S. K. I. P.
_______________________________________3 hari kemudian, pada hari Minggu Stava sudah benar-benar sembuh dan diperbolehkan pulang.
Setiba di rumah, Stava disambut kedua adik tersayangnya. "Ya Allah, Kakak, Alhamdulillah Kakak sudah sembuh, aku seneng banget, yeeeeyyy, semoga Kakak sehat selalu ya!" ujar Sika yang memeluk Stava dengan senyuman bahagia.
"Iya Dek, Alhamdulillah banget kita bisa bertemu, sudah lama ya kita berpisah, karena Kakak di rawat!" jawab Stava yang berada dalam pelukan Sika yang juga memancarkan aura bahagia.
"Ma Sya Allah, bahagianya anak-anak Ibu!" ucap Tika yang ikut bahagia.
"Iya Bu, aku juga bahagia banget ini, akhirnya bisa bertemu Kak Stava kembali!" jawab Kavone.
"Sepertinya sudah hampir dua minggu kalian berpisah ya?" ujar Tika.
"Iya Bu, memang benar, sudah hampir dua minggu kami tidak bertemu Kak Stava, tapi Alhamdulillah sekarang sudah ketemu!" jawab Sika yang usai memeluk Stava.
"Btw bagaimana keadaan rumah sebelah?" tanya Stava yang sontak menanyakan rumah sebelah.
"Waahh bersih banget dong kak, kan kita yang jagain setiap hari!" jawab Sika.
"Iya Kak, bersih banget, coba Kakak lihat!" imbuh Kavone.
"Waahh... Alhamdulillah banget, berarti kalian sudah bisa menggantikan Kakak dong!" celetuk Stava.
"Menggantikan bagaimana Kak maksutnya?" tanya Sika yang merasa aneh dengan ucapan Stava.
"Waahh.. Jelas bisa dong kak!" sahut Stavone.
"Maksut Kakak, menggantikan Kakak untuk menjaga rumah sebelah!" jelas Stava.
"Bisa Kak!" jawab Kavone, lagi.
"Oh kalau itu mah, jelas bisa!" imbuh Sika.
"Memangnya kamu kira apa, tadi?" tanya Stava pada Sika.
"Tidak apa-apa sih Kak, hanya aku sedikit merasa aneh saja dengan ucapan Kakak, tadi. Tapi kalau sekarang sudah jelas!" jawab Sika.
"Owwwhhhh."
"Stava, kamu istirahat dulu, sana!" pinta Tika.
"Iya Bu!" jawab Tika. "Kakak istirahat dulu ya!" pamit Stava pada kedua adiknya.
"Silakan Kak!" jawab Kavone dan Sika bersamaan.
Sebelum tidur, Stava melihat suasana rumah sebelah. "Waahhh... Ma Sya Allah bersihnya.... Ke dua adikku rajin juga ya, mungkin nanti mereka bisa menggantikan aku jikala aku pulang ke alam baka, kelak!" batin Stava sambil mengamati rumah sebelah yang sangat bersih.
Setelah lama, Stava pun tidur.
***
Stava telah bangun tidur, hari beranjak sore, jam dinding menunjuk pukul 13.56. "Huaaammm..." Stava keluar dari kamar dan melihat Tika yang sepertinya tengah memasak di dapur. "Apa yang Ibu masak? Aku mau bantu dong!"
"Tidak perlu Va, kamu harus istirahat, jangan terlalu capek!" cegah Tika.
"Tapi aku khawatir sama Ibu, nanti kalau tidak aku bantu, takutnya Ibu kecapekan!" rengek Stava.
"Ini sudah tugas Ibu setiap hari, jadi sudah terbiasa dan tidak akan merasa capek! Daripada kamu di rumah terus, mending kamu rekreasi sama kedua adikmu itu, lagian besok tanggal merah, adik kamu libur semua!"
"Lalu, Ibu bagaimana?" tanya Stava.
"Ibu di rumah, nanti kalau Ibu ikut, Ibu malah capek, makanya Ibu biar di rumah saja sama Ayah!" jawab Tika.
"Ya sudah deh Bu, aku bangunin Kavone dulu, mau aku ajak rekreasi yang jauh!" izin Stava. Tika hanya mengangguk.
"Von, bangun Von, ayo rekreasi!" ajak Stava sambil menepuk-nepuk badan Kavone.
"Mmmhhh... Apa Kak?" jawab Kavone sambil memoletkan badan.
"Bangun-bangun, bangun dulu!" pinta Stava. Kavone pun duduk sambil menguap. "Ayo kita rekreasi, besok kan kamu libur!" ajak Stava.
