Yang memang untukmu
akan datang meski
tak kau jemput.
Yang bukan untukmu
akan pergi meski
tak kau minta
Yen takdire gandeng
Yo bakale gandeng
Apa yang musti
kau takutkan..??
Semua rencana hidup
Telah diatur oleh Allah swt.✊✊✊
!
!
!
!
!Nesya sedang menyiapkan bekal makan siang untuk Alfaro. Sampai hari ke 5 Nesya belum sama sekali sanggup untuk bertemu dengan Alfaro. Ia takut saat melihat wajah Alfaro nanti, ia akan jadi semakin benci kepada Alfaro karena teringat akan kejadian yang menyakitkan waktu itu.
"Non... non Nesya lagi marahan yah sama den Faro...??" Tanya bi Jum yang sedari tadi menemani Nesya memasak.
Tersenyum "nggak kok bi..." jawab Nesya bohong. Ia tidak mau orang lain jadi ikut campur dengan masalahnya itu.
"Non... kasihan den Faro. Dia itu nggak pernah jatuh cinta sebelumnya sama wanita manapun. Hanya non Nesya yang den Faro kenalkan sama orang tuanya, bahkan sampai menikahi non Nesya." Cerita bi Jum sambil fikirannya menerawang entah kemana.
"Dulu sering sekali orang tuanya den Faro menjodohkannya dengan anak dari teman teman mereka. Tapi tidak ada satupun yang den Faro setujui. Bahkan ada 1 teman kuliahnya yang dulu itu ngejar ngejar den Faro. Dia selalu datang kesini untuk bawa makanan atau hanya sekedar main. Dia juga mendekati tuan dan nyonya untuk mendapat restu dari mereka. Tapi den Faro tidak pernah merespon wanita itu. Malah terkadang den Faro itu pergi dari rumah ini kalau ada wanita itu." Cerita bi Jum panjang lebar, ia menatap mata Nesya.
Nesya tidak tahu kenapa tiba tiba bi Jum bercerita tentang Alfaro kepada Nesya. Tapi ia juga tidak enak kalau harus memotongnya secara sepihak. Jadi Nesya tetap setia mendengarkan cerita dari bi Jum. Mungkin nanti Nesya akan menanyakan sesuatu tentang Gina wanita yang tempo hari ia lihat bersama Alfaro.
"Dulu nyonya pernah cerita, kalau dia ketemu dengan wanita yang menganggap den Faro itu supirnya tuan sama nyonya. Lucu sekali katanya (sambil terkekeh) Dan beliau baru pertama kali lihat den Faro menjawab begitu banyak pertanyaan dari wanita yang menganggapnya supir itu."
Nesya tersenyum mengingat kejadian itu, saat itu ia benar benar tidak tahu kalau Alfaro adalah anak mereka. Nesya jadi merasa tidak enak kalau ingat hal itu.
"Trus kata nyonya, den Faro pernah sekali cerita tentang wanita itu kepada nyonya. Dan itu untuk pertama kalinya den Faro terbuka sama nyonya. Sebelumnya den Faro itu cuma kaya kulkas berjalan aja. Judes banget. Nggak ada ngomongnya." Cerita bi Jum menggebu gebu.
"Kalau wanita yang namanya Gina itu, orangnya kayak gimana bi...?? Apa dia itu kekasihnya mas Al...??" Akhirnya Nesya memberanikan diri untuk bertanya.
"Kok non Nesya kenal juga sama non Gina..???" Tanya bi Jum bingung, seingatnya sudah 2 tahun lamanya Gina pergi ke Amerika.
"Kebetulan pernah ketemu kemarin..." jawab Nesya jujur.
"Ouh... non Gina udah pulang dari Amerika...?? Sejak kapan..?? (Nesya menggeleng sambil tersenyum kearah bi Jum) jadi non Gina itu temen kuliahnya den Faro yang tadi bibi ceritain... yang ngejar ngejar den Faro, padahal den Faro nggak pernah ngrespon sama sekali. Kalau ada dia disini, den Faro lebih milih pergi, niatnya sih biar non Gina sadar kalau den Faro nggak suka sama dia.." jawab bi Jum.
"Tapi katanya Gina sebentar lagi mau menikah sama mas Al...??" Tanya Nesya lagi. Ia ingin lebih tahu jelas tentang Gina.
"Memangnya non Gina bilang gitu sama non Nesya...??" Tanya bi Jum terkejut. Nesya tersenyum getir lalu mengangguk untuk menjawab pertanyaan bi Jum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Neighbour (TAMAT)
Short Story"maaf mas... bisa minta tolong, aku pinjem uangnya sepuluh ribu buat bayar bis. sekali iniiii aja..?? (sambil menunjukkan jari telunjuknya dan menunjukkan wajah melasnya) aku lupa bawa dompet tadi. Barusan nggak sengaja liat masnya punya kartu Perum...