Bonus part from chapter 8!
Ketika Malam menuruni taksi, badannya sudah tidak lagi bisa bertahan. Sambil menyeret ranselnya, Malam membuka pagar rumah. "Adeeek!" seloroh Malam ketika melihat sang adik asyik menyirami bunga.
Ketika menoleh, sang adik langsung panik dan melempar selang air yang ada di tangan. "Abang kenapa?" pekiknya.
Melihat cara jalan Malam berjalan, si adik langsung menuduh tajam."Haduh abang abis minum, ya?"
Takut dugaannya benar, si adik langsung menyium pipi Malam. Mencoba menerka apakah ada bau alkohol yang tercium soalnya mama mereka sedang berada di rumah. Risih dengan kelakuan si adik, Malam langsung mendorong kepalanya. "Hidih, apaan deket-deket! Lagi demam ini!"
"Hiiih, jangan main kepala! Nggak suka! Lagian adek kan juga nggak tau, habisnya Abang sempoyongan begitu!"
"Ssst, berisik amat sih dari tadi. Mending bantuin abang ke kamar."
Tanpa pikir panjang, si adik langsung beranjak pergi. "Ogah, Abang galak!" serangnya.
Tidak sanggup untuk berladen, Malam melemparkan tasnya. Dengan nada lembut ia berkata, "Adik sayang, mohon bantuin abang ya."
Karena tidak tega, si adik pun bersusah payah merangkul abangnya untuk membantunya berjalan. Kala mereka memasuki rumah, suara keibuan pun terdengar. "Adek," panggil Mama dari ruang tengah. "Chat abang suruh pulang, udah mau malam."
"Ini abang udah pulang, Ma," jawab si adik bersusah payah.
Begitu mereka berdua akan menaiki tangga, sang mama langsung murka. "Itu abang kenapa!" Sama dengan pemikiran si adik, sang mama juga menerka hal yang sama. "Habis minum kamu, ya?!"
"Enggak kok, Ma."
Tidak percaya dengan ucapan Malam, sang mama menukas, "Malam! Pipi kamu sampe merah begitu." Belum sempat sang anak menyaut, si mama langsung menyambung kicauannya. "Kan udah mama bilang berkali-kali sama kamu! Jangan minum! Kenapa ngeyel banget, sih?!"
Adik yang lagi di tengah-tengah kegaduhan langsung berbicara dengan manja. "Nggak kok, Ma. Ini abang lagi demam. Coba deh Mama pegang pipinya, masih panas banget," ujarnya lembut.
Lantas sana sang mama panik sembari meraba wajah Malam. "Haduh, Abang! Ayo, cepet ke kamar. Istirahat ya, Nak,"paniknya seraya merebut tas dan tangan Malam dari si adik. "Adek tolong bilangin Bibi bikinin sup sayur ya, sekalian ambilin obat di kamar Mama."
Cemburu dengan si abang, sang adik langsung cemberut. "Hm, baru aja tadi Abang dimarahin. Sekarang langsung dimanja!"
"Iri aja lu," ledek Malam yang sedang menjadi pangeran manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Malam
Fiksi RemajaBerawal dari SMA Platina Raya, Malam dan Neoma kini menjadi siswa resmi di SMA Varsha Mulia untuk satu semester mendatang setelah lengser dari jabatan Ketua dan Wakil Ketua OSIS mereka. Meskipun awalnya melawan dengan penuh penolakan, Malam akhirnya...