"Waahh... Rekreasi, boleh tuh, tapi ke mana?" tanya Kavone.
"Kota Mershi!" jawab Stava.
"Woke.. Woke, kita nginap di hotel ya!"
"Iya.. Iya, cepetan kamu kemas keperluan kamu!" jawab Stava seraya membangunkan Sika.
Sika juga setuju, mereka bersama-sama mengemas pakaian dan segala keperluan yang akan dibawa rekreasi.
"Ibu, kami berangkat dulu ya, Ibu baik-baik di rumah!" pamit Stava mewakili kedua adiknya sambil memeluk dan mengecup kedua pipi Tika."Iya sayang, kamu juga harus jaga diri di sana ya!" jawab Tika selepas dipeluk Stava.
"Siap Bu, nanti tolong sampaikan ke ayah ya, kalau Ayah sudah pulang!" ucap Stava yang menitip pesan untuk Stavone yang lagi meeting.
"Iya sayang, pasti Ibu sampaikan kok!" jawab Tika.
"Ya sudah Bu, kami berangkat ya!" pamit Kavone. Tika pun mengangguk.
Lalu, mereka bertiga berangkat dengan menaiki mobil hitamnya.4 jam kemudian, mereka sampai di salah satu hotel kota Mershi yang bernama Gwajeo.
"Mbk, tolong antar mereka ke kamar 107 lantai 3!"
Mereka pun diantar oleh salah satu pegawai hotel ke kamar 107 lantai 3. Untuk menuju lantai 3 mereka harus menaiki elevalator terlebih dahulu.
Setiba di kamar nomor 107, mereka langsung masuk dan menutup pintu. Karena sudah malam, mereka hanya duduk di hotel, tidak berwisata. "Aiihh.. Alhamdulillah kita sudah sampai!" ucap Stava sambil menghela nafas.
"Senangnya bisa tidur di hotel, mana kasurnya empuk, lagi... E-e-emmm!" ujar Kavone sambil berbaring telanjang di kasur.
"Iiihhh... Sang penguasa kasur!" ledek Sika.
"Ya iya dong, namanya juga Kavone, kalau tidak menguasai kasur berarti bukan Kavone, dong... Ixixixixixi!" ringis Kavone
"Ya sudah Kakak tidur di sofa aja. Mmm, di sini juga empuk!" gumam Stava sambil menyandarkan tubuhnya di sofa yang usai ia duduki.
"Ei... Jangan dong Kak, Kakak harus tidur bersama kami di sini!" cegah Kavone.
"Ya jelaslah, masa' iya aku tidur di sofa beneran, tidak mungkinlah, orang hanya bercanda!" jawab Stava.
"Ehehehe... Iya Kak!" jawab Kavone sambil sedikit tertawa.
"Huaaammm... Kak Kavone awas, aku ngantuk, mau tidur!" usir Sika sambil menguap dan berjalan menaiki ranjang. Kavone tidak pergi, ia hanya bergeser saja. "E-emmmm... Enaknya!" Sika langsung menikmati kasur empuk tersebut.
"Kak Stava tidak tidur?" tanya Kavone.
"Nanti saja deh, aku belum ngantuk, kalau kamu mau tidur, tidur saja, silakan!"
"Beneran ya Kak, Kakak jangan tidur di sofa, harus tidur bersama kami!"
"Iya.. Iya, Kakak nanti juga tidur bersama kalian kok!" jawab Stava. "Alhamdulillah Ya Allah, aku masih diberi umur untuk menikmati kebersamaan dengan kedua adikku di hotel ini!" batin Stava memanjat puji syukur kepada Allah S.W.T. Karena ia bangga dan bahagia karena umurnya masih ada untuk menikmati segala itu.
Stava menengok luar melalui jendela kamar. Saat ia menengok bawah, tampak sangat tinggi, jantungnya jadi berdebar kencang membayangkan jika ia jatuh dari lantai 3. Uuuiihhh... Mengeriikkkaaannn!!!! Stava langsung kembali duduk di sofa untuk menormalkan jantungnya.
Deg ...
Deg ...
Deg ...
Syukurlah, jantung Stava bisa kembali normal. Setelah lama bersantai, Stava naik ranjang bersama ketiga adiknya. Ia berada di posisi pinggir samping Sika yang berada di tengah. Setelah itu, mereka tidur bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Rumah Sebelah (Completed)
TerrorHello everyone👋Dalam cerita ini, saya mengisahkan seorang perempuan bernama Stava yang tinggal disebuah kota kecil bernama Deru. Rumahnya tidak terlalu besar, namun di sebelah rumahnya terdapat rumah mewah dan megah. Sayangnya, rumah itu kosong sej...