Pagi hari, pukul 6.12 jevan dan teman teman nya lagi jalan di lapangan, pengen ke arah kantin. Oh ya, temen jevan ada dua, yaitu bima sama arvin. mereka bertiga itu kayak udah temenan dari semenjak jevan memasuki kelas satu SMK.
mereka sekarang sudah memasuki kelas dua SMK, dan mereka bertiga mengambil jurusan yang berbeda-beda, jevan mengambil jurusan teknik komputer dan jaringan atau (tkj) Bima sendiri bertekad mengambil jurusan akuntansi, karena keinginan ibu nya, yang ingin Bima bisa kerja di kantoran. arvin mengambil jurusan (bdp) atau bisa di sebut bisnis daring dan pemasaran, prinsip arvin adalah. jualan terus hingga kaya.
Disini mereka bertiga itu most wanted, tiga laki laki paling ganteng, bak pangeran. jevan yang memiliki tubuh tinggi setinggi tiang.
Tinggi jevan 185 cm, kulit nya juga tidak terlalu putih, seperti lelaki biasa, jevan memiliki rambut yang berwarna hitam legam, dan memiliki poni yang tidak terlalu tebal.
Poni jevan panjang, sedikit menutupi mata, tapi itu membuat jevan lebih tampan. apa lagi wajah jevan yang sangat tampan, seperti pangeran di dongeng.
Memiliki hidung mancung, bibir nya tebal, dan berwarna merah maroon, sedikit hitam, karena dia sering merokok. Dan juga mata jevan yang tajam, setajam silet, jangan lupakan lesung pipi di sebelah pipi kirinya.
Kalau teman temannya, bima dan arvin gak kalah ganteng, mereka juga memiliki wajah seperti orang Korea, karena mata yang berwarna coklat tajam dan memiliki kulit yang putih.
Jevan sedang jalan bersama ke-tiga temannya, untuk membeli rokok dan kopi, tidak memperhatikan jalan, karena jevan sedang asik dengan smartphone nya. jevan pun tertabrak oleh seseorang yang kelihatannya sedang terburu-buru.
*Bruk*
"Eh! Maaf kak!" celetuk orang yang nabrak jevan.
Headphone yang dari tadi di mainin sama jevan terjatuh ke aspal, sampai bunyi.
Jevan nengok ke belakang dimana masih ada bocah laki laki yang lari, dia tahu pasti orang itu yang nabrak diri nya tadi.
"Yah jev! liat hp Lo." arvin berjalan ngambil handphone jevan yang masih tergeletak di aspal.
Arvin memerhatikan handphone jevan yang udah gak bisa di tolong lagi, lalu arvin ketawa di ikuti sama bima yang ngenes banget ngeliat kondisi handphone jevan.
"Anjing! liat hp lu jev!" kaget nya Bima ketika melihat handphone, jevan.
"Bangsat." jevan ngerebut handphone dari tangan bima, lalu di taruh ke kantung celananya, dan pergi meninggalkan kedua temannya itu.
*Bruk*
Dengan nafas yang tersengal-sengal, dan keringat yang membasahi tubuh.
Awan mendorong pintu kelas dengan pelan pelan, dan penuh ketakutan.
"Maaf Bu saya telat" ucap awan, dengan nada ngos ngos an nya.
"Kamu awan?" guru nya nanya, terus awan mengangguk.
Bisa di liat Bu guru itu geleng kepala kecil, Bu guru itu nyuruh awan masuk, setelah nya dia duduk di bangku yang kosong.
Awan duduk sendiri karena yang kosong itu ada satu meja yang harusnya satu meja berisi dua orang, namun di meja itu belum ada yang nempatin, jadi awan sendiri.
****
"Itu gimana sama hp lu jev? mau lu apa in?" ucap arvin sambil makan ayam geprek nya di rooftop.
Mereka bertiga, jevan, arvin, sama bima. Lagi di rooftop sekolah nya. dan di rooftop ada satu meja dan satu bangku panjang, disitu lah bima sama arvin makan ayam geprek nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Awan ✔ [NOMIN]
Teen Fiction[Complicated] "Bibir lu aja deh yang buat gantiin rokok gue." Mata awan melebar seketika, dia memberontak supaya terlepas dari cengkraman tangan jevan. jevan tidak mau melepaskan tangan nya dari wajah kecil awan, matanya terus tertuju pada sebuah bi...