Aku terdiam seketika, aku berpikir bahwa marah-marah hanya membuang waktu saja. Marah juga tidak membuat Ayah dan Ibuku kembali ke dunia. Aku mengalihkan pandanganku darinya, menempelkan kedua telapak tangan ku pada permukaan wajah hingga tertutup rapat.
"Bisakah saya berbicara dengan mu sebentar? Ini sangat penting, dan saya harap kamu mengerti."
"Katakan saja." ucapku dingin tetap menutupi muka.
"Jangan tutupi mukamu, kedua orang tua saya ingin melihat mu sekarang." kata lelaki itu, dengan perlahan aku mulai memperlihatkan wajahku. Aku melihat ada seorang Pria dan wanita Tua yang berdiri di hadapan Pria ini.
Mereka berdua saling bertatapan melontarkan senyuman manisnya saat melihat ku. Pria yang tadi tengah mengobrol dengan ku, dia berdiri keluar dari kamar dan membiarkan ku didalam dengan kedua orangtuanya.
Aku kebingungan, apa yang akan di bicarakan?
"Eum, Halo. Bagaimana kabar mu?Sebelumnya, maaf atas tindakan anak saya dari kejadian kemarin. Kami berdua sungguh-sungguh minta maaf dan turut berduka atas meninggalnya kedua orang tua kamu. Soal kejadian kemarin, semua sudah di urus oleh Arhan."
"Iya nak, kami dari kedua orangtua Arhan. Kami mohon, maafkan lah anak saya." sambung Papa Arhan.
"Ah, ya .. terimakasih banyak. Semua ini adalah takdir dari Tuhan, jadi, jangan terlalu di bawa serius. Biarkan saja apa yang telah terjadi. Lagian, cara meminta maaf seperti ini .. tidak akan bisa membuat kedua orang tua saya hidup lagi kan?"
"Tapi, terimakasih banyak. Saya menghargai cara kalian meminta maaf. Tapi tidak untuk anak kalian. Meskipun dia sudah membantu mengurus kedua jasad orang tua saya, saya tetap tidak akan memaafkan nya! Sampai kapan pun itu!" ucapku sedikit tegas, aku seperti ini juga karna tumbuhnya rasa benci kepada Arhan.
Lalu, Papa Arhan berkata. "Sekali lagi saya dan sekeluarga minta maaf atas perlakuan anak saya terhadap kedua orang tuamu. Kalau kamu bertanya, mengapa anak kami tidak masuk penja-"
"Saya tau apa alasannya, karna, kalian keluarga terhormat kan?" sela ku menatap tajam.
Kedua orangtua Arhan langsung saling bertatapan, sepertinya mereka tidak sanggup lagi menghadapi aku yang seperti ini. Aku ingin pulang sekarang, tempatku bukan disini.
"Jika pembicaraan ini selesai, tolong biarkan saya keluar dari tempat ini. Ini adalah tempat orang terhormat." cetusku tak ada takut sedikitpun.
"Jaga ucapan mu .." ucap Ibu Arhan memegang punggung tangan ku. Aku langsung menarik tangan ku cepat dan berkata. "Apa? dengan saya berkata seperti ini, apa kalian akan MEMPENJARAKAN saya? Penjarakan saja saya, saya tidak takut! saya sudah tidak ada lagi tujuan hidup kedepannya."
"Saya tau kamu sedang ada di posisi dimana kamu hancur karna kehilangan kedua orang tua kamu. Kedua orang tua kamu adalah tempat dimana kamu bahagia kan? Iya? Apa itu benar?" Wanita tua itu mengajukan pertanyaan yang membuat aku langsung mengangguk tanpa ragu.
"Dengan begitu, kami berdua akan mengganti kebahagiaan mu lewat Arhan." sambung Papa Arhan, salah satu alisku berdiri.
"Iya, saya setuju." balas Ibu Arhan.
"A-apa maksutnya?" tanyaku.
"Kami berdua akan menjodohkan mu dengan Arhan, yaitu anak kami sendiri. Dia yang akan membuatmu bahagia nanti. Dan yang pasti, kamu akan memiliki tujuan hidup lagi kedepannya. Saya harap kamu setuju dengan rencana kami, kami akan memberi kamu waktu hingga esok pagi untuk berpikir." jelas Ibu Arhan, aku langsung terkejut membisu.
"Untuk malam ini, kamu di perbolehkan untuk tidur disini. Namun jika kamu setuju dengan rencana perjodohan yang kami ajukan, kamu akan tidur dengan Arhan nanti." kata Papa Arhan.
Aku tidak bisa berkata-kata, aku hanya bisa menelan air ludah ku kasar.
"Baiklah, kita akhiri pembicaraan kali ini. Saya akan menyuruh Arhan untuk masuk kedalam. Selamat beristirahat." ucap Ibu Arhan lalu keluar dari ruangan.
Aku hanya terdiam tak membalas kata-kata nya daritadi. Pilihan yang sangat mudah, tinggal menolak apa susahnya? Lagian aku tidak mungkin kan menikah dengan orang yang sudah membuat kedua orang tua ku mati.
Ceklek-
Suara pintu masuk terdengar, aku langsung memasang wajah masam ku pada nya. Dia berjalan kearah ku dan kembali duduk di samping ranjang tempat aku berbaring.
"Apa yang kedua orang tua saya katakan padamu?" tanya Arhan. "Panjang, ada satu yang berhasil menarik perhatian gue. Tapi, gue ngga sama sekali minat dengan permintaan kedua orang tua Lo." jawab ku jelas.
"Permintaan apa?" tanya Arhan, aku yakin dia sedang pura-pura tidak tau.
Aku mendengus kesal. "Ck! Kedua orang tua Lo!, me-mereka ingin kita berdua menikah." ucapku malu, aku tak bisa menatap matanya sekarang.
"Hnghh ... Jujur, itu adalah rencana saya sendiri, bukan rencana orang tua saya. Saya yang meminta kepada orang tua saya agar saya di jodohkan dengan mu. Saya meminta seperti itu kar-" jelas Arhan berusaha menjelaskan semuanya, tetapi, aku menyela perkataan nya lagi.
"KENAPA??!! LO KAN UDAH ADA TUNANGAN!!!! PERASAAN BARU KEMARIN DEH GUE DENGER TU BERITA!" cetusku menyindir.
"Kek nya, Lo bener-bener Pria ga bener. Gue udah jamin itu!"
"Sht! Jangan berkata seperti itu dulu, kamu tidak tau bagaimana kenyataan nya. Berita itu palsu, seseorang salah menyiarkan nya kepada rakyat sekitar."
"Oh ya? Jangan-jangan Lo ngarang!" tuduhku lagi.
"Tidak, hnghh ... sepertinya akan susah berbincang dengan mu. Jadi, memang benar saya sudah ada tunangan. Tetapi, saya tidak mau di tunangkan dengan perempuan itu. Jadi otomatis, pertunangan kami batalkan dan kedua orang tua saya setuju akan hal itu. Soal saya berpacaran, saya tidak pernah berpacaran sebelum nya. Berita itu palsu."
Aku terdiam sejenak. "Kenapa Lo gamau di tunangan ma perempuan itu?" lanjut ku bertanya.
°=°
SS BAGIAN CERITA TERFAVORIT MU! UPLOD DI STORY INSTAGRAM DAN JANGAN LUPA TAG SAYA YA:3
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyaman ga sama saya? - PRE ORDER
RomansaBerkisah tentang Arhan yang mengejar cinta seorang gadis cantik bernama Zora. Gadis biasa yang terlahir di keluarga biasa, dan hidup di pedesaan dekat Kota. Namun setelah kejadian yang tidak disengaja dimana Arhan seorang CEO muda yang terkenal di d...