Meara melihat sosok yang sedari tadi menempel pada diri Andet perlahan menghilang. Meara tersenyum. Kasih sayang memang selalu ampuh mengusir kegelapan, katanya di dalam hati.
Sementara itu, Gavin yang memperhatikan dari kejauhan menatap tajam ke arah Andet. Rencananya untuk membiarkan Andet menghancurkan kota ini telah gagal. Gavin menjentikkan jari, nampak memanggil orang lain. Rencana selanjutnya mulai dilakukan.
Dari beberapa sudut muncullah 5 Makhluk mengepung. Mereka adalah pemegang senjata pusaka yang sempat ditemui oleh Vera, Feri, Ling-Ling dan Kosmo, serta satu orang wanita dengan pakaian ala kerajaan langit, dialah Dewi Sri.
Jerolin menyadari akan keberadaan mereka. Ia sebelumnya sudah mengira bahwa makhluk-makhluk itu akan muncul disini.“Persiapkan diri kalian anak-anak.” Jerolin memperingatkan. Semuanya menoleh, mengedarkan pandangan.
“Haiyaa.. Bukankah dia wanita yang merebut senjata pusaka milikku?” Ling-Ling terkejut.
Belum selesai keterkejutan mereka, senjata berupa puluhan pedang yang datang dari kipas sudah mengarah ke mereka. Ling-Ling bergerak cepat, ia menciptakan dinding air untuk menahan serangan itu, membuat senjata-senjata berhenti dalam dinding air tersebut, tak mampu menembusnya. Serangan berikutnya menyusul, tongkat toya memanjang ke arah mereka, Feri menangkis dengan pukulan tanah, membuat tongkat toya kembali memendek karenanya.
“Jelas sekali kera sialan itu tidak ahli menggunakannya.” Feri mendesis.Serangan selanjutnya datang, kelima makhluk melompat, menyerang secara bersamaan. Diladeni dengan masing-masing dari pihak Meara.
Feri melawan makhluk yang mengaku bernama Sun Goku, Vera melawan Ketua Suku, Ling-Ling melawan ratu langit, Kosmo melawan hantu hitam dan Jerolin menghadapi dewi petir.
Pertarungan sengit terjadi diantara mereka. Bola-Bola tanah ditembakkan oleh Feri ke arah manusia kera, namun mudah ditangkis olehnya menggunakan toya. Manusia kera tertawa meremehkan ‘Kekuatan serendah itu tidak akan mengenai manusia kera keren ini, kawan.’ katanya sembari menggaruk punggung, meremehkan. Feri memasang wajah sebal.
Sementara Kosmo kewalahan menghadapi hantu hitam, kekuatan anginnya tertembus oleh tubuh makhluk yang hanya berbentuk awan hitam itu. Kosmo mencoba melawan menggunakan pukulan, lagi-lagi pukulan tersebut menembus tubuh si hantu hitam.
Di lain sisi, Ling-Ling berkali-kali mengendalikan air untuk menyerang ratu langit. Ratu langit menghindar dengan santai. Fly-Fly ikut menyerang, jarum-jarum air ia hujankan ke arah ratu langit, namun dipatahkan oleh ratu langit menggunakan angin dari kipas.Sisi lainnya, tanaman yang dikendalikan Vera berusaha menangkap ketua suku pedalaman itu. Kecepatan ketua suku itu tidak bisa diremehkan, ia mampu memotong menggunakan gading putih setiap kali serangan Vera datang, secepat apapun itu.
Di arah lain jerolin kewalahan menghadapi dewi petir, Jerolin sudah mengubah dirinya menjadi kucing raksasa, kuku-kuku runcingnya berusaha mencengkram dewi petir, ketika Jerolin hendak menerkam, sambaran petir sudah terlebih dahulu menghampirinya. Petir tersebut begitu dahsyat hingga kucing raksasa itu terpental jauh menghantam dinding gedung, terjadi retakan besar pada dinding gedung.Jerolin mengadu kesakitan, seluruh tubuhnya serasa remuk. Dewi petir berlari cepat menghampiri Jerolin, hendak kembali menyerang, di kedua tangannya nampak sambaran-sambaran petir.
“Kakek… Awaa-“ Suara Ling-Ling terputus, Ling-Ling lebih dahulu mendapat terjangan dari ratu langit ketika ia hendak memperingati Jerolin. Tubuh.Ling-Ling terseret ke tanah, Fly-fly menahannya.
“Jangan lengah, nak. Lawanmu adalah aku.” Ratu langit nyengir jahat.
Dewi petir telah bersiap menyerang Jerolin lagi. Jerolin sudah tak berdaya, tubuhnya lemah. Ia memejamkan mata, telah siap mendapatkan serangan apapun.'Kurasa inilah akhir hidupku. Pikirnya sembari menahan rasa sakit.
Beberapa detik berlalu. Tidak terjadi serangan pada dirinya. Kakek tua itu membuka mata berkerutnya secara perlahan, rupanya langkah dewi petir ada yang menghentikan. Di depan terlihat Andet tengah berdiri melindungi Jerolin, melayangkan tembakan bola api. Dewi Petir mengelakinya, membalas dengan sambaran petir. Andet menangkis menggunakan pedang, serangan-serangan petir terserap oleh pedang.“Siall…” Dewi petir mendesis. “Akan kurebut kembali pedang itu.” Katanya mengancam.
Sambaran petir disambarkan bertubi-tubi ke arah Andet. Andet hanya bisa menangkisnya. Serangannya sangat cepat, Andet disibukkan oleh serangan itu, ia tidak sadar bahwa dewi petir sudah berada tepat di atasnya, sepersekian detik disaat Andet lengah, petir di tangan musuh menghantam dirinya. Ledakan dahsyat terjadi. Semua menoleh ke arah sana.
“Andettt!!” Tantenya memekik. Pamannya terlihat begitu cemas.Lengang sejenak, menyisakan kepulan asap dan debu bekas serangan.
Dewi petir tersenyum congkak. ‘Bocah lemah’ katanya meremehkan, ia berjalan ke arah kepulan debu, bola-bola api kembali menyerang, dewi petir reflek menghindar. Rupanya Andet tidak terkena serangan, ia sudah berdiri di atas Nowi.
Musuhnya terperanjat tidak percaya. Orang-orang yang menyaksikan Nampak senang Andet selamat. Di sana, Meara terlihat diam memejamkan mata. Tubuhnya memancarkan sinar putih terang, efek sinar itu membuat para Zoodam terlihat oleh mata setiap orang.
“Astagaa.. Makhluk apa itu?”
Orang-orang yang melihatnya terperanjat kaget.
“Kalian tidak perlu takut. Makhluk apapun mereka, nampaknya mereka teman-teman dari orang-orang berjubah itu. Mereka orang-orang baik.” Salah seorang berteriak. Yang lain mengangguk setuju.
Di atas sana Andet berkonsentrasi untuk mengeluarkan kinesis level tiganya. Ia menenangkan diri seperti ketika diperintah oleh Jerolin. Gavin yang mengawasi peperangan, mulai khawatir ketika melihat Andet berkonsentrasi.
'Anak itu akan menjadi musuh berbahaya.' Pikirnya. Ia melihat ke arah Nowi yang tengah menangkis serangan-serangan dewi petir. Ia tahu kelemahan itu. Ketika para Zoodam terluka maka pemiliknya juga akan terluka. Gavin.memanfaatkan hal itu, memanggil monyet terbang dari tangannya, dan melompat ke punggung monyet terbang. Gavin sedikit mendekat ke arah Andet, tangan Gavin mengeluarkan gumpalan hitam, diarahkannya ke arah Nowi. Ketika gumpalan hitam siap ditembakkan, seseorang tiba-tiba hadir di depan dirinya dan secepat kilat menerjang Gavin, konsentrasi Andet terganggu mendengar suara dentuman.Tak hanya itu, lima makhluk yang lain juga mendapat terjangan dari dirinya. Semua hening melihat, belum mengerti apa yang terjadi. Sekejap kemudian, seseorang itu muncul di tengah-tengah pertempuran.
“Lefi penyihir terkuat di dunia hadir membantu.” Katanya bergaya.
Wajahnya yang tampan membuat wanita-wanita yang melihat terpesona.
Mata Ling-Ling dan kosmo membesar.
“Haiyaa.. Bukankah dia pria tampan yang menyerang kami malam itu?” Ling-Ling berteriak marah, namun tak bisa menutupi rasa sukanya.Lefi menurunkan seseorang yang tengah pingsan, “Dia tidak terbiasa berjalan cepat nampaknya,” Katanya
“Doni..” Feri cepat mendekat. Astaga, benarkah dia Doni sahabat karibku Pikir Feri. Feri melihat dengan seksama, benar, dia Doni sahabatku, ‘syukurlah’ Feri bernapas lega.
Bagaimana mungkin dia ada bersama orang ini, siapa pula orang yang sok tampan ini? Feri mendengus.
“Kau nampaknya kalah tampan, Feri.” Lion menggoda dari pikiran. Feri berdehuh sebal. Tapi Feri benar-benar bersyukur Doni sahabatnya tidak menjadi korban tradisi menyeramkan itu.“Lefi. Dia hadir lagi.” Jerolin tersenyum, tapi tak mampu menyambut kedatangan Lefi karena terlalu lemah.
“KAUUU BAJINGAN WAKTU ITU...” Kosmo berteriak kesal. Lefi menoleh. Mengembuskan napas.
“Sudah beberapa orang yang kutemui berkata demikian. Sungguh aku tidak mengerti.” Katanya serius.“Ambil kembali senjata pusaka kalian, anak-anak.” Jerolin berkata meringis.
Vera, Feri, Ling-Ling dan Kosmo mengangguk. Cepat mengambil senjata pusaka yang telah terpelanting, sebelum makhluk-makhluk itu kembali berdiri.
Lefi menghampiri Jerolin.
“Kakek Tua. Kaukah itu? Astaga, kau terlihat kacau.”
“Biar aku yang mengobati kakek Jerolin.” Vera mendekat. “Tapi aku butuh tenaga dalam lebih. Ada yang bisa membantu?"“Aku yang akan membantu.” Ling-Ling menawarkan diri, Ia melakukan itu karena tak mau tersaingi.
“SIALAN..” Gavin sudah kembali berdiri.
“AKAN KUHANCURKAN KALIAN SEMUA…”
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW STAR (Selesai)
FantasiaManusia sebetulnya memang mempunyai kekuatan dalam dirinya untuk mengendalikan kekuatan air, bumi, udara, atau apapun itu, kekuatan ini biasa disebut sebagai "Kinesis". Bintang-bintang ciptaan Meara membantu kekuatan dalam diri kelima pemegang "Rain...