Hallo..
Kumpulan kata yang dijadikan sebuah kalimat lalu dibaitkan menjadi sebuah paragraf dan disatukan dalam sebuah karangan biasa.
Happy Reading 💚
"Setiap menggapai impian, terdapat sebuah proses yang panjang"- Beban Keluarga
6. Keinginan
Senyuman Devanie merekah saat menangkap siluet objek yang sudah beberapa hari ini tiada kabar, Ia memajukan kecepatan langkahnya untuk mengejar objek itu. Bahkan lipitan rok seragamnya ikut menegang karena telah kehabisan ruang akibat langkah yang besar.
"Fathaan!"
Lantas objek yang dipanggil menoleh kebelakang. Hal pertama yang dilihat oleh Devanie adalah senyuman manis dari Fathaan, entah itu senyuman menyapa atau lebih dari itu.
"Dolphini, apa kabar? udah sembuh? gimana istirahatnya cukup kan?" tanya Fathaan sambil meraba kening Devanie.
"Gue udah sembuh dari kemarin. Lo gimana? sehatkan?"
Fathaan membisu, ingin berkata bahwa Ia sehat itu kemustahilan, jika Ia berkata bahwa dirinya sedang sakit itu tidak mungkin, rasa trauma yang dialaminya kemarin belum membaik. Ia takut akan kehilangan orang didekatnya untuk kedua kali.
"Maaf Phin, kemarin aku tidak membalas satupun pesan kamu." Fathaan mengalihkan pembicaraan untuk memecahkan keheningan yang terjadi beberapa detik tadi.
"Yah, telat deh gue marahnya. Udah duluan lo minta maaf," sesal Devanie. Sebenarnya salah satu hal yang sangat disukai Devanie pada diri Fathaan yaitu terucapnya kata 'Maaf' jika dia merasa bersalah.
"Mirza kemana? biasanya barengan," kata Devanie sambil melihat kesekeliling mencari keberadaan 'Anak hebat' nya.
"Mirza lagi di panggil Pak Kurnia. Biasa, urusan beasiswa," jawab Fathaan.
Fathaan kembali melangkahkan kakinya menuju kelas, disusul oleh Devanie yang menyejajarkan langkahnya mengikuti Fathaan. Tidak sengaja mereka berpapasan dengan Dinda dan teman-temannya yang sepertinya ingin menuju ke perpustakaan. Tanpa aba-aba Devanie mengambil jarak dari Fathaan, Ia mengetahui bahwa Dinda tidak suka kedekatannya dengan Fathaan.
"Gue masih gak percaya lo putus sama Fathaan, Din," ucap salah seorang teman Dinda yang berambut keriting.
Ucapan teman Dinda membuat Devanie terdiam di tempat, kupingnya dapat mendengar dengan jelas kata 'Putus' yang diucapkan oleh gadis berambut keriting itu.
"Fathaan putus!? Tiba-tiba!? Kenapa? Kapan?"
Fathaan kembali menoleh kebelakang saat melihat Devanie tidak lagi berada disisinya, Ia menghela nafas panjang ketika menatap Devanie yang masih tidak bergeming, serta raut wajah seperti orang kebingungan.
"Dolphini!" Fathaan menjetikkan jemrinya tepat dihadapan wajah gadis itu.
Devanie seakan tersadar dari hipnotis, "Lo putus sama Dinda? Kenapa? Jangan bilang ini gara-gara persahabatan kita."
Lagi-lagi Fathaan menghela nafas panjang, Ia tahu pasti Devanie akan mengaitkan hubungannya yang kandas dengan persahabatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Funfflugel
Teen Fiction"KAMU ADALAH KIASAN FILOSOFI LUMBA-LUMBA." Devanie, dialah gadis yang membentuk persahabatan "Beban Keluarga", karena menurut ibunya Devanie adalah beban keluarga, dirinya di pandang sebelah oleh Ibunya, dan selalu dibanding-bandingkan dengan saudar...