☆ . ˚ + . .✫ ✧ . ✦ * . ° ・*:. . 。.. 。:*゚: *: ✼ ✿ • * · * ✿✼. ⊹ · · + ⋆ · . ˚ ✧ · . ⊹ * · .。・:. . . *:・゚★。 ・ :*: ・゚☆。★,。・. *. *: ✼ ✿ • :・゚☆. *・゚ ゚・* : .。. . 。 ✿✼. *゚ : . * ゚ ✦ ·. · ⋆ * ˚ ✫ ˚· . . · ✵. ✦ • °. ✦ •. ' * ° ✦ ⁺ ˚.* ✦ . ⁺✿✼. .⁺ ˚. . *✦ . ⁺ *. ゚☆. *✵ ✧ *⁺⁺ ・. ✧ . ✦ * ⊹ ˚ ✵ ✧ * °•
═━─•~❉✿❉~•─━✥◈✥━─•~❉✿❉~•─━═
─•~❉✿❉~• ᑎᏆᏦᗩᕼ ᑭᗩᏦᔑᗩ •~❉✿❉~•─ ═━─•~❉✿❉~•─━✥◈✥━─•~❉✿❉~•─━═
"Hiks hiks k-kookie jangan marah hiks" tangis Jimin."Gimana aku ga marah, kamu pergi tanpa sepengetahuan aku. Kamu ga ngabarin dulu. Harusnya kamu bilang dulu, tunggu dapat izin dari aku. Baru kamu boleh pergi." Kata Jungkook yang terlihat marah.
"Ji cuma hiks pergi sebentar hiks"
"Sebentar? Kamu pergi dua jam. Ditelpon ga di angkat. Kalo kamu kenapa-kenapa gimana? Kamu itu udah hamil tua Ji." Kata Jungkook.
"T-tapi Ji cuma hiks pergi ke swalayan hiks"
"Karena itu. Pergi ga bilang-bilang. Setidaknya bilang sama bibi Anis, bukan main pergi aja. Dua jam kamu ga ada kabar, gimana aku ga khawatir." Omel Jungkook, ia cukup kesal dengan tingkah Jimin.
"Hiks m-maaf hiks jangan marah lagi hiks"
"Kamu kalo ga dimarahin, pasti dilakuin lagi. Kamu lagi hamil sembilan bulan lho ji. Kalo kamu tiba-tiba brojol gimana? Kalo kamu kenapa-kenapa gimana? Aku khawatir Jimin." Kata Jungkook yang nyaris membentak Jimin.
"M-maaf hiks Ji salah hiks maaf kookie. Udah marahnya hiks Ji takut hiks" tangis Jimin. Ia sedikit menekuk lutut dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Jungkook mengusap kasar wajahnya.
"Janji ga bikin kek gitu lagi?" Kata Jungkook melunak. Ia duduk di pinggir ranjang sambil mengelus rambut Jimin.
"Huwaaaaa Ji minta maaf hiks maaf kookie hiks" tangis Jimin pecah sembari memeluk Jungkook dengan erat, yaa walau terhalang dengan perut besarnya.
"Janji ga bakalan mengulanginya lagi?" Kata Jungkook.
"J-janji. Ji janji hiks. Maafin Ji huwaaaaa"
Jungkook tersenyum kecil. Ia mengusap punggung Jimin dengan lembut. Mengecup Surai Jimin sesekali.
"Kiss nya mana? Kalo ga kiss berarti ga jadi dimaafin" ucap jahil Jungkook.
Mendengarnya, Jimin langsung mengecup seluruh wajah Jungkook. Tak ia biarkan satu celah pun tersisa.
Cup
Jungkook mengecup bibir tebal Jimin. Namun setelahnya, kecupan itu beralih menjadi lumatan panas.
"Ngghh~"
"Udah malam, tidur yuk. Kasian dedek emes nya kookie" kata Jungkook sembari mengecupi pipi Jimin.
Harus cepat-cepat dihentikan, kalo tidak bahaya.
____
Dikarenakan sudah hamil tua, Jimin benar-benar tidak diizinkan untuk berpergian kemanapun. Jungkook selalu menemaninya, Jungkook rela melakukan work from home hanya demi menjaga Jimin.
Jimin juga sudah di jadwalkan pada Minggu depan untuk lahirannya.
Persiapan mereka benar-benar sudah matang. Segala peralatan bayi sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Karena mereka tidak tau gender anaknya apa, maka mereka membeli barang-barang dengan warna yang natural saja. Seperti putih, abu-abu, ungu, kuning dan lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Paksa | KM
Fanfiction[repost & on going] Kookmin | Contract Relationship Desainer ternama harus terpaksa menikah dengan pengusaha sukses yang begitu sempurna. "Kalian berdua akan menikah 2 bulan lagi. Jadi selama 2 bulan kedepan, lakukanlah pendekatan." - tuan jeon. "A...