"Hey, bagaimana kabar kalian?" sapa ku kepada peri-peri hutan di pulau Samosir, mereka seperti peri pada umumnya, berbadan sebesar jari telunjuk dan memiliki sayap mungil. mereka hanya bisa di lihat oleh kami, kami berbeda dengan anak indigo, kami menyebut ini 'visum' yang dalam bahasa latin artinya melihat. "Kalian mengganggu para warga kan?" tanyaku sambil berjalan.
"Tidak" elak salah satu peri itu.
"Ayolah, aku mendengar dari warga, ada yang melempari seorang pria di selatan pulau dengan buah durian, kalau dia mati bagaimana?" diantara para 'pelihat' ada juga yang bisa berbicara dengan mereka - segala jenis makhluk - karena diantara mereka ada juga yang bisa berbicara layak manusia, sebagai contoh Nyi Roro Kidul - Dia mahkluk mistis kau tahu - dia seperti manusia, jadi dia juga bisa berbicara bahasa manusia. Tapi saya bisa mengerti bahasa mereka - makhluk apapun itu - "Jangan di ulangi lagi" kataku mengancam.
"Ayolah, kami tidak memiliki kerjaan" yang lain bersorak setuju.
"Huh, pokoknya jangan pakai durian, kalian kan bisa menggunakan buah rambutan" kataku tersenyum.
"Ayolah, kalau dia berteriak kesakitan itu lebih seru" sorakan makin ramai.
"Pokoknya...JANGAN" suaraku agak tinggi. Mereka terdiam. Aku terus berjalan dengan mereka di sekeliling ku. "kenapa kalian tidak tinggal disana saja?" tanyaku.
"Bukankah tidak ada tempat yang nyaman selain rumah sendiri" kata peri itu.
"Iya juga sih" kataku setuju.
"Bagaimana denganmu Bronson?" kata peri yang memaksa membuka sleting tas ku.
"Bagaimana apanya?" tanyaku
"Kenapa kau kembali ke hutan ini?"
"Yah, alasan yang sama dengan kali..." aku berhenti terdiam, berusaha mendengar suara yang samar-samar dari kejauhan. Ternyata ada seekor kuda yang tercebur kedalam air, aku berlari menuju danau yang jaraknya lumayan jauh dari tempatku berjalan. Ternyata ada seekor Hippocampus - kuda setengah ikan dalam mitologi Yunani - entah bagaimana seekor Hippocampus bisa sampai ke perairan Indonesia terutama di sebuah danau yang berair tawar ini. "Hey, apa kau tersesat?" teriakku, dia langsung menyelam ke dalam danau. Dia sepertinya takut. Akupun duduk ditepi danau. Para peri sudah meninggalkan ku, kecuali Elsa. Dia peri yang selalu menjawab pertanyaanku tadi. Aku yang memberi dia nama. sepertinya dia senang bersama ku.
"Hewan apa itu?" tanya Elsa yang duduk diatas kepala ku sambil mengayun-ngayunkan kaki ke arah dahi ku itu adalah kebiasaannya. Terasa geli. Sebenarnya peri tidak memiliki jenis kelamin, tapi dia terlihat seperti perempuan. Terlihat cukup imut.
"Dia adalah Hippocampus, seekor kuda setengah ikan, dia seharusnya tidak disini, aku harus mengembalikan dia ke laut, secepatnya" kataku menggaruk dahi yang kegelian.
"Hooo, baiklah akan ku pancing dia keluar agar bisa di kembalikan" dia menarik napas panjang dan langsung terbang ke air.
"Hey, tung..." dia hilang kedalam air. Tak lama dia masuk, dia keluar dengan Hippocampus itu dibelakangnya. Dia berteriak dan langsung terbang ke belakang ku. Hippocampus itu terbang dan jatuh menghantam tanah, dan tanah bergetar cukup keras.
"Kemari kau cemilan" teriak Hippocampus itu.
"Kau pikir aku makanan, dasar otak ikan" balas Elsa. Menjulurkan lidahnya.
"Tenanglah" kataku pada Elsa. "Hey nak, kenapa kau bisa disini, siapa namamu?" kataku sambil menghelus-helus kepalanya.
"Namaku Osiris. Begini kemarin ada badai besar, aku sedang menikmati kuatnya ombak. Tapi tiba-tiba saja kepalaku di tabrak benda yang sangat keras dan saat bangun aku berada di danau dengan ikan sebesar kereta perang Poseidon"
KAMU SEDANG MEMBACA
Biro Penanganan dan Penelitian Makhluk Mitologi Indonesia
FantasíaTempat ini bernama Biro Penanganan Dan Penelitian Makhluk Mitologi Indonesia, tampat memiliki tugas dan kewajiban untuk menyelamatkan, melindungi, menyembunyikan 'Mereka' dari mata dunia yang penuh dengan keserakahan. Aksi, kebrutalan, peperangan...