Chapter 9: Seorang kriminal dengan kode nama Lotus

10 4 3
                                    

Dengan canggung kuikuti langkah kakinya, tidak dengan tegak, tidak dengan gagah. Dengan kepala tertunduk, ku lihat setiap langkah kaki Dewi yang gemulai itu. Mengenakan hak tinggi, setiap langkahnya terdengar ke setiap sudut lorong. Entah bagaimana tapi siapapun yang kami temui tidak terdengar langkah kakinya. Sepertinya ini hari yang sibuk, kemarin aku hampir tak bertemu orang di lorong ini, tapi sekarang semua orang seperti gelisah dan terburu-buru. Setiap mereka melewati kami, mereka menunduk pelan kepada ibu, dan ibu hanya mengangguk pelan membalas mereka. Sangat terlihat wibawanya. Kami sampai ditempat kami bertemu sebelumnya, ruang operator dengan ruangan kaca tepat diatasnya. Dari luar nampak ruang kaca itu sudah dipenuhi oleh banyak orang, dan ruang operator nampak kosong, ini rapat yang besar. Saat kami melangkah masuk semua langsung terdiam. Beberapa orang berlarian dari belakang kami memasuki ruangan. Ibu berbisik menyuruhku untuk tetap berdiri dibelakangnya. Mata semua orang mengarah kepadaku, ada yang berbisik, ada yang hanya menatap.

Sepertinya semua divisi ada disini, dari divisi peneliti lapangan, divisi penanganan dan perawatan, divisi keamanan, divisi pengawas dan komunikasi, divisi perbaikan dan pemeriksaan, dan divisi kesehatan. Gerald juga ada, berdiri tepat di sebelah pintu masuk bersama dengan Nicky dan Taufiq. Tapi aku tak melihat gadis berjepit rambut Unicorn itu.

"Selamat siang semua." Semua terdiam dan tidak ada yang menjawab. "Kita berkumpul disini dikarenakan sebuah hal yang kritis telah muncul kembali. Mungkin banyak dari kalian yang tidak mengenalnya dan hanya mengenal namanya. Seorang kriminal yang telah lama buron, selama tiga tahun telah mempermainkan kita, setelah setahun menghilang, dia kembali membawa sekelompok orang yang tak dikenali. Seorang kriminal dengan kode nama Lotus, dengan nama asli Satria Ananda, mantan anggota biro ini yang telah membantai sebuah satuan khusus tingkat internasional seorang diri." Ruang yang tadinya sunyi tiba-tiba dipenuhi bunyi dengungan seperti sarang lebah. "Seperti yang kita tahu," semuanya kembali terdiam dan fokus mendengar. "Cabang Kalimantan telah rata. Ada kemungkinan mereka akan datang kesini. Kita akan berfokus meningkatkan keamanan, bukan hanya markas pusat ini, tapi setiap cabang yang ada di Indonesia." Sebuah peta besar turun dari langit-langit ruangan. "Papua, Sulawesi, Jawa, dan Sumatra. Tolong dari divisi komunikasi, kita memiliki setidaknya dua ribu petugas keamanan jika digabung dari tiap cabang di pulau-pulau besar itu. Beritahu setiap cabang jika memungkinkan ada baiknya kita sebarkan setiap petugas keamanan yang ada ke tiap pos-pos yang ada di pedalaman. Lindungi setiap Selectia yang ada. Kita tidak boleh kehilangan satu dari mereka. Divisi Perbaikan dan Pemeriksaan, tolong periksa dan perbaiki setiap kendaraan dan persenjataan yang kita miliki, aku ingin semua kendaraan yang ada siap beroprasi, kita harus bersiap dengan kemungkinan terburuk terjadi. Divisi Kesehatan, siapkan obat dan peralatan medis sebanyak-banyaknya. Divisi pengawasan dan komunikasi, persiapkan mata dan telinga kalian, saya ingin setiap mata dan telinga kalian selalu siap siaga. Mungkin kalian mengira ini berlebihan. Tapi percayalah, perang besar akan terjadi. Bukan hanya kita, tapi perang antar Dewa akan menggoncangkan dunia."

