KEHIDUPAN ANDET

13 1 0
                                    

Setelah bintang hitam ciptaan Gavin dihancurkan, keadaan bumi kembali seperti semula, seakan tidak terjadi apapun. Orang-orang yang telah menjadi batu tak mengingat semua yang telah terjadi, kecuali Andet, Ling-Ling, Vera, Feri dan Kosmo. Meskipun begitu, kebencian masih bersemayam dalam hati pemimpin Rainbow Star, yaitu Andet. Ia membenci memiliki kekuatan Pyrokinesis itu. Di dalam hatinya ia mengutuk makhluk yang bernama Meara.

Andet lahir di dalam keluarga konglomerat, hanya saja hidupnya tidak semenyenangkan layaknya orang-orang kaya lainnya. Sebetulnya jauh sebelum Gavin menyerang bumi, Andet telah mengalami keanehan dalam hidupnya, ia sudah menyadari bahwa dirinya dapat mengeluarkan api.

Cerita berputar beberapa tahun yang lalu. Kala itu Andet berusia 11 tahun, ia masih menduduki kelas 5 SD. Sewaktu kecil Andet sama halnya seperti anak- anak yang lain, suka bermain bersama teman-teman sebayanya, mempunyai tampang ceria layaknya seorang anak-anak seumurannya. Suatu hari Andet tengah bermain bola kaki bersama anak-anak seumurannya di sebuah lapangan bola kaki umum (Lokasi tersebut milik pemerintah, siapapun dapat bermain dan menggunakan lapangan tersebut untuk urusan olahraga), ketika mereka tengah asik tertawa, menangkap dan mengoper bola, datang segerombolan anak laki-laki yang berusia lebih tua dari Andet dan teman-teman, mereka mengacaukan permainan, bola dipecahkan oleh mereka. Mereka tertawa penuh kemenangan.

Andet dan teman-temannya tidak terima, amarah Andet dan yang lainnya bangkit.

Namun, tidak sama seperti teman-temannya, kemarahan Andet menjadi perhatian setiap pasang mata, baik dari rombongan pengacau, teman-teman Andet dan beberapa anak yang tengah bermain disitu. Bagaimana tidak, kemarahan Andet kontras sekali dari kemarahan teman-temannya yang lain. Jika teman-temannya hanya meluapkan kemarahan melalui kata-kata, Andet Justru berbeda, kedua tangan anak laki-laki ini memunculkan api yang membara. Setiap pasang mata membulat menyaksikan, gerombolan anak-anak penganggu gemetar, melarikan diri secepat mungkin. Sementara kawan-kawan Andet tak berani lagi untuk mendekat, lupa akan kemarahan sebelumnya, mereka semua ikut berlari. Andet belum sadar, element api yang membara pada dirinya tak bisa dikendalikan, beberapa waktu kemudian api tersebut semakin membesar dan merenggut kesadarannya. Andet terjatuh pingsan.

Sejak itu kejadian dalam diri Andet menjadi buah bibir dimana-mana, tidak ada lagi yang mau menjadi temannya, Andet mulai berubah, keceriaannya musnah, tidak ada lagi tawa bahkan senyum terhias di bibirnya. Kedua orang tua Andet mulai khawatir atas perubahan pada diri anaknya tersebut, Andet hendak disekolahkan di lain sekolah dimana orang-orang belum tahu atas adanya keanehan pada diri Andet.

“Aku tidak mau pindah sekolah..” Andet kecil tak terima atas keputusan kedua orang tuanya tersebut.

“Tapi ini demi kebaikan kamu, sayang.” Ibunya bicara lembut, membujuk.

Andet tetap tidak mau menyetujui atas keputusan orangtuanya itu. Entahlah, Andet juga tidak tahu alasan apa yang membuat dirinya tidak mau menyetujui keputusan itu, Andet merasa bahwa ada sesuatu yang membujuk ia untuk tidak mau mendengar apa perkataan orangtuanya. Ada sesuatu hal yang menyebabkan Andet rasa-rasanya ingin marah ketika itu, ada bisikin gaib entah darimana asalnya.

Tiba-tiba mata Andet kecil membesar, mengepalkan kedua tangan, ia benar-benar hendak marah.

Bisikan gaib itu terus membujuk Andet supaya memuncakkan emosi, Andet terpujuk oleh bisikan tersebut, hati jernihnya tertutup oleh rasa ketidaksukaan. Emosi Andet benar-benar memuncak kala itu. Ada beberapa penyebab mengapa Andet kecil benar-benar meledak Amarahnya selain dibalik bisikan-bisikan gaib, itu karena selama beberapa bulan setelah kejadian di hari itu Andet menyimpan kesedihan-kesedihan dimana orang lain tidak menaruh perhatian kepadanya, kesedihan-kesedihan karena dijauhi, dikatakan orang aneh, ditakuti oleh anak-anak yang lain membuat kesedihan itu bertumpuk-tumpuk di hati anak laki-laki tersebut. Hingga di hari ini, kesedihan tersebut tak terbendung lagi dan menjelma menjadi puncak amarah.

Karena kemarahan Andet yang benar-benar bergejolak itulah, api membara dari tubuhnya dengan sangat besar dari ujung kepala hingga kaki. Saking besarnya lidah api merembet kemana-mana, membakar kursi, lemari, foto-foto dan segala macam barang mewah di rumah itu. Beberapa menit kemudian rumah yang termasuk paling mewah di kota itu mengalami kebakaran. Kedua orangtua Andet pingsan akibat ledakan api. Seluruh warga mulai heboh berdatangan, baik ibu-ibu, bapak-bapak, tua muda membawa ember, gayung dan segala macam yang mampu membawa air supaya mampu memadamkan api.

Tidak berapa lama petugas pemadam kebakaran ikut membantu. Perlu memakan waktu berjam-jam untuk mematikan lidah-lidah api yang mengamuk. Rumah mewah itu telah menjadi bongkahan-bongkahan arang, hanya tersisa dinding-dinding semen. Orang tua Andet ditemukan tewas dalam kondisi hangus mengenaskan, selain itu beberapa pembantu di rumah mewah tersebut ikut menjadi korban atas terjadinya kebakaran. Andet juga berada di tengah kebakaran, namun ajaib, saat petugas menemukannya ia tidak mengalami luka bakar sedikitpun, ia hanya pingsan dan kotor seluruh tubuhnya terkena arang, di balik semua itu ia benar-benar sehat.

Setelah keluarga Andet kacau, anak laki-laki kecil ini diasuh oleh pamannya –Adik bapak dari Andet – ‘Paman Ron’ ia menyebutnya. Paman Ron serta sang istri belum tahu bahwa keponakannya ini mempunyai kekuatan 'Pyrokinesis Element’ yang tak bisa dikendalikan. Andet semakin terpuruk, ia semakin pendiam, tatapannya dingin, tak ada senyum sedikitpun juga tersungging di bibir anak tampan ini. Ia ingin marah tapi tak tahu harus marah kepada siapa, ia ingin meluapkan kekesalan atas ‘keanehan’ pada dirinya tersebut, namun ia tak tahu hendak meluapkan kekesalan ini kepada siapa. Tidak heran, ketika Andet tahu bahwa ‘keanehan’ dalam dirinya itu karena pemberian dari Meara, Andet langsung membenci wanita yang bernama Meara tersebut.

Sekarang sudah lebih kurang 4 tahun Andet tinggal dalam asuhan paman Ron. Cerita-cerita akan ‘keanehan’ pada dirinya yang pernah dilihat beberapa orang di lapangan mulai sedikit memudar, Andet sudah mulai belajar bagaimana mengatur emosi, namun sikapnya tetap dingin pada siapapun.

***

“Kakak, seru sekali ya kalau kita mampu mengeluarkan jurus api seperti di film-film itu..Ciaat..ciaat...” Beni – Anak paman Ron- menghampiri Andet yang tengah duduk di kursi halaman belakang, berkata sehabis menonton film Fantasi sekaligus meniru tokoh-tokoh kesukaannya.

Beni usianya baru menginjak 5 tahun, ia memang hobi sekali menonton film-film dengan kekuatan-kekuatan tak masuk akal. Andet tak menjawab, masih memandangi langit biru. Sekali-kali terlihat beberapa ekor burung terbang melayang dengan asyiknya. Ia sampai heran bagaimana kekuatan Gavin ketika itu mampu mematikan kehidupan di bumi dalam waktu berbulan-bulan, bahkan tidak ada burung-burung terbang seperti sekarang, tidak ada suara ayam berkokok ataupun suara seruan katak di sawah-sawah.

RAINBOW STAR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang