Bima dan arvin sudah pulang, katanya mereka berdua ingin pulang dulu nanti bakal balik lagi ke rumah ini, mungkin ingin mandi."Kek nya sibuk amat." Gumam jevan.
Ting
Ting
Mata jevan langsung melebar saat mendengar suara notifikasi itu, lalu dia membuka room chat nya dengan senyuman, dan sedetik itu juga senyuman nya luntur saat tahu siapa yang meng-chat nya.
"Gue kira awan."
(ini ada ilustrasi, dad nya jevan, chat dengan jevan. aku pake ava ja.ehyun dan theme jen.o)
(cerita nya jevan mengirimkan pesan "najis dah!!" terus udah ke baca sama dad nya. tapi langsung buru buru di hapus sama jevan)
Jevan berdecak kesal, lalu dengan kesal berjalan menuju lemari dan membukanya lalu ia mengambil satu Hoodie berwarna abu-abu dan memakainya.
Sebelum itu dia mengambil topi dulu di gantungan topinya, ada bermacam-macam topi. Tapi jevan hanya mengambil topi berwarna hitam.
Triing
Triing
Triing
Awan menoleh kearah pintu yang bel nya berbunyi tanda ada seseorang yang datang, dan ada satu laki laki yang berjalan menuju nya, dia memakai topi dengan di balut oleh tudung Hoodie nya.
"Mau pesen apa kak?"
Lelaki bertopi itu yang sedari tadi menunduk menatap depan, dimana ada wajah Awan, senyum kecil tercetak di wajah lelaki itu.
Tangan lelaki itu menyibak tudung Hoodie nya hanya menyisakan topi, dan Awan dapat melihat itu, bahwa orang itu adalah....
"Mas jevan?" dunia sempit sekali kawan.
"Oh... Lu kerja disini?" jevan memerhatikan Awan yang memakai kemeja putih dan dibalut dengan celemek panjang sampai lutut berwarna coklat.
"Gemes sial"
Awan mengangguk kecil, "mau pesen apa mas?"
"Lu gak tau siapa gue disini?"
Awan menggeleng, benar. Awan tidak tahu siapa jevan di cafe ini, dia saja baru, mungkin ada 3 Minggu kemarin bekerja disini sebagai pelayan.
"Oh.... Lu anak baru pasti."
"Emangnya mas jevan siapa?" Awan mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Gue anak dari pemilik cafe ini."
Mata Awan melebar, "yang bener?!" jevan mengangguk.
Jevan memerhatikan sekeliling dimana hanya ada 5 orang pembeli, sepi sekali. Pikirnya.
"Kok sepi? Dimana karyawan yang lain?"
Awan meneguk air liur nya susah payah, uh kenapa mas jevan kalau sedang serius seperti ini terlihat sangat tampan.
"Dih enggak! Cakepan gue. "leng cepat, tangannya menepuk pelan kepalanya sendiri.
Jevan yang melihat itu menyatukan kedua alisnya,"kenapa lu?"
"Eh? Em... Gak papa." "jasmine lagi belanja, katanya ada yang abis, terus sisanya pada berpencar."
Jevan mengangguk, dia tidak peduli juga si padahal. Tapi karena disini ada Awan dia berusaha terlihat seperti berwibawa saja.
"Kasih gue satu botol sprite."
Awan mengangguk, lalu berjalan menuju kulkas dan mengambil satu botol sprite.
"Nih, sprite aja?"
Jevan membuka botol sprite itu lalu dia meneguknya sampai tandas,"lu gue chat lama banget jawabnya."
"Ah? Mas jevan nge-chat?" awan merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphone, lalu dia menepuk jidatnya sendiri, "tadi lagi gak megang hp gue, lagian mas jevan nge-chat cuma 'p' doang."
"Kan cuma ngetes, lu sampe jam berapa kerjanya?"
"Mungkin, em... Gak tau hehe." Awan
menggaruk kepalanya yang tidak gatal.tbc. -gimana readers? Udah full senyum belumm? Haha, aku bakal update sebisa ku yaww-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Awan ✔ [NOMIN]
Ficção Adolescente[Complicated] "Bibir lu aja deh yang buat gantiin rokok gue." Mata awan melebar seketika, dia memberontak supaya terlepas dari cengkraman tangan jevan. jevan tidak mau melepaskan tangan nya dari wajah kecil awan, matanya terus tertuju pada sebuah bi...