13. ROKOK

309 65 0
                                    

Adam menaruh satu mangkok kesatu orang, awan yang melihat itu tersenyum senang.

"Makasih, oh iya uang nya---"

"Udah gue bayar." Potong adam.

"Lah? Kan rencananya gue yang neraktir si manis, tapi kok malah si bocah bau kunyit itu!"-jevan.

"Wih! Makasih loh ya!" adam tersenyum lalu mengangguk.

Mereka bertiga makan dengan khidmat, ralat. Hanya adan dan Awan, tidak dengan jevan yang hanya mengaduk-aduk soto nya itu.

Awan yang menyadari itu menoleh menatap jevan, "kok di aduk doang? Dimakan mas!"

Jevan langsung menatap balik lelaki manis itu, lalu mengangguk tangannya mengusak Surai legam Awan.

******

Kring

Kring

Kring

Bel pulang sekolah berbunyi tanda pelajaran hari ini sudah selesai, Bu guru pamit meninggalkan kelas, dan diikuti oleh murid murid yang berjalan berhamburan keluar kelas.

Awan membereskan barang barang nya dahulu kedalam tas, selesai nya dia berdiri dan memakai tas ransel nya, matanya menatap adam yang masih membereskan bukunya.

"Dam, lu bawa motor?" adam menoleh lalu menggeleng.

"Lu naik ojek?" adam menggeleng.

"Mobil?" adam mengangguk.

Mata Awan melebar, "yang bener?! Emang lu udah punya SIM?!"

"Belum, mau nebeng?"

Awan berfikir sebentar lalu menggeleng, "enggak deh, makasih."

"Yaudah gue duluan." adam pergi

meninggalkan Awan. Awan hanya memerhatikan punggung lelaki itu dan dia ikut keluar dari kelas.

"Roftop, berarti ruangan paling atas." Gumam Awan.

Awan menaiki tangga menuju lantai paling atas, dan sesampainya di sana dia diam dulu didepan pintu roftop yang tertutup itu.

Cklek

Awan membuka pintu roftop dan dapat di lihat ada dua orang lelaki yang lagi duduk sambil bercengkrama, lelaki satu menyenderkan kepalanya di pundak si lelaki satunya.

Dahi Awan mengkerut, dari postur tubuhnya dua lelaki itu nampak bukan seperti jevan.

Kaki jenjang nya berjalan Mendekat, dan kedua lelaki itu yang menyadari nya menoleh kearah Awan.

Awan tersenyum kikuk, dia ingin berbicara tapi sudah di potong oleh lelaki yang tadi menyender di pundak temannya.

"Lu pasti Awan?" Awan ngangguk. "Mau nemuin jevan kan?" Awan ngangguk lagi.

"Tuh di pojok, eh tapi kenalin dulu gue bima."

Awan ngangguk kecil, "Awan."

Bima merangkul pundak temannya, "yang ini arvin, kalo lu mau lu gak usah manggil gue sama arvin pake embel embel 'kakak'."

Awan ngangguk kecil, "oke, makasih ya."

Awan pergi menuju dimana jevan berdiri disana.

"Imut ya vin." arvin gak jawab, dia kembali bermain dengan headphone nya.

"Hey!! Mas lu ngerokok?!"

Jevan yang lagi bertumpu pada pembatas roftop menoleh kearah Awan yang menutup hidung, masih dengan rokok yang bertengger di mulutnya jevan berjalan mendekat.

"Iya, kenapa?"

"Gak baik tau! Lu mau paru paru lu sakit?!"

Jevan mengangkat bahu acuh, lalu mengisap rokok nya dan menghembuskan asapnya tepat dihadapan Awan.

Awan batuk-batuk saat asap rokok nya masuk kedalam Indra penciuman nya, "uhuk! Bangke lu! Buang gak tu rokok!"

"Gak mau."

"Berenti ngerokok mas! Gak baik buat tubuh!" Awan mendongak ke atas supaya bisa melihat wajah jevan.

Jevan mengangkat sebelah alisnya, "gak bisa, kek nya gua udah kecanduan deh."

"Nah kan! Udah deh ganti aja tu rokok pake permen! Lebih enak!"

Rokok jevan yang sudah habis ia buang di bawah dan langsung diinjak oleh Awan.

Jevan menangkup wajah manis Awan dengan satu tangannya membuat pipi tembam Awan terlihat jelas, apa lagi bibirnya yang kecil jadi monyong.

"Bibir lu aja deh yang buat gantiin rokok gue."

tbc~ hahaha siap siap buat part kedepannya 🦋🦋

Dibalik Awan ✔ [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang