chapter 12: gudang penyimpanan

64.1K 4.7K 60
                                    

Setelah semalam raihan menghubungi ridwan hanya untuk meminta di temani dalam artian 'nemenin' yang lebih menjurus ke hal yang berbeda dari pikiran kebanyakan orang.

saat ini pagi di hari Selasa yang bisa dibilang lumayan cerah, tepat hari ini adalah hari dimana pelajaran olahraga yang disukai para siswa tapi kurang disukai beberapa siswi berlangsung.

hari ini guru olahraga yang seharusnya mengajar agak sibuk jadi tidak bisa mangawasi lama-lama murid di kelas raihan-ridwan yang baru pemanasan untuk awalan sebelum melakukan aktivitas fisik.

"Semuanya..dengarkan baik-baik."titah guru olahraga berjalan ke tengah lapangan agar para muridnya yang berada di pinggir lapangan mendengar.

"kalian lakukan saja olahraga bebas dulu, bapak ada urusan sebentar!"ucap guru olahraga tersebut yang langsung mendapat iya'an Lantang dari para muridnya.

ridwan yang mendengar suara jelasan guru nya lebih dulu berjalan ke gudang penyimpanan barang di sekolahnya untuk mengambil bola basket.

dengan tungkai panjangnya ridwan melangkah santai dengan wajah datar khasnya melewati sekumpulan teman kelasnya yang berada di pinggir lapangan.

"rian! mau kemana?"suara seseorang yang tidak asing menyentak ridwan yang sudah berjalan di tengah lapangan.

Tanpa menoleh ridwan hanya menjawab singkat "gudang." balasnya lalu kembali berjalan.

Raihan yang memanggil ridwan tadi menghela nafas pelan melihat sikap ridwan yang kembali datar seperti biasanya.

sudah pasti karena dirinya kemarin malam yang meminta di temenin.

dengan tanpa suara raihan mengikuti ridwan yang tidak menyadari dirinya yang mengikuti, melangkah kan kakinya lebar agar bisa mengimbangi langkah ridwan yang santai tapi cepat.

ketika sampai tepat di depan pintu gudang yang berbahan besi ridwan membuka pintu itu tanpa ragu karena sudah sering mengambil barang di sini jadi tau bahwa gudang ini jarang di kunci.

Raihan yang melihat ridwan sudah masuk ikut masuk lalu diam-diam mengunci pintu.

Klek

tubuh ridwan menengang mendengar bunyi pintu yang dikunci, gerakan nya yang sedang mengambil bola di rak jadi terhenti.

dengan gerakan kaku ridwan menoleh, pandangan nya yang awalnya agak was-was dan kaget seketika berubah melihat raihan yang sedang berdiri di depan pintu yang terkunci tak lupa cengiran itu.

"Kenapa dikunci, sialan?"baru saja berbicara ridwan sudah mengumpat duluan.

" gue cuman mau bicara sama lu"ujar raihan memberi alasan dengan melangkah maju lebih dekat pada ridwan.

"Apa?"

"Apanya?"beo raihan membuat ridwan merenggut kesal.

"Apa yang mau di bicara in?"Ucap ridwan lagi lebih jelas.

"oh,engga jadi. tapi kenapa lu cuek banget sih??"raihan tiba-tiba memeluk ridwan, berbicara dengan manja membuat ridwan merotasikan matanya.

udah hafal banget sama kebiasaan raihan yang satu ini kalo lagi ga enak sama orang atau bingung harus apa, tapi kebiasaan meluknya ini cuman sama orang-orang dekatnya.

"males ngomong han."jawab ridwan tak memberontak dan hanya diam di peluk oleh raihan.

raihan yang mendengar tidak menyahut lagi, memilih untuk mengeratkan pelukannya di pinggang ridwan dan menyembunyikan wajahnya di bahu ridwan.

agak tidak suka ketika mendengar ridwan memanggil dengan nama biasa dan bukan nama 'rain'.

"lepas, ini jam olahraga."ridwan mencoba melepaskan pelukan raihan tapi gagal dan malah bola yang ia usahakan untuk tetap di tangannya jatuh menggelinding di lantai.

"ga mau. Lu ga suka karena kemarin malam ya?"ridwan terdiam Mendengar pertanyaan raihan.

Jadi tentang ini yang membuat raihan terus mengintili Nya kemana-mana, sepertinya teman dekat nya ini salah paham.

"bukan. gue abis baca buku yang di rekomendasi mira eh tahunya itu cerita tentang yg ekhem..lu tau maksud gue inti nya gue kesel aja karena buku itu bikin gue..ugh lu tau kan se-sensitif apa gue?"

ridwan melonggarkan pelukan raihan, menatap dalam netra temannya yang hanya terfokus pada matanya.

"serius? Jadi lu ga kesel karena gue?"ridwan mengangguk untuk Membalas pertanyaan raihan.

senyum raihan mengembang, lalu senyuman itu perlahan berubah menjadi senyuman jahil.

"emang buku itu tentang apa?"Ucap raihan membuat ridwan gelagapan bingung harus menjawab apa.

"i-itu..eum ya gitu. gue tau lu ngertii rainn"entah kenapa raihan mendengar di akhir kalimat ridwan terdengar seperti merengek, membuat nya tidak bisa menahan senyum.

"iya-iya, lagian ngapain lu minta rekomendasi dari mira yang otaknya selangkangan itu?"ujar raihan yang hanya ditanggapi ringisan kesal dari ridwan karena ucapan frontal raihan.

"ya kan gue pikir karena dia suka baca novel jadi mungkin buku-buku nya bagus,"balas ridwan dengan alis sedikit mengerut juga bibir yang agak mirip di poutkan.

Karena gemas raihan mencubit pipi ridwan membuat si empu menatap tajam raihan.

"sakit anjing"kembali lagi pada ridwan yang memiliki seribu umpatan dengan wajah datar nya hilang sudah sikap menggemaskan nya.

"makanya jangan lucu ntar gue terkam ga bisa jalan tau rasa lu"ridwan mendelik Mendengar ancaman ambigay dari raihan.

"gila."gumam ridwan membuat raihan tersenyum menggoda ridwan yang makin kesal.

"yeah, you drive me crazy."

raihan tertawa puas, mengecup pipi ridwan berkali-kali sampai ridwan menutup mulut Raihan dengan kedua tangan nya dan berusaha menjauh kan wajah nya dari ciuman raihan.

mereka berdua sama sekali ga sadar kalo posisi mereka masih dalam pelukan dengan satu tangan raihan yang bertengger di pinggang ridwan dan satu tangannya megang lengan ridwan yang kedua tangan nya ditaruh di bahu Lebar raihan.

Tbc.

Moment yg lucu:^
fluffy luv luv

"Bad boy × Sange boy! " || BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang