21. NIGHT RIDE WITH MAS J

214 54 0
                                    

Perempuan itu menatap Awan dan pandangan mereka berdua bertemu, perempuan itu tersenyum miring berjalan mendekati Awan.

"Em... Pesen apa kak?."

Perempuan itu adalah Nita, dia tersenyum remeh menatap Awan dari bawah sampai atas.

"Ck, ck, ck kerja lo disini? Anak sekolah kok kerja, gak dikasih duit ya sama ortu?."

Awan mengerjap-ngerjapkan matanya, saat Kaka kelas itu membahas tentang kedua orang tuanya.

Dia meneguk air liurnya lalu tersenyum kecil, "ya... Gue kerja, dan gue emang gak pernah dikasih duit sama bunda sama ayah, masa ia gue harus minta ke tanah gitu?." Diakhiri dengan kekehan rendah.

Nita mengangkat sebelah alisnya, "so? Gue gak peduli." Dia menatap Awan dengan angkuh tanpa ada rasa bersalah.

"Gue kesini mau ketemu Jevan, mana Jevan?."

"Gak tau, mas Jevan gak kesini."

"Gak usah boong lo cupu."

"Emang bener, dia gak kesini dari tadi sore. Lagian kakak kenapa gak nelpon? Tanya dia lagi dimana?."

"Kakak, kakak, gue bukan kakak lo ya!"

"Serah dah." Batin Awan.

"Awas aja kalo lo boong disekolah liat apa yang bakal gue lakuin." Setelah itu Nita pergi keluar cafe.

Awan menghela nafas panjang membenamkan wajahnya di lipatan tangan, sampai tepukan pada kepalanya membuat dirinya mendongak.

Dia mengerjap-ngerjapkan matanya, melihat seseorang yang berdiri dihadapannya ini.

"Mas Jevan?"

Jevan cowok jangkung itu senyum ganteng kearah Awan, "hai manis."

"Ngapain?"

"Mau liat cafe aja." Ucapnya sambil menaruh kedua tangannya disaku celananya.

Awan ngangguk, "tadi ada yang nyari lo."

"Siapa?"

"Temen lo yang waktu dikantin."

"Cewe atao cowo?"

"Cewe."

"Ooh... Yaudah biarin aja, belom pulang lo?"

"Sekarang jam berapa dah." Dia menatap jam yang tertempel di dinding, "gue pulang sekarang aja deh, dah setengah sembilan."

"Lo mau pulang?" Awan ngangguk.

"Bareng gue."

"Ha?."

"Pulang nya Ama gue, gue anter."

"Pake imbalan lagi?"

"Ya iya, tapi entar kalo dah sampe."

Awan menggulum bibir lalu mengangguk, "tunggu dulu ya mas!"

*****

"Mas jangan kenceng kenceng bawa motornya, entar gue kena sawan."

"Oke manis."

Jevan membuka satu helm dan memakaikannya di cowok mungil, dan memasangkan ceklikan nya juga.

Awan hanya mengerjap-ngerjapkan matanya mendongak menatap wajah Jevan, "kenapa bawain gue helm?"

"Khusus buat lo, dah Yo naik."

Jevan duduk di jok motornya memakai helm full face nya, Awan diam sebentar lalu naik ke motor Jevan.

"Mas jangan kenceng kenceng! Ntar gue tonjok lu."

"Iya... Pegangan ok." Jevanmenarik tangan Awan supaya bertengger di pinggangnya, "pegangan entar lo jatoh kepental angin."

"Sialan!" Awan terkekeh kecil.

Dan kedua lelaki itu menaiki motor di sepinya malam hari, dengan Awan yang mencoba menetralkan detak jantungnya.

tbc ~~~ CIEEE UDAH ADA PERASAAN NIHH :>

Dibalik Awan ✔ [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang