Hingga jam mapel kedua dimulai, Aurora menjadi pemandu bagi kedua siswa baru sekolahnya itu. Keduanya memberikan respons yang jauh berbeda. Ada Neoma yang tidak bisa menutupi kegirangannya ketika melihat studio tari sekolah ini. Sedangkan, Malam sibuk menyembunyikan kecemburuannya sebab fasilitas sekolah ini sungguh di atas rata-rata.
Begitu bel pergantian mata pelajaran berbunyi, Aurora langsung meraih bahu Neoma."Mau ditemenin ke kelas, nggak?" tanyanya mengingat hanya Neoma yang anak IPS. Sungguh, semangat Aurora sempat melemah ketika mendengar Malam mengatakan ia anak IPA. Apalagi ternyata mereka juga sekelas.
Bukan Neoma yang menjawab, justru Malam yang menolak mentah-mentah. "Nggak usah, malesin gue nganter dia mulu," celetuknya.
Si mantan Waketos itu langsung melemparkan tatapan sinis pada Malam. "Heh, jahat banget mulut lo," serangnya. Kemudian, dia mengubah warna wajahnya begitu cepat untuk memberikan keyakinan pada Aurora. "Lo tenang aja Ra, gue bisa sendiri kok ... Gue malah mau minta tolong buat jagain ntu anak aja. Bandel dia suka ngambek," beber Neoma.
Mendengar suara tawa penuh ejekan dari Aurora, Malam langsung menghentakan kakinya untuk meninggalkan kedua perempuan itu. Tukang ambekan itu menekuk wajah tampannya hingga justru terlihat menggemaskan. Itu sampai seketika saja Neoma memanggilnya kembali, "Malam! Eh, sini dulu ih main kabur aja!"
Walaupun enggan, Malam hanya bisa menghela napas seraya menoleh ke belakang. Dilihatnya Neoma yang krasak-krusuk mengambil barang dari ransel. Karena bukan lagi pemandangan yang asing, Malam langsung mengerang risih. "Hidih, apaan sih. Nggak mau, gue mau ke kelas," keluhnya.
Benar seperti yang Malam duga, Neoma pun mengeluarkan instax mini kesayangannya seraya memamerkan senyuman. Sebelum sempat Malam kabur, perempuan itu sudah lebih dahulu berlari kearahnya. Dengan genggaman sekuat elang, Neoma menggandeng Malam dan menuntunnya untuk mendekati Aurora.
"Rora! Boleh minta tolong fotoin, nggak?" tanyanya seraya memberikan kamera instan yang langsung diterima Aurora. Neoma langsung membenahi rambutnya yang sedikit teracak dan menepuk pelan lengan temannya penuh peringatan. "Cheese dulu, Ma! Hari pertama sekolah baru!" serunya dengan semangat yang tidak habis-habis.
Malam yang terpaksa berdiam diri hanya bisa memutarkan kedua bola matanya dengan malas. "Nggak mau," tolaknya hanya sekadar peringatan.
Neoma tak begitu acuh dengan ocehan Malam, hanya tersenyum manis ke arah kamera. Begitu pula Aurora di sebelah sana yang telah mulai menghitung sebagai aba-aba mengambil gambar. Saat di hitungan kedua, sebuah seringai licik muncul di wajah Malam dan tepat di hitungan ketiga, ia langsung menyenggol bahu Neoma. Seiringan dengan bunyi kamera yang mengambil gambar, Malam dan Neoma bergerak hingga merusak pose awalnya.
Sontak Neoma mengaduh kesal, "Haduh, Malammm! Apa-apaan, sih! Pasti nggak bagus nih hasilnya. Emang rese lo, ya! Kertas gue tinggal dikit ini," keluhnya seraya melayangkan pukulan ke lengan Malam.
Si pengganggu tadi justru tertawa bahagia tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Bahkan tanpa memberikan alasan, ia langsung menyelinap pergi meninggalkan kedua perempuan itu. Melihat itu, Aurora pun langsung berpamitan dengan Neoma untuk berpisah arah menuju kelas. Dengan langkah kaki yang dipercepat, ia mengejar Malam hingga tepat berada di belakangnya. Lelaki itu sangat sadar dengan seseorang yang mengekorinya itu. Malam pun seketika saja menghentikan langkah, hingga Aurora menabrak punggungnya. Diliriknya perempuan yang telah menampakan wajah penuh kesal itu. "Kelas lo yang mana? Kok jadi gue yang jalan duluan?" tanya Malam seakan meledek.
Kejengkelan Aurora semakin bertambah, sebab Malam seperti memiliki dendam padanya. "Ya, salah lo-nya yang lari duluan," protesnya seraya berjalan melewati Malam. Sepanjang jalan Aurora hanya menutup mulut dan mempercepat langkahnya agar Malam jangan sampai menyamainya. Sudah cukup ikuti dari belakang saja, karena ia tidak mau menambah kekesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Malam
Teen FictionBerawal dari SMA Platina Raya, Malam dan Neoma kini menjadi siswa resmi di SMA Varsha Mulia untuk satu semester mendatang setelah lengser dari jabatan Ketua dan Wakil Ketua OSIS mereka. Meskipun awalnya melawan dengan penuh penolakan, Malam akhirnya...