Chapter 25

1.2K 74 3
                                    


Shiho melahirkan dengan cara cesar di rumah sakit yang sama dengan Shinichi. Shinichi yang sudah mulai pulih mengunjungi Shiho dan bayinya menggunakan kursi roda.

"Shinichi..." Shiho tersenyum ketika melihat Shinichi mengarahkan kursi roda otomatisnya mendekat padanya.

Shinichi tersenyum penuh keharuan saat melihat bayi perempuan mungil itu dalam dekapan Shiho, "dia mirip denganmu, lebih terlihat Inggris daripada Jepang," ujarnya

Shiho terkekeh, "eh... tapi sepertinya bibirnya mirip denganmu,"

"Aku mau menggendongnya," pinta Shinichi.

"Ini gendonglah..." Shiho menyerahkan bayinya ke lengan Shinichi.

Harum bayi itu menyengat saraf-saraf Shinichi, hingga matanya berkaca-kaca karena tersentuh. Betapa menyenangkannya makhluk mungil ini. Bayinya bersama Shiho. Dengan lembut Shinichi mencium kening si bayi.

"Ngomong-ngomong kita belum memberinya nama," kata Shinichi baru ingat, "saking sibuknya dengan kasus Marcheti, aku sampai lupa..."

"Aku sudah menyiapkannya kok," kata Shiho.

"Eh? Apa namanya?"

"Anooo... kuharap kau tidak keberatan. Aku ingin memberinya nama Ran,"

"Ran?"

"Eh... Aku merasa itu nama yang bagus..." ucap Shiho dengan mata berkilauan teringat percakapannya dengan Ran sewaktu masih disekap.

Shinichi menatap bayinya seraya bergumam, "Kudo Ran... Kudo Ran... Kau benar... itu terdengar bagus..."

Shiho tersenyum seraya melepaskan kalung malaikat dari lehernya dan mengenakannya pada bayi mungilnya, "sekarang kalung ini telah kembali kepada pemiliknya,"

Shinichi menatap Shiho penuh arti, "arigatou Shiho,"

"Uhm," Shiho mengangguk.

***

Marcheti beserta antek-anteknya ditangkap dan dihukum seberat-beratnya di pengadilan. Para wanita yang berada di penyekapan, dikembalikan pada keluarganya. Beberapa dari mereka perlu menjalani rehabilitasi lebih dulu agar dapat hidup normal kembali. Berangkat dari kasus ini, akhirnya Shinichi melalui Kudo Foundationnya membangun yayasan yang bergerak untuk menyelamatkan dan menampung wanita serta anak-anak korban perdagangan manusia. Semua yayasan yang didirikan di bawah Kudo Foundation, ditangani oleh Shiho.

Shiho sendiri akhirnya memiliki ide bagaimana harus mengelola seluruh peninggalan Profesor Agasa. Shiho membangun badan penelitian swasta dan merekrut para ilmuwan muda Jepang yang berpotensi. Rumah Profesor Agasa dijadikan kantor pusat yang memiliki laboratorium dan asrama bagi para ilmuwan yang membutuhkan fasilitas lengkap untuk pencarian dan penelitian mereka. Shiho memberi nama komunitasnya, Agasa Research Institute. Shiho yakin hal itu lah yang diinginkan oleh mendiang Profesor Agasa dan Shinichi mendukungnya sepenuhnya.

Sehabis pertempuran malam itu, rumah besar Shinichi sudah direnovasi dengan cepat. Namun Shinichi dan Shiho telah berembuk, setelah United Dream bubar dan pelaku yang menjerumuskan Shiho dalam perdagangan manusia telah ditangkap, mereka memutuskan untuk pindah ke Tokyo. Shinichi juga merasa sudah saatnya, ia keluar dari tempurungnya sejak orang tuanya meninggal, begitu juga dengan Shiho, ia harus menghadapi ketakutannya dan kembali ke dunia nyata. Mereka ingin Ran kecil hidup normal, memiliki teman-teman dan berbaur. Hal itu hanya dapat dilakukan bila mereka tinggal di kota. Terlebih lagi load pekerjaan di Kudo Agency dan Agasa Research Institute semakin tinggi. Tidak leluasa jika mereka harus bolak-balik dari rumah yang jauh ke Beika. Rumah besar itu akan mereka jadikan rumah akhir pekan saja, atau untuk liburan panjang. Sementara di Tokyo, Shinichi membeli apartemen mewah untuk ditempati bersama istri dan putrinya. Aoi si kepala pelayan juga ikut mereka ke Tokyo.

BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang