Pelajaran pertama, fisika sudah selesai. Awan menghela nafas lega, tadi otaknya panas menghitung angka angka yang sangat membuat Awan kesal.
Dan sekarang waktunya istirahat, Awan merenggangkan kedua tangannya, lalu kepalanya menoleh kesamping dimana ada adam yang masih menulis sesuatu di buku, mungkin belum selesai.
"Belum selesai lu?"
Adam mendongak lalu menggeleng dan kembali melanjutkan menulis nya, "lu udah?"
"Udah, itu aja gue udah frustasi banget." Awan menggeleng kan kepalanya.
"Oh.... Lu gak kekantin?" adam sudah selesai dia membereskan bukunya dia masukkan kedalam laci meja.
Awan teringat dengan ucapan jevan saat itu juga, "kantin."
"Bareng." adam merangkul pundak kecil Awan dan mereka berdua pergi meninggalkan kelas.
Sesampainya di kantin mereka memerhatikan sekitar dahulu, fyi kantin sekolah Awan ini indoor jadi ada di dalam suatu ruangan yang besar.
Dan sekarang kantin terlihat ramai, banyak yang sedang makan atau hanya menumpang duduk di kursi kantin.
Jevan yang sedari tadi sedang menunggu Awan menatap sekeliling dan matanya berhenti pada pintu kantin, jevan menyipitkan matanya.
Dia gak salah liat kan? Awan bersama lelaki?
Ya bagi kalian mah gak papa lah kan Awan juga laki, tapi entah kenapa jevan gak suka kalo Awan Deket sama laki laki terkecuali dirinya atau keluarga, dan dia lebih suka Awan dekat dengan perempuan.
"WOY!!"
Seisi kantin langsung menatap jevan saat suara berat jevan meenggelegar di dalam kantin, begitupun dengan Awan yang langsung menoleh kearah sumber suara.
Senyum kecil langsung tertera, Awan menarik tangan adam dan mengajaknya berjalan menuju meja dimana jevan dudukin.
Setelah Awan mendekat dengan cepat jevan menarik tangan Awan dan mendudukkan lelaki pendek itu disamping nya.
Adam juga ikut duduk disamping Awan, membuat Awan berada diantara lelaki jangkung yang tinggi nya di atas 180 cm itu.
Mata Awan menatap perempuan yang sedang menatapnya juga, seperti kakak kelas. Berarti sekelas dengan jevan.
"Siapa mereka jev?" Perempuan itu bersuara.
Jevan gak jawab dia terus menatap adam dengan datar, yang di tatap hanya menaikkan sebelah alisnya.
"Jevan! Kok gak jawab aku?! Mereka siapa?"
"Penting?" jevan menatap perempuan itu dengan datar, "penting emang buat lu?"
"Kan aku cuma nanya! Sinis banget!" Walaupun omongan itu buat jevan tapi perempuan itu masih terus saja menatap awan.
Awan mengerjap-ngerjapkan matanya, kenapa dia natap gue mulu? Batinnya.
"Mau pesen apa, awan?" Awan menoleh kearah adam lalu sedikit berfikir.
"Apa ya? Gak pernah kekantin gue, jadi gak tau menu. Hehe." adam hanya tersenyum melihat Awan yang lucu itu.
"Soto?"
"Boleh!" Awan menoleh kearah jevan yang sedari tadi memerhatikan dirinya dengan adam dengan datar. "Mas jevan udah pesen?"
Wajah jevan langsung melunak saat mendengar suara Awan, dia tersenyum kecil, "belum."
"Mau apa? Biar sekalian, ya kan dam?" Mau gak mau adam ngangguk.
"Samain aja."
"Samain dam!"
"Oke tunggu ya." adam pergi meninggalkan meja kantin.
Hanya tersisa jevan dan Awan lalu satu perempuan yang masih diam memerhatikan kedua lelaki itu dengan mengepalkan tangannya.
Awan menatap perempuan itu, "oh iya, kakaknya udah pesen?"
"Gak penting." Jawabnya.
"Masih untung gue tanya ya." batin Awan.
Perempuan itu menatap jevan sekarang, tapi jevan malah asik menatap Awan yang memainkan handphone itu.
"Jevan, kamu gak nanya aku gitu? Terus gak mesenin aku?"
Jevan menoleh sekilas lalu mengangkat bahu acuh, dan kembali memerhatikan Awan.
Awan yang mendengar itu menatap perempuan itu dan menatap jevan, Awan mengerjap-ngerjapkan matanya saat pandangan mereka berdua bertemu.
Jevan tersenyum kecil, tangan kekarnya mengusak Surai legam Awan, "pulang bareng gue, nanti gue tunggu di roftop."
"Ha? Oh, iya." Awan kembali menunduk memainkan handphone.
"Siapa si adek kelas itu, dasar banci."
Perempuan itu membatin dengan pandangan marah, lalu dia menggebrak meja dan berdiri lalu pergi meninggalkan meja jevan dan Awan.
Perginya perempuan itu, adam Dateng Dangan satu nampan yang berisi tiga mangkok soto.
tbc~ amarah yang menggebu-gebu haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Awan ✔ [NOMIN]
Novela Juvenil[Complicated] "Bibir lu aja deh yang buat gantiin rokok gue." Mata awan melebar seketika, dia memberontak supaya terlepas dari cengkraman tangan jevan. jevan tidak mau melepaskan tangan nya dari wajah kecil awan, matanya terus tertuju pada sebuah bi...