Chapter 3

989 86 1
                                    


"Mereka berhasil masuk, Kudo-San," David melaporkan.

Shinichi mengangguk.

"Lalu sekarang bagaimana Shinichi?" tanya Eri Kisaki.

Shinichi menggeleng pelan, "menunggu,"

"Berapa jumlah yang kau turunkan?" tanya Kogoro.

"Lima orang. Dua sebagai buyer, dua sebagai anggota United Dream dan satu sebagai budak transaksi. Semua anggota-anggota terbaikku dan sangat terlatih," gumam Shinichi.

Eri Kisaki meremas-remas tangannya di dada, "semoga saja cara ini berhasil, apapun jadinya Ran harus bisa diselamatkan,"

Shinichi memejamkan matanya, apapun jadinya, ia akan tetap menerima Ran apa adanya.

Kogoro merangkul Eri seraya berkata, "Ran anak yang tangguh, dia pasti baik-baik saja,"

***

"Jadi, kau hanya tiga tahun di Amerika sebelum kembali ke Jepang?" tanya Ran. Nasibnya dengan Shiho serta para wanita lainnya masih belum jelas di ruangan itu.

"Eh," Shiho mengangguk, "aku menjadi ketua tim penguji doping untuk persatuan sepakbola Jepang, di situlah akhirnya aku bertemu Ryusuke dan kami mulai berkencan,"

"Kenapa tidak mengunjungi kami setelah kau menetap di Jepang?"

Shiho hanya tersenyum penuh arti, "aku tak ingin menimbulkan ketidaknyamanan dengan kehadiranku kembali,"

"Kenapa?"

"Bagaimanapun juga aku yang membuat racun itu sehingga Kudo-Kun mengecil dan berpisah darimu,"

"Tapi kau sudah membuat penawarnya dan Shinichi pun kembali,"

Shiho mengangkat bahu, "aku tetaplah mantan mafia, aku tidak ingin kau, Kudo-Kun dan Suzuki-San merasa risi dengan keberadaanku di antara kalian,"

"Kalau Sonoko biarkan saja, dia memang begitu orangnya. Tapi aku yakin, Shiho wanita yang baik. Selama kau dan Shinichi mengecil, kalian kan partner yang hebat,"

"Terima kasih atas kepercayaanmu Ran-San,"

"Kita belum sempat akrab karena waktu itu kau pergi ke Amerika, ternyata dugaanku benar, sungguh menyenangkan bicara denganmu Shiho. Aku mengerti sekarang kenapa Shinichi sangat percaya padamu sebagai partnernya,"

Shiho tersenyum, "kau juga sangat menyenangkan Ran-San. Kau mengingatkanku akan mendiang kakakku, Akemi,"

"Eh? Akemi-San? Yang meninggal ditembak Gin?"

Shiho mengangguk, "benar,"

"Aku juga hanya anak tunggal yang broken home, aku selalu mengidamkan pasti senang rasanya punya saudara perempuan, ah begini saja..." lalu Ran melepas kalung emas putihnya yang memiliki gandulan malaikat dan mengenakannya pada leher Shiho.

"Ran-San?" Shiho bingung dengan sikapnya.

"Itu hadiah pemberian Shinichi, sekarang kuberikan padamu. Dengan begitu sekarang kita bersaudara," kata Ran sembari tersenyum.

Shiho terbelalak, "Nani? Pemberian Kudo-Kun masa kau berikan padaku?"

Ran terkekeh, "karena sudah punyaku, terserah aku donk mau kasih ke siapa. Aku benar-benar suka pada Shiho. Nanti kalau kita berhasil keluar dari sini, kita pergi belanja sama-sama ya? Atau mungkin kita bisa jadi pengantin kembar. Aku dan Shinichi lalu kau dan Higo-San. Pasti menyenangkan,"

Shiho tersenyum, "eh pasti,"

"Tapi," Ran meraih tangan Shiho dan menggenggamnya, "seandainya Shiho-Chan..."

"Uhm?"

"Seandainya hanya Shiho yang selamat dari sini, aku mohon padamu untuk menjaga Shinichi..."

"Kau bicara apa Ran-San?! Kita berdua pasti akan selamat dari sini," sergah Shiho tegas.

"E-Eh iya... hanya saja entah kenapa..." Ran punya firasat yang tidak enak.

Mendadak para pria bertopeng mendobrak ruangan itu. Mereka melihat para wanita di sana, memilah-milah dan memisahkannya. Tak terkecuali Shiho dan Ran. Mereka dipisahkan dan diseret ke arah yang berlawanan.

"Ran-San!" tangan Shiho berusaha menggapai Ran.

"Shiho-Chan!" Ran juga berusaha menggapai tangan Shiho.

"Cepat pergi!" pria bertopeng itu memaksa memisahkan mereka.

"Apapun yang terjadi, kau harus selamat Shiho! Jaga Shinichi!" teriak Ran sebelum hilang dari pandangan Shiho.

Pandangan Shiho sendiri gelap karena wajahnya ditutup kain hitam. Ia tak tahu akan dibawa ke mana lagi.

BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang