Setelah beberapa jam mereka mengobrol, rasa ngantuk telah menyelimut, Stavone tidak pulang, tapi ia tidur bersama anak sulung dan Istrinya.
**
Ke esokan harinya, Stavone pergi ke kantor, tinggal Stava dan Tika di dalam. "Ayah di mana Bu?" tanya Stava.
"Ayah kerja Va, cari uang buat kebutuhan kita!" jawab Tika.
"Oh ya sudah deh kalau gitu, tidak apa-apa!" jawab Stava. Tika hanya mengangguk sambil duduk di depan ranjang Stava.
"Alhamdulillah anakku sudah semakin baik, semoga bisa seperti sediakala lagi, jadi orang yang cantik, baik, penyayang dan berbakti kepada kedua orang tua... Aamiin!" batin Tika sambil berdo'a untuk Stava.
2 jam kemudian, jam dinding telah menujuk 08.00, kini waktu makan telah tiba. Chrolla datang untuk memberi makan dan minum serta menyuntik Stava. "Oh iya Bu, terima kasih!" jawab Tika sambil menerima makanan tersebut. "Makan dulu sayang!" pinta Tika sambil mengacungkan sesendok nasi dan sayur. Syukurlah, Stava mau makan.
Usai makan, Stava mandi. Hari ini ia sudah mulai mandi sendiri tanpa bantuan siapapun.
Beberapa waktu kemudian, Stava terlihat berpenampilan cantik dan anggun bak orang normal serta badannya berbau harum. Tika dan Chrolla yang berada dalam ruangan langsung kagum setelah melihat Stava. "Hmmhhh... Wangi banget Mbk, pakai minyak wangi apa?" tanya Chrolla sambil membau.
"Minyak wangi saya bermerk Giamaks, memang wangi banget ini dok, aku saja langsung kepincut sama ini, jadi langsung aku beli!" celetuk Stava.
"Ma Sya Allah," jawab Chrolla sambil menyimpan rasa senang karena Stava sudah seperti orang normal.
Senyuman terpancar di bibir mereka. Rasa senang dan bahagia terselip dalam kalbu. Kedua mata Tika terfokus pada Stava yang hendak di suntik. "Sebentar Mbk, saya hitung ya, dalam hitungan ke tiga jarum suntik masuk ya!" ujar Chrolla. "1... 2... 3..."
Jarum telah berhasil menerobos kulit Stava, kini ia sudah tersuntik. Chrolla mengeluarkan jarumnya seraya pergi. Seperti biasa, setelah di suntik Stava merasa lebih tenang, nyaman dan tentram. Begitu pun dengan Tika yang sudah tahu bahwa pikiran Stava seketika menjadi tenang setelah di suntik.
"Bagaimana keadaanmu Stava, pasti enak banget kan?" tanya Tika.
"Alhamdulillah enak banget bu," jawab Stava sambil duduk bersandar tembok.
"Alhamdulillah."
"Tapi kapan aku pulang dari sini?" tanya Stava.
"Sebentar lagi pasti pulang, sabar ya!" jawab Tika.
"3 hari lagi?"
"Nanti kita tanya dokter ya!" jawab Tika. Stava hanya mengangguk.
Tanpa sadar, tiba-tiba Stava merasa ngantuk. "Huaamm... Aku mengantuk sekali!" curah Stava.
"Ya sudah tidur saja!" jawab Tika yang sudah tau bahwa ngantuk Stava disebabkan karena obat suntikan. Stava menguap satu kali dan tertidur pulas. "Aiihhh... Tidur yang nyenyak ya sayang, Ibu yakin kamu pasti cepat sembuh!" batin Tika sambil mengelus Stava.
Lama-kelamaan Tika juga mengantuk, ia pun tidur sambil duduk di kursi dan menyandarkan kepalanya di ranjang Stava.
Sudah 1½ jam Tika tidur, kini jam dinding telah menunjuk pukul 14.30, ia pun bangun. "Huaaammm..." Tika menguap sambil melihat putri sulungnya yang masih tidur pulas. "Belum bangun juga, sungguh lama tidurmu Nak!"
**
Sore hari telah tiba, jam dinding sudah menunjuk 17.30, Stava tak kunjung bangun. "Sudah hampir jam enam, tapi Stava belum bangun juga, mana juga belum mandi, lagi, Aiiihhh selama aku di sini tidurnya selalu lama!" batin Tika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Rumah Sebelah (Completed)
HorrorHello everyone👋Dalam cerita ini, saya mengisahkan seorang perempuan bernama Stava yang tinggal disebuah kota kecil bernama Deru. Rumahnya tidak terlalu besar, namun di sebelah rumahnya terdapat rumah mewah dan megah. Sayangnya, rumah itu kosong sej...