empatpuluhsembilan

1.9K 152 3
                                    

Keesokan paginya hal yang dirasakan Wonwoo ketika bangun tidur adalah sakit disekujur tubuhnya,rasanya badannya remuk tak berbentuk.

Ia memunguti baju-baju yang berserakan dan pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai mandi Wonwoo langsung pergi kedapur tanpa ada niatan membangunkan Mingyu,ia masih terbayang kejadian tadi malam,diantara malu dan takut.

Takut jikalau Mingyu tak menyadari perbuatannya tadi malam,dan malu karena Mingyu sudah melihat tubuhnya.

Mencium wangi masakan yang lezat membuat Mingyu terbangun dari tidurnya.

Tunggu...

Mengapa ia tak memakai baju sama sekali?
Banyak bekas juga

Apa jangan-jangan ia dan Wonwoo...

Apa benar?!?!?

Seketika mata Mingyu melebar terkejut.

Ia cepat-cepat pergi membersihkan diri baru turun mencari Wonwoo.

Sesampainya di dapur,Mingyu langsung memeluk pinggang ramping sang istri yang sedang berdiri membelakanginya karena sibuk memasak.

"Sayang,maafkan aku yaa untuk tadi malam"
Ucap Mingyu seraya meletakan dagunya dibahu Wonwoo.

Mingyu gatau aja kalo muka Wonwoo udah merah karena nahan malu setengah mati,kenapa harus ngangetin sih?!.

"Ga-gapapa"
Ucap Wonwoo

"Maaf~"

"Gapapa Gyu,udah yuk makan"
Ajak Wonwoo

"Bener?"
Tanya Mingyu menatap mata Wonwoo lama

"Iya Kim Mingyuuuuuuu"

"Yuk makan~"

Wonwoo bersyukur setidaknya Mingyu ingat apa yang ia perbuat tadi malam,walau Wonwoo harus menahan malu.

Merasa terus ditatap,Wonwoo mendongakkan kepalanya dan ternyata Mingyu tengah menatapnya dengan senyum manisnya.

"Kenapa?"
Tanya Wonwoo yang merasa bingung akan tingkah Mingyu

"Terimakasih karena tidak marah padaku,jadi hari ini aku akan mengajakmu pergi"

"Aku tidak ada hak untuk marah padamu,dan kau akan mengajakku kemana?"
Tanya Wonwoo

"Kemana pun kau mau"

"Tidak untuk hari ini,badanku remuk"
Jawab Wonwoo

"Be-benarkah?,maafkan aku"

Inikah yang dulu membullynya?,memfitnahnya?

Kenapa jadi seperti anak anjing yang meminta makan.

"Tidak perlu minta maaf,gapapa kok cuma jangan hari ini perginya"
Ucap Wonwoo

"Baiklah,tapi kalau kau ingin apa atau kemana gitu bilang sama aku"

"Hmm"
Jawab Wonwoo melanjutkan acara makannya
.
.
.
Jam menunjukan pukul 09.38 dan Jihoon baru bangun.

Jihoon masih diam mengumpulkan nyawa

Seketika mata sipitnya (Tapi sipitan Soonyoung) melebar.

Otaknya memutar kejadian tadi malam,walau samar-samar tapi ia ingat.

Ia harus segera membereskan ini semua.

Jihoon bangkit dan membersihkan diri dulu paling utama,lalu duduk bersandar dikepala ranjang setelah selesai membereskan semuanya sekalian mengecek ponselnya.

Cklekk

"Ji"
Panggil Soonyoung pelan

Dan Jihoon menoleh

"Ya?"

"Apa aku boleh masuk?"
Tanya Soonyoung

"Siapa yang melarangmu?"
Tanya balik Jihoon

Soonyoung masuk dengan menenteng kantong plastik makanan yang ia beli dari luar hotel.

"J-ji kau tak apa kan?"
Tanya Soonyoung lagi

"Aku baik-baik saja memang ada apa?"

"U-untuk tadi malam ee eum-"

"Tak apa,itu kewajibanku sebagai istri bukan?,itu kesalahanku juga,kenapa kau takut sekali eoh?"
Tanya Jihoon

"Kau tau? Aku takut kau menjauhiku lagi,membenciku lagi,tak menerima keberadaanku lagi~"

"Kkkk~...lupakan,dan kau bawa apa?"
Tanya Jihoon

"Makanan,ayo kita makan!"

Soonyoung senang bahkan sangat senang setelah mengetahui istrinya mulai melawan rasa takutnya dan selalu berpikir positif.

(*ibarat kata babeh Cheol 'stay positif')

"Nanti siang kita sudah kembali kekorea Ji"

"Aku tak sabar bertemu Dino~"
Semangat Jihoon

"Jagoanku sedang apa dia"
Soonyoung ikut menimpali

"Habis ini bantu aku beres-beres ya Soon"
Minta Jihoon

"Baiklah"
Jawab Soonyoung
.
.
.
"Minghao-ya"
Panggil Jun,karena ia tak melihat istrinya sejak pagi.

Jun sengaja meliburkan diri agar ada waktu berdua dengan Minghao,lagi pula itu perusahaan miliknya jadi sesuka dia mau masuk atau tidak.

Jun sudah mencari kesetiap sudut apartemen tapi tidak menemukan tanda-tanda adanya Wen Minghao disana.

Ckleekk

"Hao!"

"Eoh?,oppa sudah bangun? Hao kira belum"
Ucap Minghao,pasalnya tadi sebelum Minghao pergi kemini market,ia sudah membangunkan Jun tapi tak kunjung bangun jadi Minghao tinggal pergi.kasian juga karena masih nyenyak masa dibangunkan.

"Kau dari mana? Kenapa tidak membangunkanku?"

"Sudah,Jun oppa tak mau bangun,Hao habis dari mini market depan untuk membeli beberapa bahan makanan"
Jawab Minghao

"Kau tak perlu masak,kita makan diluar ya?,kita sudah lamaaaaaaaa sekaliii tak makan diluar berdua"
Ucap Jun

"Kkkk~...baiklah"
Kikik Minghao karena cara bicara Jun

"Jun oppa mandi dulu sana,sebentar lagi memasuki jam makan siang"
Lanjut Minghao

"Baiklah,kalau begitu aku mandi dulu,kau juga siap-siap Hao"

"Iya,nanti Hao nyusul,Hao mau beresin belanjaan dulu"

Setelah itu Jun pergi kekamar lagi untuk mandi,sedangkan Minghao pergi ke dapur untuk membereskan belanjaannya.
.
.
.
"Kwanie"
Panggil Vernon

"Kenapa?"

"Kau tau?,kemarin Jun hyung menelponku hanya untuk memarahiku"
Adu Vernon pada Seungkwan

"Memarahi? Karena apa?"
Tanya Seungkwan

"Karena drama yang aku rekomendasikan untuk Hao noona"
Jawab Vernon

"Hah? Tak mungkin Jun oppa memarahimu hanya karena drama"

"Eum isi dramanya yang membuatnya memarahiku"

"Memang isinya apa? Aku belum sempat melihatnya karena tugas dari Kim Saem membuatku hampir gila"

"Isinya orang yang sedang 'itu'"

"Bodoh! Vernon bodoh bangettttt"
Seungkwan ikut kesal

"Kok kamu jadi ikut kesel gitu"

"Habisnya lo bodoh bangettttt,udah tau Hao eonnie polos kebangetan masa mau lo cemari otaknya hah?!?!,aku dukung Jun oppa,males sama lo"

"Yahh Kwan~"
Rengek Vernon karena Seungkwan mendiaminya

"Bodoamat!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

please stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang