18. 52

25 1 0
                                    

Perbaiki hidupmu, semangatmu, walau pada akhirnya garis takdir tak akan bisa diubah
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kocok yang bener, nanti tumpah!!"

"Gak gitu dong.."

"ASTAGA!!"

"Itu garem RESTTTTT !"

Everest menepuk keningnya, ia menggeleng tertawa. Memasukkan 2 sendok penuh garam ke adonan kue? Bagaimana rasanya?!

"Lo aja yang makan kalo gitu"

"Gue gamau"

Everest mencolek adonan kue pink miliknya, mencicipnya sebentar. Annette menatapnya ragu "Kue stroberi dengan garam? Bagaimana rasanya?" benar saja tiba-tiba wajah lelaki itu memerah "Wlek!"

"Buang anjir bego banget" Annette mengerinyit emosi, udah tau rasanya bakal asin ngapain harus dicoba lagi? Everest berlari ke arah wastafel dan membuang adonan kue stroberi nya itu. Ia lanjut membasuh tangan masih dengan ekspresi tidak enak. "Masih mending bekel nya Dion daripada ginian"

"Wah, lo tukang malak bekel?" gadis itu memundurkan kepalanya, lalu menepuk tangan.

"Karma JAHAHAHAHA"

Everest membalikkan badan nya dari wastafel dan melihat Annette yang sudah terpingkal-pingkal. 

Annette berjalan mendekat dan memposisikan badan nya ke arah laci-laci yang berada diatas Oven. Sedikit menjinjit gadis itu ingin mengambil sebuah kotak mixer didalam, tapi tiba-tiba saja sepasang tangan menjulur keatas, membuatnya kaget.

Badan nya berada tepat dibelakang gadis itu. Posisi mereka berdekatan sekarang, hati Annette seakan berdebar-debar. Dadanya yang bidang membuat sebuah dekapan hangat, gadis itu sontak saja memalingkan tubuhnya.

"Lo ngapain sih?!" sepasang tangan gagah milik lelaki itu semakin menjulur keatas, seperti menghalanginya bergerak. Everest mengambil sebuah kotak putih berisi mixer lalu membawanya kebawah.

Sebelum memalingkan badan, aroma wangi dari rambut di hadapan nya masuk ke indra penciuman Everest, ini membuat suasana yang sangat hangat, nyaman, seperti tidak ingin lepas.

Annette berjalan mundur melihat Everest yang akhrinya membawa kotak itu ke bawah. Ia menaruhnya dimeja dapur. Everest mengambil sebuah kain dan mengusap permukaan nya dari debu. Lalu lelaki itu memundurkan langkahnya.

Annette kemudian berjalan mendekati kotak putih tersebut, hendam membukanya. Di belakang sana Everest menatap sekilas rambut Annette yang tercepol asal. Tampak beberapa rambutnya terurai sendiri, entah mengapa itu cocok untuknya, terlihat---cantik.

Sedangkan Bi Seo terduduk santai di ruang Televisi, menikmati acara berita-berita yang membawakan aktor dan aktris besar di saluran Televisi kesukaan nya.

Sambil mengawasi Annette dan Everest di dapur, Seo sesekali menoleh. Dua anak itu tidak boleh ditinggal sendirian, kalau tidak bisa terjadi hal macam-macam.

Kebakaran, misalnya.

"Annette, atur suhu oven nya yang benar" teriak Seo yang masih selonjoran memegang remot TV.

⚪⚪⚪

"Berita terbaru, kelanjutan dari skandal yang menimpa aktor tampan di drama-drama televisi"

"Skandal aborsi yang meruak di sosial media terbukti salah"

"Kita saksikan, berikut ini"

Untuk, EverestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang