BELAJAR JUJUR
Jangan pernah takut
melakukan kebenaran,
dan jangan takut
mengakui kesalahan.
Karena pada dasarnya,
hidup kita harus
bermodalkan kejujuran.@tausiyahcinta
💖💖💖
○
○
○
○
○Seminggu sudah Widia dan Anton menginap di rumah Alfaro. Selama itu juga Nesya sekamar dengan Alfaro. Alfaro memang tidak meminta jatah kepada Nesya, tapi dia selalu curi curi kesempatan untuk hanya sekedar memeluk ataupun mencium bibir Nesya.
Setelah kejadian di hari terakhir orang tua Alfaro menginap. Nesya tidak bisa melupakan kejadian itu. Ia terus saja mengingatnya, bahkan saat ia tidur sendirian lagi saat ini. Ia cukup merasa kesepian sekarang.
Entah kenapa, padahal ia biasa tidur sendirian, dan hanya dalam hitungan seminggu saja ia tidur berdua dengan Alfaro, itu berhasil membuatnya jadi merasa kesepian. Tak bisa memejamkan matanya meskipun ia sudah mengantuk sekali, ia merasa ada yang kurang saat ini.
Tak terasa, ingatan Nesya kembali pada kenangan yang membekas itu.
Flashback on
Nesya berdiri di balkon kamar Alfaro, fikirannya menerawang jauh entah kemana, tiba tiba saja dari belakang Alfaro memeluk tubuh ramping Nesya.
"Kok belum tidur si bund...??" Bisik Alfaro tepat ditelinga kanan Nesya. Dan itu berhasil membuat Nesya merinding dibuatnya.
Ia berusaha untuk melepaskan pelukan Alfaro, namun semua terasa sia sia saja, tenaga Alfaro tetap saja lebih kuat dibandingkan tenaga Nesya.
Sebenarnya bukan karna pelukan Alfaro yang membuat Nesya berontak, tapi karena kata terakhir yang diucapkan oleh Alfaro. "Bund...??" Tanya Nesya tak mengerti, posisinya masih dipeluk Alfaro dari belakang dan dagu Alfaro ia tempelkan di bahu kanan Nesya.
"Iya... kamu bunda, saya ayah... kita latihan saja dulu biar nggak kaku saat nanti kita sudah punya 9 anak." Jawab Alfaro yang terasa dekat sekali dengan telinga Nesya. Mengingat posisi Alfaro yang menyandarkan dagunya di bahu Nesya. Seketika saja tubuh Nesya merinding dibuatnya.
"Punya 9 anak...??" Tanya Nesya sambil menelan ludahnya kasar.
"Iya... 6 anak laki laki dan 3 anak perempuan. Kamu mau kan membuatnya bersama saya...??" Tanya Alfaro lagi. Kali ini Alfaro sudah memutar tubuh Nesya untuk menghadap kearahnya.
Tak terasa kedua sudut bibir Nesya terangkat keatas membentuk senyuman. Perutnya terasa ada yang menggelitik, makanya ia tiba tiba saja tersenyum lebar.
"Banyak banget 9 mas...?? Mau bikin kesebelasan kita...??" Tanya Nesya sambil masih tersenyum kearah Alfaro. Sebenarnya ia ingin tertawa, namun ia tidak enak hati takut membuat Alfaro jadi tersinggung karenanya.
"Boleh juga 11 anak. Saya lebih semangat kalau gitu bikinnya. Apa kita musti mulai dari sekarang saja...??" Goda Alfaro pada Nesya. Senyumnya kini terlihat sedikit berbeda, terlihat ada gurat nafsu disana.
"Nggak ah.. apaan... 9 aja tadi aku protes, ini malah mau buat 11 anak. Aku capek mas nanti. Melahirkan anak itukan nggak semudah kelihatannya, itu perjuangan antara hidup dan mati. Kamu enak mas nggak bakal ngrasain itu. Lah aku..?? Aku bakal ngrasain itu nanti, apalagi kamu minta 11 anak. Nggak ah... 6 anak aja cukup bagi aku." Jawab Nesya panjang lebar. Ia tak sadar sudah mengatakannya dan langsung menutup mulutnya karena kaget.
Alfaro tersenyum lebar dengan wajah nafsunya "Jadi kamu maunya kita punya 6 orang anak...?? Ok kalau gitu. 6 juga tidak apa apa. 4 laki laki yang 2 perempuan. Deal...??" Ucap Alfaro sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Nesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Neighbour (TAMAT)
Short Story"maaf mas... bisa minta tolong, aku pinjem uangnya sepuluh ribu buat bayar bis. sekali iniiii aja..?? (sambil menunjukkan jari telunjuknya dan menunjukkan wajah melasnya) aku lupa bawa dompet tadi. Barusan nggak sengaja liat masnya punya kartu Perum...