"Bibir lu aja deh yang buat gantiin rokok gue".
Mata Awan melebar seketika, dia memberontak supaya terlepas dari cengkraman tangan jevan.
Jevan tidak melepaskan tangannya dari wajah kecil Awan, matanya terus tertuju pada sebuah bibir yang terlihat manis dan mungil itu.
"Lepas!! Cwok!" Tangan Awan mencubit kencang pinggang jevan, membuat sang empu meringis saat merasakan nyeri di bagian pinggang nya.
"Ssshh sakit bet cubitan lu!"
Awan mengelap wajahnya berkali kali dengan kasar dan berkacak pinggang sambil menatap jevan dengan marah.
"Bangsat ya lu! Lancang banget jadi orang!!"
Bugh!
Satu tonjokan jevan dapatkan di bagian pipi kkirinya jevan sedikit terdorong kebelakang. Tonjokkan Awan gak main main cuy!!
Jangan salah, Awan juga bisa bela diri. Dia sering belajar taekwondo sama kak elly yang notabene nya sudah sabuk hitam.
Jevan mengelap area sudut bibirnya yang mengeluarkan darah itu, dia menatap Awan dengan cengiran.
Awan mengangkat sebelah alisnya, "oh? Masih bisa senyum lu?"
"Ampun! Jangan marah marah dong manis." jevan memegang tangan si lelaki pendek dengan komuk yang ber pura-pura sedih.
"Belum aja gue robek tu mulut lu ya!" Awan berusaha melepaskan tangan kekar jevan dari lengannya.
Tapi jevan malah meluk pinggang ramping Awan dan memeluk lelaki pendek itu, membenamkan wajahnya di ceruk wajah lelaki pendek.
Awan melebarkan matanya, "woy!! Kok malah meluk si bangke!!" Awan berusaha melepaskan diri dari dekapan jevan, tapi tangan jevan terus mengapit pinggangnya.
"Lu gemesin banget si, jadi pen gue bawa pulang." jevan memutar mutarkan tubuhnya dengan tubuh Awan yang masih didalam dekapannya.
"Pusing mas!!"
Jevan terkekeh kecil, lalu melepaskan pelukannya menatap wajah manis Awan.
Cup
Satu kecupan mendarat di hidung kecilnya membuat sang empu hanya mengerjap-ngerjapkan matanya lalu tangannya langsung menggeplak kencang lengan jevan.
"Aduh!" jevan mengaduh kesakitan, lalu dia menatap Awan dengan komuk di buat seperti merajuk.
Bibir jevan yang udah dower tambah dower soalnya di monyong monyongin, lelaki pendek yang melihat kelakuan lelaki jangkung itu hanya menggeleng kan kepalanya.
"Bibir lu udah gede! Jangan di gede gedein!"
Jevan terkekeh kecil lalu tangannya menarik kepala Awan dan dia apit di ketiaknya.
"Najis! Bau mas!"
Jevan gak ngehirauin dia jalan menuju keluar dari roftop dengan mengapit kepala Awan.
Awan berusaha melepaskan diri, tapi gak bisa! Di tahan sama jevan nya!
Bima dan arvin yang sedari tadi memerhatikan kedua lelaki itu hanya menganga tidak percaya.
"Cocok juga ya." Celetuk arvin.
"Kalo kita cocok gak?" Bima erangkul pundak temannya itu sambil menaik turunkan alisnya.
Arvin menatapnya datar, "gak."
"Lu kerja lagi?."
Awan yang baru saja ingin turun dari motor jevan menjawab, "iya."
Jevan mengangguk mengerti, "jam berapa kalo berangkat?."
"Sore, jam 3 an."
Jevan mengangguk sekali lagi, lalu matanya menatap sekeliling rumah Awan terlihat sepi, "sepi banget, lu tinggal sama siapa emang?"
"Tante, udah ah! Makasih!" Awan berbalik badan tapi belum sempat dia membuka gerbang suara berat jevan sudah menginstruksi di Indra pendengaran nya.
"Besok bikinin gue bekel dong."
Awan berbalik menatap jevan, "bekel?." jevan ngangguk.
"Lu nyuruh gue buat bikin bekel?."
"Iya."
"Gak ah! Beli aja! Kan di kantin ada."
"Gak ah! Kan makanan di kantin gak baik!." jevan ikut ikut mengikuti cara berbicara Awan.
"Sekali doang, cuma besok."
"Em.... Emang mas mau bekel apa?."
Jevan tersenyum senang, "hm.... Apa ya? Bikinin sarapan yang paling spesial buat gue, apa aja. Tapi buatnya pake hati ya."
"Dih?! Masa lu mau makan pake hati gue?!" Awan mendelik tajam kearah jevan.
"Bukan gitu sayang, pake cinta." Tangan kekar jevan mengusak Surai legam Awan.
Awan mengerjap-ngerjapkan matanya lalu mengangguk dan langsung masuk kedalam rumahnya tanpa mengatakan apapun lagi ke jevan.
Jevan tertawa kecil melihat tingkah lucu Awan, lalu dia pergi meninggalkan karangan rumah Awan.
{To be continued} awan lucu banget ya, hahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Awan ✔ [NOMIN]
Teen Fiction[Complicated] "Bibir lu aja deh yang buat gantiin rokok gue." Mata awan melebar seketika, dia memberontak supaya terlepas dari cengkraman tangan jevan. jevan tidak mau melepaskan tangan nya dari wajah kecil awan, matanya terus tertuju pada sebuah bi...