Seorang pria tinggi kekar yang berada paling depan mengacungkan tangannya. semua mata langsung terarah kepadanya. Seharusnya dia berada paling belakang, kasihan orang pendek yang ada dibelakang.

"Maaf Nyai, tapi kita memiliki sedikit sekali informasi tentang Lotus ini, apakah kita memiliki informasi lain? Kita juga tahu bahwa anggota dari satuan khusus itu semua sangat kuat, tapi apa yang membuat mereka kalah? Apa rumor dimana Lotus menggunakan kekuatan Selectia itu benar? Bagaimana caranya mendapatkan kekuatan itu?" tanya pria itu.

"Informasi tentang Lotus? Satria Ananda bukan seperti kalian yang merupakan seorang Visum, dia adalah setengah dewa, anak dari seorang dewa. Meskipun begitu dulu dia adalah salah satu dari kita, yang merupakan anggota dari biro ini, berasal dari Jawa barat, dia memiliki bakat dalam berkomunikasi dengan hewan-hewan dan itu yang membuatnya dapat bergabung disini. Empat tahun yang lalu dia berada dalam divisi penanganan dan perawatan, dia adalah mantan kepala divisi. Bagaimana Lotus menang melawan anggota satuan khusus? Dia memiliki seorang Dewa bersamanya. Bukan Dewa minor sepertiku," Dia bersikap merendah. "Seorang Dewa ternama yang sangat popular. Sangat jarang Dewa Dewi besar mau mendengar panggilan manusia. Dewa dengan kekuatan yang dapat menggoncangkan dunia. Dewa alam baka dari timur tengah. Anubis. Kita tidak memiliki informasi itu hingga anakku datang dengan keadaan yang sangat berantakan. Dan ia, dia memiliki kekuatan seekor Selectia. Dengan seorang dewa dan kekuatan Selectia, dia membantai habis satuan khusus itu." Semuanya hanya terdiam dan mendengar.

"Bagaimana dia bisa berkhianat?" Tanya seorang gadis yang berdiri tepat di sebelah Gerald.

"Gila akan kekuatan dan benci akan kekuasaan para dewa. Dia bertujuan untuk meruntuhkan kekuasaan Dewa-Dewi yang telah berkuasa berabad-abad itu. Baiklah apa ada pertanyaan lain?" Untuk beberapa saat keheningan melanda hingga aku bertanya dan semua pendangan mengarah kepadaku lagi.

"Bagaimana dengan divisi peneliti lapangan dan divisi penanganan dan perawatan?"

"Ohh ia, aku hampir lupa. Divisi peneliti lapangan dan divisi penanganan memiliki misi untuk menyelidiki cabang di Kalimantan, sedangkan divisi perawatan akan bekerja seperti biasa. Dan aku memiliki pengumuman yang penting." Ibu memberi kode untuk menyuruhku maju dan berdiri bersamanya. "Mungkin kalian hanya mengetahui namanya, ada juga yang hanya mendengar kisahnya, ada juga yang tidak mengetahuinya sama sekali. Hanya sedikit dari yang mengenalnya yang tersisa. Karena hampir semua veteran kita telah meninggal maupun hilang kontak akibat dari perbuatan Lotus. Ini adalah anakku, Bronson. Seorang veteran yang juga merupakan satu-satunya yang selamat dari insiden empat tahun yang lalu. Dia akan kembali menduduki posisinya sebagai kepala peneliti lapangan dan memimpin misi di Kalimantan nanti." 

Seketika mereka kembali saling berbisik dan berdengung seperti gerombolan lebah. 

