Part 6

8 1 0
                                    

  Kicauan burung terdengar merdu, ayam juga berkokok keras. Semua itu membangunkan Stava yang tengah tidur di teras rumah sebelah. "Huaaammm..." Ia memandang suasana pagi hari dan masih bertanya-tanya tentang keadaan sang Adik dan Ayah.

  Stava berjalan ke rumah untuk mengecek apakah mereka sudah pulang. Tapi kalaupun mereka sudah keluar, mengapa Stava tidak dibangunkan. "Ayaahhh... Adiikkk!!" panggil Stava sambil berjalan masuk.

  "Stava, bukannya tadi malam kamu sama mereka?" tanya Tika.

  "Iya Bu, tapi sepertinya, mereka belum keluar hingga sekarang!" jawab Stava membuat jantung Tika berdebar kencang.

  "Apa? Ayah sama Adik belum keluar?" tanya Sika yang baru keluar dari kamar sambil menguap. Stava hanya menjawab dengan anggukan. Anggukan Stava sukses membuat Tika dan Sika cemas.

  "Bagaimana sih, kamu? Ibu tidak ingin tau apapun, pokoknya sekarang cari mereka!" bentak Tika. Stava mengangguk sambil berlari ke rumah sebelah.

  Di pagi hari yang cerah itu, Stava asik mendorong pintu rumah tersebut.

  Cklek ...

  Cklek ...

  Cklek ...

  "Kok tidak buka ya? Apa ini terkunci?" Tanpa berpikir lama, Stava langsung mendobraknya. "Akhirnya terbuka." Ia pun melangkah masuk.

  Walau pagi, rumah itu masih sedikit gelap. Mungkin karena sangat besar dan tidak ada lampu, jadi selalu nampak gelap. "Ayaahhh... Adiikkk, kalian di mana?" panggil Stava dengan cukup keras. Seperti biasa, tidak ada jawaban apapun. Di mana makhluknya menyembunyikan Ayah dan Adik Stava? "Wahai para setan, hantu, seluruh makhluk halus di sini tolong keluarkan Ayah dan Adikku, kalau kalian tidak keluarkan, aku akan usir kalian semua dari sini!" ancam Stava karena kesal.

  "Aaaaaaaaaa."

  "Ayah, itu suara ayah!" batin Stava. "Ayaahhhhhh, Ayaahh di mana?" tanya Stava dengan teriak. "Suaranya di kamar itu, aku harus dobrak pintunya!"

  Jedor ...

  Jedor ...

  Jedor ...

  Jedor ...

  Jebles .....

  Pintu telah terbuka, Stava bergegas masuk. Kamarnya megah, terpasang hiasan di setiap sudut tembok,  suasananya sedikit gelap. Ia mengamati kamar tersebut dan mengira bahwa di situ ada Ayah dan Adiknya. Namun tidak sesuai apa yang diharapkan, karena sepi tidak ada seorangpun.

  Lalu Stava keluar dan mengecek di kamar sebelahnya.

  Jedor ...

  Jebles ...

  Terlihat ada seorang laki-laki bertubuh besar yang tergeletak dilantai. "Ayaahhh!" panggil Stava sambil mendekat. Tangannya mulai menyentuh badannya.

  Uppp...

  Laki-laki itu sontak hilang. "Ayaaahhhhhhh," teriak Stava. Dirinya sempat tegang ingin ngamuk. Namun, hati membujuk untuk bersabar. "Di mana Ayah dan Adikku?" tanya Stava tegas entah bertanya pada siapa. "Aaaaaaaahhhhhhhhhhh!" sontak Stava. Ia berjalan keluar kamar menduduki lantai dekat kursi tamu.

  Tiba-tiba Sika masuk mengejutkan Stava. "Kakak?" panggil Sika.

  "Siapa kamu?" tanya Stava dengan suara membesar sangat serak.

  "Itu beneran Kakak, tapi mengapa suaranya beda, dia juga tidak mengenalku! Apakah dia kerasukan setan?" Pertanyaan Stava tadi, membuat Sika bertanya-tanya.

Misteri Rumah Sebelah (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang