08. gelato's date

33 7 9
                                    

Dia memang manis seperti gelato, melelehkan siapa saja yang merasakan nya
.
.
.
.
.
.
.
.

Annette menyeka airmata nya pelan, ia meletakkan kembali foto itu pada tempatnya---Gadis itu menaikkan tangan, memandu dagu mungil nya.. Kembali pada pikiran tanpa arah.

Langit malam memang dipenuhi bintang-bintang yang bersinar terang, menyilaukan siapapun memandang nya.. Membuat suasana malam yang indah. Tapi berbeda dengan keadaan hati Annette malam ini..

Ia menundukkan badan nya kebawah, hendak mengambil beberapa buku pelajaran untuk dibaca ulang kembali.. Tapi tak sengaja ayunan tangan nya menjatuhkan bingkaian hitam foto tersebut.

Pecahan kacanya berserakan kemana-mana, perasaan Annette semakin dibuat tidak enak dengan kejadian barusan..

Ia mengambilnya dengan hati-hati, berusaha menghindari pecahan kaca yang tajam, hingga secarik amplop usang tiba-tiba muncul dari balik foto Ibu dan dirinya.

Terselip..

Surat ini terselip begitu lama di dalamnya..

Surat ini terselip begitu lama di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚪⚪⚪

"Gawat.. Gawat gawat gawat!!" Evelyn tergesa-gesa, ia memacu cepat langkahnya melihat Annette yang berjalan santai masih menikmati udara pagi area sekolah.

"GAWAT! ANNEE! GAWAT"

"Apa?" volume suara Annette naik, ia penasaran.

"Ujian dadakan..." bibir Evelyn bergetar menyebutkan kalimatnya.

"Ah itu mah udah biasa-"

"JAM PERTAMA!"

"HAH?" ia tersentak kaget dan tidak menyangka, kali ini benar-benar gawat! Annette melepas genggaman Evelyn, sekarang ia berlari lebih cepat dibanding sahabatnya itu.

"Selamat pag-" Belum ada lima menit, seluruh anak dibuat sigap oleh kehadiran Guru Penguji "Pagi pak" mereka segera berdiri kemudian menundukkan setengah tubuhnya untuk memberi salam. Termasuk Annette yang masih memegang buku.

"Ujian mata pelajaran Sejarah, dimulai"

"Ini A, B atau C sih?"

"Kaisar ke 21 ?"

"Ck!" Alva mengacak rambutnya bingung, ia harus pilih yang mana?

"Cap cip cup"

"Kembang kuncup" ia menyilangkan tinta pulpen nya ke jawaban asal. Hatinya agak sedih tapi juga putus asa, tidak tahu harus menjawab apa. Yang terpenting lanjut ke soal berikutnya.

Alva yang duduk di pojok dekat jendela merasa ada sesuatu yang seakan bergerak tidak wajar. Itu tidak mungkin hembusan atau daun yang terbang "Astaga! Ngagetin aja lo"

Untuk, EverestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang