa mungkin kamu bertengkar dengan Harumi?"
"Seperti biasa, kamu menakjubkan."
"Eh jadi benar? Coba ceritakan apa yang terjadi di sana."

Aku menceritakan semua kejadian sebelumnya kepada ibu.
"Jadi begitu, lalu apa kamu sudah sadar siapa yang paling sedih disitu?"
"Hah? Tentu saja itu oneechan bukan?"
"Apa kamu yakin?"
"Apa maksud ibu?"
"Seseorang yang dihina harga dirinya mungkin beberapa orang bisa menahan amarah nya, namun saat keluarganya dihina orang lain seumur hidupku aku belum pernah menemukan orang seperti itu. Jika seseorang menghina Harumi di depanmu, apa yang kamu lakukan?"
Aku tidak memikirkan sejauh itu. Kalau begini akulah penjahat nya kan.
"A... Aku tidak akan menerimanya, aku pasti akan menghajar orang itu."
"Kalau begitu apa dia menghajarmu? Apa dia tidak terima?"
Tidak, dia tidak berkata apa apa. Hanya menunjukkan senyum kosong. Meskipun kulihat dia mengepalkan tangannya, nyatanya dia menahannya. Apa karena aku lebih muda darinya? Atau aku adalah adik Akane Harumi? Namun jika itu aku. Aku pasti sudah menghajar siapapun yang menghina keluargaku.
"Nah sampai sini saja, jika kamu tidak mau menginap aku akan segera menjemputmu."
"Tidak, sudah tidak perlu. Istirahat saja, kamu pasti lelah kan."
"Kyaaa!!! Airi mengkhawatirkanku."
"Tidak, aku hanya takut diberi tumpangan oleh orang yang lelah dan mengantuk oke? Kalau begitu Selamat Malam."
Aku langsung menutup teleponnya. Kurasa aku menyadari sesuatu. Pilihanmu tidak buruk juga ya oneechan.

[Sudut pandang Shuji Izumi]
Aku terbangun di paha seorang gadis. Pahanya lembut dengan komposisi daging dan tulang yang sempurna. Diatasnya ada wajah tidur Haru chan yang dapat membuat lelaki hilang akal. Aku langsung berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Disana aku bertemu Airi chan yang sedang menggosok gigi.
"Pa-pagi Airi chan."
*arghhhh tcuh
(Suara kumurnya agak berisik ya)
"Pagi Izumi san."
Heh? Izumi san? Apa dia sesopan ini ya.
"Ah, iya... Kamu bangun pagi sekali."
"Yah di jam jam segini lah aku membuat sarapan untuk keluarga."
"Hmm... Kalau begitu kamu juga berniat melakukan itu disini?"
"I-iya mungkin seperti itu."
"Kalau begitu mau membuatnya bersamaku?"
"Eh?"
"Bukankah akan lebih mudah jika dua orang membuat sarapan?"
"Ba-baiklah."
Aku segera menggosok gigi dan membasuh mukaku secepat mungkin. Kami menuju dapur bersama.
"Jadi kita akan memasak apa Airi chan?"
"Eh? Ah, tadinya aku berencana membuat yakizana dan sup miso."
"Jadi aku membuat sup miso dan nasinya lalu kamu membuat yakizananya. Begitu kan?"
"Eh? Ya-yah aku tidak keberatan."
"Kalau begitu ayo lakukan. Kamu ingin membuatnya sebelum dia bangun kan."
Aku memotong motong sayuran dan dengan cepat mengambil kepala ikan salmon yang sudah disiapkan Airi chan. Dengan cepat, kami menyelesaikan sarapan sebelum Haru chan bangun.
"Airi chan, aku akan membuat tamagoyaki dulu ya. Bisakah kamu membangunkan Haru chan?"
"Ah iya aku akan melakukannya."

[Sudut pandang Akane Airi]
Aku masuk kamar oneechan dan Izumi san, disana kebersihannya sungguh terjaga. Selimut dan bantal bantal tersusun rapi diatas ranjang. Dan disana ada yang sedang merapikan baju baju.
"Oneechan..."
"Ah, kerja bagus Ai chan. Kamu yang tadi sedang membuat sarapan kan."
"Ah iya."
Aku cukup gugup karena semalam.
"Maaf ya sudah berkata kasar kepadamu."
"Eh? Tidak... Tidak apa apa, aku juga sudah berkata jahat kepadanya."
"Jadi? Apa kamu sudah meminta maaf?"
"Be-belum, tapi akan segera kulakukan."
"Baguslah. Untuk sarapan, kau bisa mulai duluan bersama Izu kun. Aku masih ada beberapa pekerjaan disini."
"Onee chan. Apa kamu yang merapikan semua disini?"
"Tentu saja."
"Tapi saat dirumah kamu tidak pernah merapikan apapun tau. Bagaimana bisa kamu berubah secepat ini?"
"Yah, jika dirumah terlalu banyak pembantu. Bahkan memasak sendiripun sulit. Namun disini hanya ada aku dan Izu kun. Aku ingin lebih berguna untuk nya."
Jadi dia lagi ya. Dia bahkan mengubah oneechan yang kukenal pemalas dan tidak suka bersih bersih menjadi serajin ini.

Aku kembali ke dapur dan melihat meja makan yang penuh dengan makanan.
(Bahkan dia juga pandai memasak.)
"Ah, Airi chan. Apa Haru chan sudah bangun?"
"Oh, dia sudah bangun dan sedang membereskan kamar."
"Apa perlu kita membantunya?"
"Tidak perlu, jika seperti itu dia pasti akan kesal karena dikira sedang diremehkan."
"Hahaha benar juga."
"Ngomong-ngomong, ada yang aku ingin bicarakan denganmu Izumi san."
"Hmm... Ada apa?"
"Eh, etto... Maaf untuk yang tadi malam. Aku sadar aku sudah terlalu kasar kepadamu. Aku juga sadar menilaimu terlalu cepat. Maafkan aku."
"Ah tidak apa apa. Aku sudah memaafkanmu sebelum kamu meminta maaf."
"Dan... A-aku merestui hubungan kalian. Aku mengakuimu. Tolong jaga oneechan dengan baik mulai sekarang."

[Sudut pandang Shuji Izumi]
Hah? Apa ini artinya aku sudah menjadi keluarga Akane? Tidak tidak, kami belum menikah jadi belum sampai seperti itu. Tapi, aku sudah mendapatkan pengakuan dari anggota keluarga lain.
"Tidak, aku tidak mau menjaga Haru chan."
"Hah? Apa maksudmu?"
"Bukan aku, tapi kita yang akan menjaganya kan."
"Oh be-begitu."
"Kamu tidak keberatan kan?"
"Tidak, ma-mana mungkin aku keberatan."
Disaat Airi chan sedang dalam mode malu malu, Haru chan keluar dari kamar.
"Ahh, Izu kun selingkuhh. Tega sekalii."
"Eh? Mana mungkin."
"Lalu apa yang kulihat ini? Baka Izu kun bakaa."
Seperti biasa, sifat posesif Haru chan memang menggemaskan. Tapi mana mungkin aku selingkuh bahkan dengan adikmu sendiri.
"Hahahaha, tenanglah oneechan. Aku tidak merebut Izu kun milikmu."
"Benarkah?"
"Iya tenanglah. Tadi kita hanya sedang merencanakan perselingkuhan Izumi san dengan onee san yang menggodanya."
Oi oi oi, kebohongan gila macam apa itu? Dia tidak akan percaya kan.
"Moouuu, bakaa Izumi."
"Sudahlah hentikan kebohongan itu. Ayo kita segera makan."

Kami duduk dan siap menyantap hidangan.
"Izu kun. Aaahh..."
(Eh event suap suapan di pagi hari? Apa ini benar benar terjadi.)
"Aahhmmm."
"Fufufu, wajah malu malu mu itu sangat imut."
"Selanjutnya kamu kan Haru chan. Aaahh..."
"Eh tung---."
Aku langsung memasukkan sendok penuh makanan kemulut Haru chan.
"Baka."

Mengutang Dapat Tunangan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang