dia akan selalu bermekaran, cantik seperti mawar
.
.
.
.
.
.
.
.Dua tiga hari..
Tak terasa dua minggu berlalu. Setiap pulang sekolah, Everest dan teman-teman selalu menyempatkan diri menjenguk Annette yang masih terbaring di rumah sakit.
Juan? Ia pindah bersama keluarga nya ke Switzerland. Meninggalkan seluruh kesalahan nya tanpa berusaha memperbaiki dan meminta maaf.
Pukul 12 siang Everest keluar dari gerbang sekolah hendak menuju Rumah Sakit. Lelaki itu menyempatkan diri mampir ke toko bunga dan membeli sebuket mawar merah yang cantik.
Disana juga ada tiga teman nya, Evelyn, Alva, dan Dion yang setia menemani. Hingga sesaat sebelum tiba-tiba ponsel lelaki itu bergetar lagi.
Missed call dari Paman Kim.
"Everest.."
"Suhu tubuh ayah mu tinggi, cepat pulang"
"Paman sudah bantu mengompres dahi nya, tetapi sekarang ia berteriak dan berhalusinasi lagi"
"Tolong cepat pulang, Everest.."
Buket bunga dalam genggaman Everest perlahan jatuh. Alva mengambil buket nya "Rest?"
"Sorry gue harus pergi"
"Kenapa Rest?"
"Gajadi jenguk Annette?" Dion bertanya kebingungan.
Everest menggeleng, kemudian tersenyum. Ia tidak ingin membagi masalah nya pada orang lain "Tolong titip bunga nya aja, ya"
"Berikan pada Annette.."
⚪⚪⚪
Dimotor Everest menancapkan gas dengan kecepatan tinggi, meluapkan segala emosi yang ia pendam sekarang.
BRMMMMM
Lelaki itu menggeleng "Gak! Gue harus kuat"
"Demi kebahagiaan Ayah, Ibu.."
"Demi Annette.."
Ia sampai di dalam rumah, keadaan nya sangat kacau. Paman Kim masih berusaha menenangkan Ayah. Lalu Everest membuat sebuah teh hangat.
Ia mengaduknya perlahan, lalu terduduk di samping ayah yang sekarang terdiam dengan tatapan kosong. "Ayah?"
"Maaf, Everest baru pulang.."
"Ayo minum ini Ayah, biar ayah cepat sembuh"
Everest mengambil obat Ayahnya di laci. Lalu menegukkan ayahnya segelas teh hangat.
"Sudah, Paman Kim pulang saja.."
"Kalau ayah sudah enakan, Everest akan segera kembali ke Toko"
Kim lalu mengangguk pergi meninggalkan Everest dan ayahnya sendirian "Malangnya anak ini Tuhan, di usianya sekarang ia harus bekerja sendiri"
"Untuk menghidupi dirinya, dan Ayahnya yang hanya bisa terbaring lemah"
Everest terduduk di samping Ayahnya yang perlahan mulai memejamkan mata.
Dua jam berlalu..
Tak sadar lelaki itu terlelap di samping Ayahnya.
Pov :
Keaadan pantai disana sangat indah, langit cerah itu dilengkapi dengan ombak yang mengalir.
Di ujung dekat sekali dengan tepi pantai seorang gadis cantik tersenyum dengan posisi duduk, menikmati hembusan angin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk, Everest
Ficción GeneralPrinsip nya tinggi seperti namanya, Everest. Berlatar belakang di sudut kota Seoul, kehidupan remaja Everest tak pernah semulus sesuai rencana. Menjalani hari tanpa orangtua, ia hanya tinggal di rumah dengan bangunan sederhana, sendirian. Dirinya ta...