06:00
Awan terbangun dari tidurnya saat bunyi alarm dari handphone nya berbunyi, dia duduk diatas ranjang mengucek matanya, menguap sebentar lalu turun dari ranjang.
Dia berjalan kearah jendela, membuka gorden jendela itu, dan membuka sedikit jendelanya, membuat aroma khas pagi hari langsung masuk ke kamarnya.
"Gila pagi banget gue bangun." Gumamnya lalu berjalan menuju kamar mandi.
Dia mandi, membersihkan tubuhnya didalam bilik kamar mandi, dan selama 10 menit akhirnya selesai, dia keluar dari kamar mandi sudah dengan memakai seragamnya.
Sedikit menyisir tatanan poni rambut nya dimeja rias, lalu menyemprotkan sedikit parfum wangi vanila.
Ceklek
Awan menoleh saat pintu kamarnya dibuka, disana ada kak elly, sudah memakai setelan kerjanya.
"Kak ell?."
"Loh kamu udah bangun? Ngapain bangun jam segini? Tumben."
Awan hanya tersenyum kikuk, "mau masak! Mau bawa bekel!"
"Ooh... Yaudah, tadinya kakak mau buka jendela kamar kamu, tapi gak jadi, kalo kamu mau bawa bekel masak aja bahan bahan yang ada di kulkas ya." Awan ngangguk patuh.
"Kakak mau berangkat sekarang."
"Kak elly udah sarapan?"
"Di cafetaria aja, jangan lupa kunci rumah." Diakhiri dengan elusan kepala.
Awan ngangguk kecil, "hati hati kak!"
( ╹▽╹ )
******
"Ini ya bang, makasih." Awan memberikan uang kepada kang ojek.
Kang ojek itu ngangguk, "iya sama-sama dek."
Awan senyum kecil terus masuk kedalam karangan sekolah, disepanjang koridor banyak yang memerhatikan dirinya, dengan pandangan berbeda beda.
Awan juga gak tau kenapa mereka ngeliatin dirinya kayak pernah bikin salah, padahal enggak.
Dia berjalan menunduk kedua tangannya memegang tali tas ransel hitamnya, sampai beban dipundaknya membuatnya mendongak.
Dia mengerjap-ngerjapkan matanya saat melihat wajah jevan dari bawah.
Ya, Jevan. Dia Dateng Dateng langsung
ngerangkul pundak cowok mungil itu.
"Mas?"
"Apaan?"
"Mas ngapain?"
"Nganter lu kekelas."
"Kenapa? Gue kan bisa sendiri."
"Ya gak papa, gue juga mau nagih sarapan gue." Jevan menunduk menatap wajah Awan.
Awan senyum kecil, "gue udah bawa kok!."
Jevan mengusak Surai Awan gemas.
Orang-orang yang tadi memerhatikan awan dengan pandangan berbeda beda itu berubah menjadi sinis, saat melihat Awan bersama Jevan.
Gimana bisa adek kelas dan anak baru itu deket sama Jevan?
Sesampainya didalem kelas, Awan duduk di kursinya, diikuti Jevan yang duduk di kursi sebelah nya. menaruh tas ranselnya di kursi lalu membuka tas ransel itu, mengeluarkan satu kotak nasi, dan satu botol air mineral.
"Nih! Abisin, gue udah masak pagi pagi loh."
"Oiya pasti." Diakhiri senyum ganteng Jevan menerima kotak makan itu, membukanya.
Matanya melebar saat melihat isinya, "lo bisa masak jamur?"
Awan cuma ngangguk, "dikit dikit lah."
"Entar gue bakal ada latihan basket, gue mau lo harus nonton." Ucapnya sambil melahap bekal yang Awan bawa.
"Harus? Kenapa?"
"Ya.... Gue mau lo nonton aja."
"Emang kapan?"
"Waktu jam istirahat."
"Ooh oke!"
Jevan tersenyum kecil mengusak rambut Awan.
(ㆁωㆁ)
"Dam?"
"Adam lo gak kantin?"
Adam yang lagi tidur diatas meja itu mendongak menatap Awan, cowok mungil itu berdiri disampingnya.
"Gue ada latihan."
"Ha? Latihan apa?"
"Basket, lo mau ikut?"
"Ooh! Sama kayak mas Jevan ya?"
Adam cuma ngangguk terus berdiri dari duduknya, "kalo mau ayo."
Awan ngangguk cepet, terus berjalan beriringan dengan adam, adam ngerangkul yang lebih pendek.
"Lapangannya dimana?"
"Di belakang kolaan."
Awan cuma ngangguk ngangguk terus akhirnya adam dan Awan sampai di lapangan basket milik sekolah.
Dia mengerjap-ngerjapkan matanya menatap sekitar yang sangat ramai.
"Gue mau ganti baju, lo langsung duduk aja, serah mau dimana."
Awan noleh terus ngangguk, "okey!"
Awan berjalan di kursi penonton, yang nonton banyak apalagi perempuan, ada juga anggota cheerleader, yang lagi duduk juga, udah make seragam nya juga, warnanya merah putih dengan rok mini.
"Rame juga." Dia duduk disalah satu kursi penonton, cowok mungil itu menatap lapangan dimana ada yang sedang bermain basket.
tbc ~ maaf ya part ini dikit bgt, semoga suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Awan ✔ [NOMIN]
Novela Juvenil[Complicated] "Bibir lu aja deh yang buat gantiin rokok gue." Mata awan melebar seketika, dia memberontak supaya terlepas dari cengkraman tangan jevan. jevan tidak mau melepaskan tangan nya dari wajah kecil awan, matanya terus tertuju pada sebuah bi...