BAB 12 : PRAKTEK

991 69 0
                                    


KAMPUS - 08.22.

"Untuk Presentasi dan Praktek hari ini saya undur menjadi besok. Saya ada keperluan di luar kota yang sangat mendadak. Kelas tetap berjalan sampai waktu belajar habis, kalian bisa praktek dan presentasi sendiri disini untuk latihan agar besok maju kedepan tidak ada kesusahan."

"Sebelum itu, saya akan membagi tugas Praktek masing-masing kelompok! Tugas Presentasi secara individu dan Tugas Praktek secara kelompok. Maaf, saya ubah yaa ... tapi, materi tetap sama seperti yang Ibu berikan kemarin." jelas Dosen Irna yang merupakan salah satu dosen jurusan kami.

"Tugas dari kelompok Zora, Dengarkan baik-baik yaa!"

"Jelaskan satu persatu fungsi dari bagian-bagian alat kelamin laki-laki! Harus lengkap beserta penjelasannya, jangan lupa bawa alat nya untuk praktek juga. Jelaskan fungsi nya menggunakan patung percobaan, kalian bisa ambil di ruangan sebelah."

"Nanti semua anggota kelompok akan mempresentasikan hasil pekerjaan nya di depan kelas! Masing-masing anak menjelaskan satu persatu bagian nya, jangan lupa di bagi yaa .." kata Bu Irna.

"Bngsatttttt ..... " tekan Rendy pelan menggeram.

"Udah Lah- capek gua Ren .. kenapa tugas kita akhir-akhir ini tambah sesad?!" cetus Cila protes.

"Idk .." balas ku melamun.

"Eh, mana Rafli?" sambung ku bertanya, aku baru tersadar bahwa Rafli sedang tidak gabung dengan kelompok nya. Kemudian Rendy menjawab. "Di toilet .." balas nya lemas.

"Di toilet? Lama amat. Kok dia lama si? ck, tu bocah nyebelin banget sumpah." pungkas ku kesal.

"Yaa .. gitu deh." respon Cila.

"Ren, Lo ada benda nya? Buat ini .. buat praktek." tanyaku tersenyum tertekan. Komuk wajah Rendy benar-benar datar seketika. "Yakali gue punya, kalo gue punya buat apaan anjr." balas Rendy.

"Yaa buat itu lah, masa Lo ga punya? Lo kan cowo." ucap ku. Rendy tertawa menggeleng kan kepala.

"Ga semua cowo punya kali Zor! Kebanyakan yang punya itu laki-laki yang udah nikah!" ujar Cila.

"Ooohhh ...." aku mengangguk sebagai tanda mengerti. Entah kenapa aku langsung teringat oleh Arhan.

"(Si bocah banyak omong itu, punya Ndak yaaa ...)"

"Tentang itu, pikir nanti aja. Sekarang, kita susun tu tugas ntar di bagi ke 4 anak." kata Rendy.

Aku dan Cila mengangguk, lalu kami bertiga memutuskan untuk ke ruangan sebelah dan mengambil patung untuk latihan Praktek besok.

"Nahh nih!" ucap Rendy membuat pandangan mataku berpindah seketika.

Aku dan Cila menatap dalam patung praktek itu.

"Kecil kali anjwing!" protes Cila saat melihat batang kecil mungil yang terpajang kaku di patung tersebut.

"Trus minta Lo segede apa? Segede harapan Lo pengen milikin dia gitu?" sindir ku.

"Aaaaaa ... Zora! Jangan gitu Napa!" balas Cila merengek endel.

"Canda doang!" aju ku tertawa.

"Ngga si, ini bukan kecil. Lebih ke sedang menurut gue .." pungkas Rendy memperhatikan.

"Kita percaya aja lah ke Rendy, mungkin punya dia sama kek ini." ucap Cila tanpa adanya rasa bersalah. Dia terlihat sangat ringan saat mengatakan kalimat itu.

Aku tertawa berat. "WOYY! ASTAGAAA!!! HAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHA!!"

"Ck, aneh-aneh Lo Cil!" ketus Rendy tak suka.

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang