Bekal Makan siang

702 48 5
                                    

Jangan ubah dirimu
hanya karena
ingin dicintai
Jika dia
tak bisa menerima
Kamu apa adanya,
temukan seseorang
yang bisa

Juproni.com

♡♡♡♡♡
¤

¤

¤

Nesya hendak kembali ke kamarnya setelah tadi ia selesai memasak untuk makan siang. Hari ini ia berencana untuk mengantarkan sendiri makan siang itu kepada suaminya.

Semenjak ia menguping pembicaraan Alfaro dan Gavin tempo hari, ia semakin mengagumi sosok Alfaro, ada rasa sayang ingin berada di dekat Alfaro selalu. Entah kenapa Nesya bisa jadi sebucin itu kepada Alfaro.

Ia bersiap setelah tadi mandi untuk menghilangkan keringetnya karena kegiatan memasak tadi. Kali ini ia juga ingin sekalian makan siang dikantor Alfaro. Makanya tadi ia memasak cukup banyak.

 Makanya tadi ia memasak cukup banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pak Mul... bisa anterin aku ke kantornya mas Al...??" Tanya Nesya saat ia sudah ada di depan rumahnya. Tepatnya sih di basecamp untuk para supir dan satpam saat beristirahat.

"Bisa Non... mari saya antar..." jawab supir yang tadi dipanggil pak Mul.

-------------

Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya Nesya sampai di tempat Alfaro bekerja. Tertulis dengan huruf yang begitu besar di atas Gedung itu "PT. ALFARO ARCHITEAM" gumam Nesya lirih. Ia memang mengetahui kalau Alfaro adalah Arsitek yang sukses dan kaya raya. Tapi ini pertama kalinya ia datang ke gedung perusahaan milik Alfaro.

"Makasih ya pak. Pak Mul nunggu bentar disini nggak apa apa kan...?? Barang kali aku cuma sebentar..." ucap Nesya. Ia pikir makan siang itu tidak akan memakan waktu yang lama. Jadi tidak apa apalah kalau pak Mul disuruh menunggu sebentar.

"Baik non..." jawab pak Mul tersenyum.

"Oh iya. Ini ada uang buat bapak, barang kali kalau nunggu aku lama mau sambil ngopi ngopi dulu..." ucap Nesya sambil memberikan supir itu uang lembaran seratus ribu.

"Nggak usah non... saya ada sendiri..." tolak si supir merasa tidak enak.

"Nggak apa apa. Terima aja... nih... (sambil menaruh di jok depan samping supir) aku ke dalam dulu pak..." akhiri Nesya yang kemudian ia keluar mobil dan masuk ke gedung tinggi itu.

Begitu masuk ia disambut oleh beberapa karyawan Alfaro. Mereka memang sudah mengenal Nesya waktu di acara pertunangan serta pernikahan Nesya dan Alfaro.

"Mba... ruangan suami saya dimana ya...??" Tanya Nesya dengan bahasa sopan.

"Mari bu. Saya antar saja..." ucap salah satu resepsionist sambil tersenyum.

Dengan senang hati Nesya menerimanya. Jadi ia tidak usah repot repot untuk mencari 1 ruangan di gedung besar itu.

"Ini ruangannya, sepertinya pak Al sedang ada tamu..." kata Resepsionist itu sambil menunjuk kearah ruangan yang pintunya sedikit terbuka itu.

My Lovely Neighbour (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang