BAB 22 : BERBOHONG

819 59 0
                                    

"Ck, ke toilet nya bisa nanti. Gue mau ngomong penting ma Lo Zor. Sekarang." ucap Rendy menggeram di akhir.

"Zora! Kalo Lo gamau anterin gue ke kamar mandi, kita putus persahabatan." ancam Cila. Aku menoleh kesana kemari melihat raut muka Rendy dan Cila yang sangat-sangat serius.

"Apa si, kan gue dulu yang—"

Kalimat Rendy ku putus. "Maaf, Ayo Cil." ucap ku menggeret tangan Cila. Kami berdua berjalan kearah toilet bersama. Sekilas aku menoleh kebelakang, Rendy tengah menatap ku dengan tatapan tajam.

Sampainya di toilet.

"Anu, sebenarnya gue ngga kebelet pipis atau apa." ucap Cila membuatku kebingungan.

"Lo jangan deket-deket ma Rendy mulai sekarang." sambung Cila memberitahu.

"Lah, kenapa?" tanyaku menaikkan satu alisku.

"Udah, nurut aja." paksa Cila.

"Gabisa, dia temen lama gue Cil .. lagian Lo ngapain larang-larang gue?"

"Seharusnya Lo tau lah ngapain gue ngelarang Lo buat ga Deket lagi sama Rendy."

"Karna gue udah punya suami? Iya?"

"Cil, gue ma Rendy cuman temen lama doang. Lagian dia udah ada crush." ucap ku.

Cila terkejut berat. "Hah? Siapa? Kaget banget dia punya Crush .." lirih Cila berwajah kecewa.

"Kenapa wajah Lo gitu?"

"Gapapa, kaget aja." jawab Cila lesu berat.

"Gue gatau siapa crush nya, Rendy ga ngasi tau. Dia bakal ngasi tau kalo dia bisa dapetin crush nya." jelas ku. Dia semakin tak bersemangat saat aku berkata seperti itu.

"Udah yok, kembali ke kantin. Gue pengen lanjut makan." ajak ku menggandeng tangan Cila.

Sampainya di Kantin ...

Kami duduk di tempat kami berdua menyantai tadi. Aku menoleh kesana dan kemari, mungkin saja Rendy masih ada di sekitar sini. Aku juga sangat penasaran, apa yang mau dia bicarakan padaku.

Beberapa menit kedepan, bel berbunyi menandakan semua mahasiswa dan siswi harus memasuki kelasnya masing-masing. Kelas akan berlangsung hingga jam pulang nanti. Di kelas, Aku dan Rendy tampak biasa-biasa saja. Seperti teman. Tetapi, Cila terus menatap ku dengan tatapan aneh.

Sebenarnya ada apa? Kenapa dia melarang ku untuk dekat dengan Rendy tadi? Dekat? Tidak tuh, aku dan dia hanya sahabat lama biasa. Sekarang kami tidak terlalu dekat karna Rendy juga sedang sibuk latihan basket dan tanding sana sini. Ber-chatingan pun jarang, apalagi ketemu.

KRING!! KRING!!!

"Zora, gue langsung balik ya. Mau bantuin nyokap dirumah .." pungkas Cila berpamitan.

"Bantuin apa emang?" tanyaku kepo.

"Beberapa hari kedepan, gue bakal Adain acara pesta besar-besaran. Lo nanti'in aja dah acaranya. Temen-temen bakal gue undang semua, termasuk Lo dan Rendy." jelas Cila bersemangat.

"Acara apa Cil?" tanyaku masih saja terus kepo.

"Jangan kebanyakan tanya Lo! Ntar juga tau, oke, bye gue duluan yaaa!"

"Dadah .." lirih ku melambaikan tangan. Cila pun pulang setelah dia melambaikan tangan nya kearah ku.

Setelah itu, aku memutuskan untuk menghubungi Mas Arhan. Aku sudah mengeluarkan handphone ku dari saku, kini aku tengah mencari kontak suami ku untuk di hubungi. Namun yang aku lakukan jadi terhalang karna datang nya si Rendy.

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang