"makasih Adam!"
"Sama-sama, btw di rumah sama siapa?"
"Em... Ama Tante gue, dah ya!"
Awan keluar dari mobil Adam, sebelum membuka gerbang dia melambaikan tangannya dahulu dan masuk kedalam karangan rumah.
Adam hanya tersenyum kecil, menggelengkan kepalanya lalu kembali menyalakan mesin mobilnya dan pergi mengendarai mobil itu dari rumah Awan.
Awan melepas sepatunya dahulu, dan ditaruh di rak sepatu.
Ceklek
Awan masuk kedalam rumah, menyalakan lampu lalu berjalan kearah dapur.
Membuka lemari es dan mengambil satu susu kotak rasa cokelat, meminumnya sambil melangkah kearah kamar.
Didalam kamar Awan melempar tas nya diatas ranjang, matanya menatap jam di dinding. Ini udah jam 15.00, jam tiga sore.
"Gue mau berangkat sekarang aja deh, biar cepet kelar."
*****
Kring
Kring
Kring
Suara lonceng berbunyi tanda ada orang yang masuk.
Jasmine menatap kearah pintu dimana ada Awan.
Cowok mungil itu celingak-celinguk menatap sekeliling cafe yang masih sepi.
"Awan!."
Awan menoleh lalu tersenyum kecil, lalu berlari kecil menghampiri Jasmine.
"Tumben Dateng jam segini?."
"Mau nemenin Jasmine." Diakhiri dengan cengiran manis.
Jasmine menatapnya dengan gemas, "uuuuu terharu deh."
"Tar gue mau ambil celemek gue!."
"Ya."
Awan berjalan masuk keruang ganti, tidak memerlukan waktu banyak akhirnya Awan keluar sudah dengan celemek panjang yang menjadi luaran kemeja nya.
Dan setelahnya Awan melayani pelanggan seperti biasa,bsama dengan karyawan-karyawan yang lain, tidak terasa terlalu sibuk dengan pekerjaannya langit sudah mulai gelap.
Dan untung saja tadi berangkat sore, jadi hanya sampai jam delapan malam saja.
Sesudah ramai sekarang sepi, Awan berdiri di meja pesan, mengelap meja itu dan setelahnya dia menatap sekeliling.
Kring
Kring
Kring
Lonceng berbunyi tanda ada orang yang masuk, Awan menatap orang itu.
Matanya menyipit, "itu kakak kelas waktu itu bukan si." Gumamnya.
Tbc, kakak kelas yang mana nih dek awan? Hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Awan ✔ [NOMIN]
Novela Juvenil[Complicated] "Bibir lu aja deh yang buat gantiin rokok gue." Mata awan melebar seketika, dia memberontak supaya terlepas dari cengkraman tangan jevan. jevan tidak mau melepaskan tangan nya dari wajah kecil awan, matanya terus tertuju pada sebuah bi...