tigapuluhtiga

2.3K 208 13
                                    

Sudah tengah malam,tapi Seungkwan belum bisa memejamkan matanya,ia masih menonton drama diruang tengah ditemani Vernon.

Saat Dramanya sudah habis pun Seungkwan hanya diam,seperti ada yang menganggu pikirannya,Vernon yang menyadari itu pun langsung bertanya.

"Ada apa hmm?,apa ada yang menganggu pikiranmu?"
Tanya Vernon dengan pandangan yang tak lepas dari wajah cantik Seungkwan.

"Berhentilah menatapku!,aku masih takut denganmu"

"Makannya katakan apa yang menganggu pikiranmu"

"Wona eonnie"

"Wonwoo?,ada apa dengan Wonwoo?"

"Ahh rasanya aneh memanggilnya dengan Wonwoo,apalagi Jeon Wonwoo"
Seungkwan tersenyum getir

"Coba kau ceritakan pelan-pelan"

Seungkwan menghela napas

"Empat tahun lalu,Wonwoo eonnie,Jihoon eonnie,dan Minghao eonnie...kesehatan mentalnya terganggu sampai ada yang mengatakan mereka adalah orang gila,,hiks ah kenapa aku menangis,,hikss aku kagum dengan mereka bertiga yang mampu bertahan dengan segala cobaan yang diberikan pada mereka..."

Seungkwan tak sanggup melanjutkan ucapannya,Vernon juga paham mengapa Seungkwan tak mampu menjelaskannya.

"Dan aku ingin Wonwoo eonnie juga diterima kembali dengan keluarganya,seperti aku sekarang.jika tidak,bukannya itu tidak adil?"

"Bagaimana jika kita pertemukan Wonwoo dengan keluarga Jeon?"

"Apa,tak apa?"

"Besok ikut denganku,aku akan berusaha sebisaku.sudah jangan dipikirkan lagi,sekarang tidur,ini sudah larut malam"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kau akan menjemput Dino eon?"

"Iya,jaga rumah ya Eisha"

"Iya eon"

Jihoon berjalan menuju mobilnya dan segera pergi menjemput anak tampannya itu

Setelah sampai,Jihoon turun dari mobilnya,sudah banyak anak-anak berlalu lalang karena memang ini sudah jam pulang,tapi anehnya mengapa anak tampannya itu tidak ada.

"Changbin,apa kau tahu dimana Dino?"
Tanya Jihoon pada teman sebangku anaknya itu.

"Biasanya Dino menunggu dibangku dekat pinggir jalan imo"

"Ah baiklah terimakasih"

"Iya imo"

Jihoon berjalan menuju bangku yang dimaksud Changbin,bangku tersebut berada disekitar belakang sekolah,saat berbelok untuk memanggil Dino,ia malah dibuat serangan jantung karena Dino hampir tertabrak dan syukurlah ada yang menyelamatkannya.

Dino dan orang yang menyelamatkannya itu berjalan mendekati Jihoon dan itu membuat jantung Jihoon kembali bekerja.

"Dino-ya,kau baik-baik saja?mana yang sakit?,tidak ada yang luka kan?"

"Eomma tenang,Dino tidak apa-apa samchoon baik yang menyelamatkan Dino...oh iya,ini samchoon baik yang sering Dino ceritakan"

Jihoon mendongak menatap siapa samchoon baik yang telah menyelamatkan Dinonya,Jihoon tak begitu terkejut,karena ia sudah menebak pasti Soonyoung akan mendekati anaknya setelah pertemuannya dengan Soonyoung beberapa hari lalu.

"Terimakasih"

Senyum Sooyoung langsung mengembang ketika mendengar suara itu.

"Dino,ayo pulang"
Ajak Jihoon

"Biar ku antar"

"Ah tidak usah,aku membawa mobil sendiri"

"Kalau begitu,hati-hati dijalan"

Setelah itu Jihoon dan Dino meninggalkan Soonyoung,dan Sooyoung kembali kemobilnya dengan senyuman yang jarang ia tunjukan pada orang-orang bahkan orangtuanya sendiri
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ckittt
Brakk


Ruangan bernuansa putih dan berbau obat adalah hal yang Jun rasakan saat membuka matanya.

Ia melihat sekitar,dan sedikit terkejut melihat adanya seseorang sedang tertidur sambil duduk dengan tangan yang dilipat dan kepalanya pertumpu tangan.

Jun berusaha duduk tapi yang ia lakukan justru membangunkan orang itu

"Eunghhh...eoh,pa-pak Jun sudah bangun,saya panggilkan dokter dulu"

"Tunggu"

"I-iya pak?"

"Kemari"

Orang itu berjalan mendekat keranjang yang digunakan Jun.

Jun pun menatap dalam mata orang dihadapannya ini,

Mata ini mengingatkan Jun pada seseorang

"Kau anak baru yang masuk kelas seni kan?"

"I-iya pak"

"Eisha Kim?"

"I-iya"

"Wen Minghao?"

"I-...."
Mata bulat Minghao melebar terkejut,beruntung ia sedang menunduk.

"Saya minta buka maskermu"

"Ta-tapi saya baru flu pak"

"Buka atau nilaimu saya turunkan"

Dengan berat hati,Minghao melepas masker yang ia gunakan.

"Apa kabarmu Wen Minghao?"
Tanya Jun

Minghao hanya diam dan menunduk,ia tak berani mengangkat kepalanya,Hao hampir menangis,dia takut sekarang bahkan tangannya mulai gemetar.

Jun bukan orang bodoh yang tidak tau menahu tentang gerak gerik Minghao sekarang.

"Tidak perlu takut,aku tak akan menyakitimu"

Setelah mengatakan itu Jun mengirim pesan pada appanya agar pergi kerumah sakit

Setelah mengirim pesan Jun meletakan kembali ponselnya,ia menatap Minghao yang masih diam dengan tubuh yang gemetar,Jun menarik tangan Minghao lalu memeluknya agar ia tidak takut lagi pada Jun

Tak lama kemudian,pintu kamar rawat Jun dibuka seseorang.

"Jun"
Panggil Appa Wen,ya orang yang membuka pintu adalah appa Wen

Pelukan Jun dan Minghao lepas,Appa Wen yang melihat seorang perempuan yang tak asing baginya pun berjalan mendekat.

"Kau...Minghao?"

Minghao mengangkat kepalanya takut-takut

Grep

"Minghao,kemana saja selama ini kamu nak,selama ini appa khawatir padamu,jangan pergi lagi"
Ucap appa Wen dengan memeluk Minghao

Setelah memeluk Minghao lama,Appa Wen kembali bertanya seraya melepaskan pelukannya pada Minghao

"Hao udah makan?"
Tanya Appa Wen,ia melupakan anaknya yang terbaring diranjang rumah sakit

Dijawab gelengan oleh Minghao.

"Appa kekantin rumah sakit dulu,kau disini bersama Jun"

Setelah mengatakan itu Appa Wen pergi meninggalkan ruangan kamar rawat Jun.

"Kembalilah ke apart kita"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

please stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang