BAB 25 : TELAH BEDA

710 55 0
                                    

RUMAH - KAMAR - 16.17. - SORE

Setelah mandi sore selesai, aku langsung merebahkan tubuh ku di atas ranjang dan menikmati betapa dingin nya ranjang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mandi sore selesai, aku langsung merebahkan tubuh ku di atas ranjang dan menikmati betapa dingin nya ranjang itu. Sedangkan Mas Arhan, dia sedang mandi sore. Untung saja perkejaan nya selesai lebih awal, aku jadi ada teman nya hingga esok hari. Jika Mas Arhan lembur, pasti aku akan kesusahan untuk tidur karna tidak ada puk-puk malam hari.

10 menit kemudian ...

Ceklek-

Arhan keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambut nya masih sangat basah. Dia melangkah berjalan menuju ranjang untuk melihat keberadaan istrinya.

"Sayang? Tidur ya?" intip Arhan. Posisi tidur Zora tengkurap apalagi, dengan rambut Zora yang panjang, itu membuat wajah Zora tertutupi oleh rambut.

Tentu saja sebagai suami, Arhan memposisikan tubuh istrinya menjadi lebih baik agar Zora lebih nyaman saat tidur. Tetapi, Zora malah terbangun membuat Arhan merasa sangat bersalah.

"Maaf, Mas jadi buat kamu bangun." lirih Mas Arhan mengusap pucuk rambut ku.

"Gapapa, Zora cuman capek karna jalan-jalan tadi." sahut ku lalu ingin melanjutkan tidur.

"Mas nanti malam mau ke lapangan basket bareng teman-teman Mas. Kamu dirumah aja istirahat, oke?"

Saat dia berkata seperti itu, Refleks tangan ku langsung memegang pergelangan Mas Arhan sangat erat .. "Ikut Mas." lirih ku menatap berharap Mas Arhan memperbolehkan ku untuk ikut.

"Tidak sayang, Kam-"

"Zora ikut .. ikut Mas Arhan ..." lirih ku lagi mulai mengembik. Mas Arhan jadi tak tega meninggalkan ku sendirian dirumah. Jurus ngembik ku memang ampuh! "Eh, iya-iya sayang ikut .. jangan nangis. Mas tidak suka melihat Bidadari yang menangis." kata Mas Arhan lanjut menciumi kedua pipiku.

Aku tersenyum lebar dan bertanya. "E'em, Mas ngapain ke lapangan basket?"

"Latihan Basket sayang." jawab Mas Arhan, aku langsung teringat oleh Rendy soal tadi siang.

Dia ikut Basket karna aku suka dengan cowo basket.

"Eh, Mas Arhan main basket?"

Mas Arhan mengangguk sembari mengelus rambut ku. "Hm, Zora bisa main basket ndak?" tanya Mas Arhan.

"Ngga bisa." jawab ku menggeleng. "Suatu saat nanti, Mas akan mengajari mu cara bermain basket. Mau ndak?"

"Mau-mau!" tegasku mengangguk girang.

"Baiklah. Kalo Mas ngga lagi sibuk, Mas bakal ngajarin kamu main Basket sayang. Tapi untuk saat ini, Mas ngga bisa dulu. Maaf. Tunggu saja waktu yang tepat akan datang." ucap Mas Arhan padaku.

Dia memang sangat-sangat lembut dan menjaga perasaan ku. Aku sudah mulai luluh saat ini, kenapa aku mudah luluh hanya karna sifat lembut Mas Arhan ya? Padahal itu hanyalah hal yang biasa.

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang