Untuk memasuki tempat persembunyian atau yang biasa disebut dengan markas rahasia dari biro, kami harus menggunakan jalur air agar sampai ke sana. Kami hanya menggunakan sebuah perahu kecil, bahkan ibuku pun bersama-sama menggunakan perahu itu, sehingga ikan-ikan berloncatan mengiringi perahu kayu kami. Nicky dan Taufiq harus kembali untuk memeriksa, apakah memang ada sesuatu yang terjadi di markas mereka di Kalimantan.
"Jadi ini ibumu," kata Elsa dari saku bajuku. "Cantik yah"
"Ya begitulah" kataku menatap kosong ke arah laut.
"Kau belum memperkenalkan yang ini kepada ibu" kata ibuku. Aku diam tanpa sepatah katapun.
"Haii" kata Elsa dengan gugup. Dia terbang keluar dari saku baju ku.
"Wah, kamu imut yah" ibuku kelihatan tersenyum. Dia mengambil Elsa dan menaruh di pundaknya.
"Nak," dia menatapku dengan serius "kenapa kau memakai lensa kontak? Apakah kamu malu punya warna mata kedua orang tua mu?" lalu kelihatan marah.
Dengan cepat kucopot lensa kontak itu. Empat tahun semenjak pergi dari biro, aku menggunakan lensa kontak kemanapun aku pergi, terkecuali saat aku tidur tentunya. Akhirnya aku melepas lensa kontak itu. Mata berwarna hijau zamrud dan biru laut akhirnya bebas dari belenggu lensa kontak berwarna cokelat.
"Wah, mata mu indah sekali" kata Elsa.
"Nah, Itu kan bagus. Kau tak perlu malu dengan apa yang ada pada dirimu nak, jangan pernah menggunakan ini lagi." dia akhirnya tersenyum. "Nah sekarang, apa yang membuatmu kembali" meskipun dia terlihat tenang, aku dapat merasa kalau dia sedang marah.
"Lotus... dia datang kepadaku," kata ku sambil memainkan kedua ibu jariku. Dia memalingkan kepalanya dan melihatku. Dia tampak cukup terkejut "Entah bagaimana dia menemukanku, tapi dia menyamar menjadi seorang pilot,"
"Pilot? Apakah dia membawa orang-orang berjas putih yang kau turunkan di Kalimantan?" Ibu kelihatan mulai serius.
"Iya, mereka mengaku kalau mereka satuan khusus yang baru. Mereka mengatakan kalau kau sudah tidak marah dan memintaku untuk pulang, dia mengatakan kalau kau membutuhkanku. Mereka pertama-tama memohon lalu selanjutnya mengancam dan terjadi sedikit perkelahian yang ternyata mereka sungguh-sungguh ingin membunuhku, mereka semua bersenjata lengkap."
"Untunglah kau dapat menyelesaikannya dengan baik," dia menyela ceritaku "dan sepertinya kau tidak terluka. Betulkan kau tidak terluka?" Dia terlihat sedikit khawatir, namun kembali tenang "Yang terpenting sekarang adalah kau sudah berada disisiku lagi dan tidak mungkin aku akan mengusir anakku yang baru saja pulang." Aku merasa lega untuk sejenak. "Tapi kau tetap akan mendapatkan hukuman" dia tersenyum kejam. Aku mempunyai firasat buruk. Lima belas menit berlalu, aku hanya terdiam menikmati hembusan angin laut, sedangkan Ibu sedang berbicara panjang lebar dengan Elsa.
"Ibu," Aku menyela pembicaraan mereka berdua. Namun aku terdiam sejenak dan membuat ibuku menanti.
"Iya?" jawabnya setelah menanti.
"Aku... minta maaf" Aku menanti jawaban, namun ibu tidak bergeming. Akhirnya semua terdiam dan yang terdengar hanyalah mesin perahu yang berjalan.
Dan akhirnya, pulau dimana pusat dari Biro Penanganan Dan Penelitian Makhluk Mitologi Indonesia berada, sudah terlihat. Pulau itu kelihatan seperti pulau tak berpenghuni dan tak bisa dihuni, karena pulai itu kecil dan memiliki tebing-tebing curam. Biro memiliki dua pintu masuk yaitu atas dan bawah. Bagian atas jarang digunakan karena dapat menarik perhatian orang dan juga sangat berbahaya, dan bagian bawah adalah jalan yang selalu digunakan. Karena memasuki sebuah gua yang mengandung sihir milik ibuku, jadi hanya orang-orang tertentu yang dapat melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biro Penanganan dan Penelitian Makhluk Mitologi Indonesia
FantasiaTempat ini bernama Biro Penanganan Dan Penelitian Makhluk Mitologi Indonesia, tampat memiliki tugas dan kewajiban untuk menyelamatkan, melindungi, menyembunyikan 'Mereka' dari mata dunia yang penuh dengan keserakahan. Aksi, kebrutalan, peperangan...