"Dia memiliki pengalaman dan otak yang encer. Dia sangat dapat diandalkan. Baiklah, apa ada pertanyaan lagi?" Semua terdiam dan saling melihat satu sama lain. "Baiklah jika tidak ada, kita tidak memiliki banyak waktu. Sekian pertemuan kita, Divisi peneliti lapangan dan divisi penanganan diharapkan tetap ditempat, kita akan langsung melakukan briefing. Sisanya silakan kembali ke pos kalian masing-masing dan lakukan sesuai perintah. Bubar." Seketika mereka berbondong-bodong meninggalkan ruangan dan hanya menyisakan sedikit orang bersama kami diruangan. "Baiklah semuanya, merapat ke depan," setelah kuhitung hanya terdapat enam belas orang. "Kalian akan mendapat tambahan tiga orang, yaitu Bronson, Nicky dan Taufiq. Seperti yang sudah kukatakan tadi, Bronson menjadi kepala divisi peneliti lapangan sekaligus pemimpin dari misi kali ini." mereka hanya mengangguk dan tak berkomentar. "Misi kalian adalah mencari Selectia yang berada di hutan Kalimantan." Seketika mata mereka melotot terkejut. Terutama Nicky dan Taufiq yang baru saja merapat. 

Tentu saja mereka akan terkejut, hanya dengan sembilan belas orang, kami harus menelusuri hutan Kalimantan yang luas nya beribu-ribu hektar. Belum lagi seekor Selectia yang sangat jarang berkomunikasi dengan manusia dan medan yang berbahaya. Tapi aku tidak terkejut, karena dulu kami lebih parah, karena harus menelusuri beribu-ribu hektar padang pasir hanya beranggotakan lima orang. "Telah bertahun-tahun lamanya kita mencari Selectia di Kalimantan tapi tidak kunjung ketemu. Kita harus mengantisipasi kalau-kalau Lotus mengincarnya. Kalian akan berangkat sore ini. Apa ada pertanyaan?" mereka saling melihat satu sama lain dan sepertinya tidak ada pertanyaan. "Baiklah, persiapkan diri kalian. Dan Bronson, apakah ada yang ingin kau ucapkan?" Semua pandangan kembali kepadaku.

"Baiklah, senang bertemu dengan kalian. Karena sekarang sudah jam setengah satu, kita akan bubar saja dan berkumpul di Pelabuhan pada tepat jam setengah tiga. Kita akan melakukan pemeriksaan sebentar dan berangkat tepat jam tiga. Masalah perkenalan akan kita lakukan dalam perjalanan. Persiapkan diri kalian, persiapkan persenjataan kalian. Baiklah mari kita bubar." Ibu terdiam melihat ku. Dia menatapku selagi orang-orang pergi meninggalkan kami.

"Aku yakin kau dapat lebih baik dari itu" Dia langsung meninggalkan ku sendirian didalam ruangan itu. Aku menghela napas panjang dan pergi meninggalkan ruangan itu. Ayolah bu, aku tidak pandai berpidato. Jangan memaksaku.

Dalam perjalanan kembali menuju ruanganku, aku kembali tersesat. Entah kenapa, tapi setiap aku bertanya tentang arah kepada orang, mereka menunjukan arah seperti sangat mudah tapi tidak kunjung kutemui. Memang tempat ini sepertinya memiliki hal yang aneh. Aku berhenti sejenak dan berpikir. Seketika seseorang terpintah di benakku.

Dimana Elsa? Ahh benar sekali. Dari kemarin aku tak melihatnya, ahh biarlah nanti juga dia muncul.

Aku terus melangkah sampai sadar bahwa aku tak berpapasan dengan seorang pun. Aku melongo melihat sekitarku.

"Heiii, kita ketemu lagi." Suara yang familiar muncul sambil menepuk pundak ku.

Hei! Heii!! Heiii!!!😁

Gimana nih lanjutannya?😆

Ditunggu yaa kelanjutannya.🤭

Biro Penanganan dan Penelitian Makhluk Mitologi IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang