"Hah?"
Sekarang Soya malah ketawa. "Bercanda! Udah ah pulang!"
Beneran bercanda kan? Gue takut kalo dia bakal nge-kill beneran mak-nya sendiri.
Ngeliat gue yang diem aja, dia pun ngeguncang pundak gue. "Udah ayo pulangg! Kenapa malah diem?"
"Iya iya." Gue pun naik motor dan kita akhirnya pulang.
***
Hari berganti hari. Gak ada tanda-tanda dari mamanya Soya buat dateng lagi nemuin anaknya. Antara doi emang udah gak mau ketemu, atau lagi rencanain sesuatu biar Soya mau buat ikut sama dia. Kayak di film-film gitu loh. Dah hafal gue mah!
Drrtt!
Gue ngelirik hp, dan angkat video call dari Soya. "Halo, sayang..."
Gak kayak biasa, muka dia keliatan cemberut sekarang.
"Kenapa? Kok belum tidur? Ini kan udah malem."
"Gak ngantuk."
"Terus itu kenapa cemberut gitu, hem?"
"Aku bete!"
"Bete kenapaa???"
"Bete gara-gara tukang sayur! Ck! Harusnya aku gak video call kamu!"
"Loh? Kenapa? Kalo kamu lagi bete, kan bisa aku hibur."
"Muka kamu kayak tukang sayur!"
Gue tetep senyum. Gak apa-apa sumpah.
"Ish! Tuh kan senyum gitu malah makin mirip!"
"Yaudah aku tutup muka aku ya!"
"Jangan!"
"Katanya tambah bete gara-gara muka aku mirip tukang sayur. Emangnya dia ngapain kamu sampe bikin bete?"
"Goda-godain aku sambil senyam-senyum. Kan ngeselin!"
Wah tidak benar ini, kawand! "Kamu tau gak rumah tukang sayurnya ada di mana? Biar aku datengin!"
"Gak usah! Nanti kalian malah adu tampang lagi!"
Gue cuma bisa ngehela nafas.
"Yan."
"Iyaa?"
"Aku juga mau ngasih tau kamu sesuatu."
"Apa?"
"Tadi, mama dateng ke rumah."
Gue langsung bangun dari rebahan, dan natap layar ponsel serius. "Terus terus??"
"Mama bawa suaminya itu."
Gue makin kaget. "Terus terus???"
"Dan ngajak aku tinggal bareng."
"Jangan mau!"
"Kenapaa? Tadi, mereka udah bujuk aku, dan sejauh ini, suami mama keliatan baik."
Gue ngusap muka kasar. "Jangan ya... Gak tau kenapa, feeling aku gak enak."
Sekarang Soya senyum. "Kok bisa peka sihhh??? Aku tadi cuma boong aja. Kirain, kamu bakal ngebolehin aku tinggal sama mereka. Soalnya, tadi mama ngajak pake cara maksa. Dan suaminya itu, keliatan genitin aku!"
Bisa-bisanya Soya lebih bete sama tukang sayur ketimbang dua manusia paruh baya ini. Tapi, gak usah bahas tentang itu dulu. Mari kita fokus ke intinya. "Terus, papa kamu gimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Anything For You
Teen Fiction(Completed) Ditolak berkali-kali, tak mengurungkan niatku untuk tetap berjuang mendapatkanmu. Walaupun tukang parkir said, "Mundur! Mundur!" Aku akan tetap maju. Pokoknya...... GAS AJALAH TEROS SAMPE DAPET!!! #GXG