duapuluhtiga

2.4K 213 25
                                    

Semenjak malam dimana Seokmin mengajak dan menjelaskan semuanya kepada Jisoo,Seokmin menjadi sering kerumah Jisoo dan kawan-kawan.

Seperti saat ini,Seokmin sedang berada dirumah itu menemani Minghao,awalnya semua orang merasa aneh tapi Seokmin langsung menjelaskan secara runtut agar tidak ada kesalahpahaman.

Seokmin juga semakin dekat dengan Minghao,ia dan Minghao sudah seperti ayah dan anak.

"Seokmin oppa,Eisha bingung dengan yang ini"

"Sini oppa bantu"

Interaksi tersebut tak luput dari pandangan kelima wanita lainnya,karena Jeonghan dan Jisoo sedang libur bekerja jadi mereka berada dirumah.

"Kenapa hampir setiap hari dia kesini sih?"
Tanya Jeonghan

"Tak tahu,aku sudah mengusirnya tapi dia tak menghiraukannya,dan kenapa Eisha malah dekat dengannya"

"Yakan kau yang punya masalah eon"
Jihoon menyahut

"Aku belum memaafkannya tapi ia ingin membuktikan apa yang ia ucapkan jadi ya mau tidak mau"
Jisoo juga lelah dengan Seokmin yang sering datang padahal tidak ada hal yang penting.

"Ah sudahlah,biar kan saja lagi pula juga Eisha sepertinya nyaman dengan Seokmin.dia seperti menemukan ayah keduanya"
Wonwoo ikut menambahi

"Dan Jisoo eonnie adalah ibunya"
sahut Seungkwan yang membuat Jeonghan,Wonwoo,Jihoon terus menggoda Jisoo dan membuat Jisoo kesal sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi yang cerah.
Kamar bernuansa abu-abu perpaduan gelap dan terang menjadi tempat Seungcheol meminta pertimbangan kepada Vernon.

"Ya sudah lakukan saja hyung,nanti minta bantuan Seokmin hyung"

"Baiklah,kalau begitu aku pergi dulu menyiapkan semuanya"

"aku akan meminta bantuan Seokmin Hyung"

Vernon segera mengambil Handphonenya yang berada diatas nakas dan mencari nomor yang tertera nama 'Seokmin Hyung'.

Setelah menelpon Seokmin,Vernon memutuskan untuk mendi karena ia ada kelas siang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Eomma,Dino masuk dulu yaa"
Pamit Chan yang berangkat sekolah diantar oleh Jihoon

"Iya,belajar yang rajin oke?,jangan langgar aturan"

"Siap eomma!"

"Anak pintar,ya sudah sana cepat masuk"

"Dino masuk dadahhh"

"Semangat!!"

Setelah Chan menjauh,Jihoon tinggal seorang diri karena memang masih pagi.
Tetapi saat Jihoon membalikan badan ia malah menabrak dada bidang seseorang.

"Akhh"
Jihoon mendongak memastikan siapa yang berdiri tepat dibelakangnya,mata sipitnya terbelalak dan tangannya mulai bergetar tubuh Jihoon seketika melemas.

"Ji-Jihoon"

Baru saja Jihoon ingin melarikan diri,orang tersebut dengan cepat menyengkram tangan Jihoon.

"Jihoon,aku perlu bicara padamu kumohon"

"A-aku ha-harus pu-pulang,ma-maaf"
Ucap Jihoon memberontak melepaskan tangan Soonyoung yang melingkar dipergelangan tangannya,beruntung mereka berada ditempat yang lumayan sepi dan tak banyak orang yang lewat.

"Jihoon-ah,kumohon"

"Ma-maaf"
Akhirnya tangan Soonyoung terlepas dari tangan Jihoon dan kesempatan itu digunakan untuk Jihoon melarikan diri.

Soonyoung melihat kepergian Jihoon dengan rasa yang berkecamuk,hampir gila.
Rasa bersalah empat tahun lalu selalu menghampirinya akhir-akhir ini,potongan memori-memori saat ia melakukan hal bejat itu selalu datang menghampiri saat ia tertidur ditambah saat ia melihat Dino naluri seorang ayah Soonyoung meronta-ronta.ia ingin selalu berada didekat Dino seperti ayah dan anak pada umumnya.

Setelah pagi ini bertemu dengan Jihoon,perasaan Soonyoung semakin tak karuan.dosa nya seperti benar-benar tak bisa dimaafkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sore menjelang malam,Seokmin bergegas menuju kantor dimana Jisoo bekerja,you know lah yaa ia ingin menjemput kesayangannya.

"Jisoo-ya,kau pulang bersamaku.aku tak menerima penolakan"

"Tidak bisa,aku pulang bersama Hana"

"Kau bersamaku.kalo soal Jeonghan,nanti ada yang mengantarnya pulang"

"Siapa?"

"Ah iya tadi Hao meminta kita membelikannya eskrim,cepat ayo"

"Baiklah"

Disisi lain,Jeonghan tengah mengerjakan pekerjaannya yang tinggal sedikit.

"Akhirnya aku bisa pulang"
Monolog Jeonghan,lalu segera mengemasi barang-barangnya dan segera pergi menuju meja Jisoo.

"Kenapa sepi sekali"

Jeonghan berjalan menuju meja Jisoo dan menemukan secarik kertas dan Jeonghan pun segera membacanya.

'Hannie-ya,aku pulang duluan,maafkan aku.nanti kau akan dijemput seseorang...jadi tunggu saja,oke?💚'

"Dasar anak ini"
Gerutu Jeonghan


Sekarang Jeonghan sudah berada diluar kantor,tapi tak ada tanda-tanda adanya orang yang menjemputnya

"Permisi,apa noona ini teman dari Hong Jisoo?"

'Darimana orang ini tahu nama asli Shua?'
Batin Jeonghan

"I-iya,ada apa ya?"

"saya yang ditugaskan untuk menjemput anda noona,mari noona"

"Baiklah"

Jeonghan dibukakan pintu oleh orang tadi yang mengaku suruhan Jisoo,Jeonghan tak nyaman dengan perlakuan berlebihan seperti ini.dia terbiasa dengan melakukan semuanya sendiri.

Saat sudah mulai melajukan mobil,dahi Jeonghan berkerut.

"Ini bukan arah jalan rumahku,kita harusnya belok kiri"
Tegur Jeonghan

"Tenang saja noona,aku tau jalan yang lebih cepat"

"Ta-tapi..."

"Tenang saja noona"

Jeonghan diam,ia pasrah dulu dan mengisi seluruh energinya siapa tau nanti butuh banyak energi untuk melepas diri dari mobil ini.

Mobil tersebut berhenti yang mana membuyarkan lamunan Jeonghan.

"Kenapa kita kesini?"
tanya Jeonghan

"Ada yang ingin bertemu denganmu"

"Aku tak membuat janji dengan siapapun asal kau tau"

"Lebih baik anda masuk terlebih dahulu"

Jeonghan kesal,ia sangat lelah malah diajak kesebuah cafe,tapi jika nekat pulang mungkin kakinya akan patah karena jarak dari cafe kerumah Jeonghan (dan kawan-kawan) sangatlah jauh.

Jeonghan memasuki cafe dengan asal karena moodnya menurun.

Tapi saat membuka pintu ia terkejut ada seseorang yang berdiri dibalik pintu,ia mendongakkan kepalanya.

"KAU?!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

please stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang