BANTUAN DATANG-1

15 1 0
                                    

Sekujur tubuh Kosmo sudah bermandikan keringat, Dabo juga sedikit kehilangan tenaga dalam menghadapi makhluk yang bernama Kraken. Sudah berjam-jam Kosmo dan Dabo melawan si Gurita raksasa. Selama itu mereka kebanyakan hanya menghindar karena tak berdaya melawan. Kosmo mengikuti apa yang dikatakan oleh kakek Jerolin, ia membentuk bola angin kecil, mengarahkanya ke cincin. Satu buah kapak besar muncul di tangan Kosmo.

Dengan gesit kosmo melompat, mengarahkan kapak ke tubuh Kraken, Kraken menangkis dengan tangannya, akibatnya tangan gurita itu terputus. Gurita raksasa berteriak kesakitan.

“Haha.. Rasakan itu Makhluk gendut." Kosmo sedikit tertawa. Napasnya semakin tak beraturan.

“Kau juga sama gendutnya..” Dabo berkomentar.

“Setidaknya aku tidak sejelek dia.” Kosmo memecah rasa lelah dengan sedikit gurauan.

Hanya saja putusnya tentakel Kraken tersebut memancing kemarahan dari si gurita raksasa. Kraken lalu menyemburkan tinta ke sembarang arah. Seluruh tanaman hancur seketika ketika tersentuh tinta dari kraken tersebut. Dabo bertindak cepat, ia membesarkan tubuhnya dan segera membawa Kosmo.mengudara. Sedikit tetesan tinta menyentuh kulit Kosmo, Kosmo memekik kesakitan. Mengibas-ngibaskan tangannya. Kosmo hendak kembali menyerang, namun masalahnya tenaganya sendiri sudah tidak sanggup lagi menahan. Perutnya yang dari tadi meronta,  sudah tak mampu menekan rasa lapar, hal itu juga berdampak pada zoodamnya. Akhirnya Dabo kehilangan daya terbang, ia terjun bebas ke bawah.

“Aaaaaaa!!” Kosmo berteriak. Matanya terpejam mengusir rasa takut.

Sejurus berlalu Dabo dan Kosmo sudah berdebam jatuh, seluruh tubuh mereka menjadi basah kuyup.

“Aku sangat lapar..” Kosmo terkapar tak berdaya, pandangannya mulai berkunang-kunang, sementara kraken sudah hendak kembali menyerang, tentakel-tentakelnya kembali bersiap menyerang persis di atas tubuh Dabo dan Kosmo. Mata Kosmo membulat, “Apakah ini akhir dari hidupku?” ia sudah pasrah atas kemungkinan yang akan terjadi. Tentakel-Tentakel Gurita.raksasa itu membelah udara menghampiri Kosmo. Beberapa detik, tinggal beberapa senti tangan raksasa tersebut meremukkan tubuh, dikala mata Kosmo terpejam, jantungnya berdegup cepat dan kencang, nasib baik hadir menemuinya.

Kehadiran Vera menyelamatkan hidupnya, tangan-tangan gurita raksasa sudah ditahan oleh lilitan tanaman.

“Kau baik-baik saja bocah gendut?” Vera menanyai dari udara sembari mengendalikan Chlorokinesis untuk mengikat Kraken.

“Dasar lemah!” Grin berkata meremehkan Kosmo dan Dabo.
Kosmo membuka perlahan katup mata, terlihat samar-samar makhluk hijau dan wanita tomboy di udara. Ia menyadari bahwa itu adalah Vera dan Grin.

Bibir Kosmo merekah, 'Syukurlah!!' Katanya di dalam hati.

Kraken tak hanya berdiam diri mengetahui kalau sudah ada yang menyerangnya. Tenaganya yang kuat dengan mudah memutuskan tanaman-tanaman merambat itu. Sekarang ia tidak bernafsu lagi membunuh Kosmo, Vera-lah yang menjadi sasaran berikutnya. Vera cepat menyambar Kosmo dan Dabo terlebih dahulu, membawa mereka ke lokasi yang aman, jauh dari Kraken.

***

“Terimakasih Vera..!”

Vera mengangguk, memberikan buah pisang ke Kosmo. Mata Kosmo berbinar-binar mengambil buah pisang itu, tanpa menunggu lama ia mengupas dan langsung melahap. Keberadaan mereka sekarang sudah jauh dari Kraken, namun masih di sekitar rawa-rawa. Mereka duduk di atas batu besar.

“Kau tahu, ini adalah makanan terlezat yang pernah aku makan.. Bahkan buah pisang pun dapat menjadi makanan yang begitu lezat dikala kelaparan.” Mata Kosmo berembun. “Ha-mphir shaja aku mhati kelhapharhan..” Kosmo berkata sembari mengunyah pisang. Meneguk. “Kau sendiri, bagaimana dengan tugasmu?”

RAINBOW STAR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang