𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑~𝟏𝟐

646 44 6
                                    

HAI BREE 🥰❤️

KASIH VOTE DULU DONG✨

JANGAN LUPA RAMEIN KOLOM KOMENTAR YA, BIAR AKU MAKIN SEMANGAT NULISNYA💛

SEMAKIN RAME KOMENNYA, SEMAKIN CEPET JUGA UPDATENYA ❤️

HAPPY READING 💕

•◦•❈•◦•

Suasana kelas XII IPS 3 memang benar-benar ramai saat ini. Para murid berkeliaran kesana-kemari demi untuk melakukan contekan masal tugas yang telah Bu Endang berikan. Ya, contekan massal memang sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di kelas ini.

"Habis Delvin, giliran gue pokoknya!" Gio berseru ditempat duduknya.

Mereka memang selalu seperti itu saat mengerjakan tugas. Sebelum ada Athar, yang menjadi sumber contekan mereka adalah Jehan. Sudah tidak dapat diragukan lagi, karena Jehan merupakan siswa yang berturut-turut menjadi juara kelas. Namun saat ini Jehan belum juga menampakkan dirinya, alhasil buku milik Athar lah yang menjadi sasaran mereka.

"Lama amat sih, Vin?! Buruan kenapa! Bentar lagi Bu Ndut masuk kelas nih!" seru Gio dengan raut wajah cemas, karena buku tugasnya yang masih belum juga terisi.

Bu Endang nama aslinya. Dijuluki Bu Ndut karena beliau memang berperawakan gendut, bergincu merah merona, berkacamata dan selalu berkonde.

Bu Endang merupakan guru paling killer yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya dikelas mereka. Dikatakan killer karena Bu Endang merupakan guru yang sangat disiplin dan tak segan-segan menghukum muridnya jika melanggar peraturan sekolah.

"Diem, anjing!" ujar Delvin cuek seperti biasanya.

"Iya...iya," ujar Gio yang mulai beranjak dari tempat duduknya. "Aduh... gue kebelet pipis lagi, pipis dulu, ah!"

"Udah selesai belum, Vin?" tanya Eza.

"Hmm."

"Sini ganti gue." Eza mengambil alih buku tugas milik Athar yang sudah Delvin letakkan di meja Gio.

"Tumben ikut nyontek?" tanya Delvin. "Udah gesrek otak lo?"

Eza memang jarang sekali ikut dalam hal contek menyontek. Karena Eza sendiri juga masih bisa dibilang sebagai murid yang jenius.

"Bukan gesrek! Ngebul nih otak," jawab Eza. "Gue semalem habis ngedate sama cewek-cewek gue, jadi gak sempet nugas."

"Oh."

"OH, doang?" beo Eza dengan raut wajah cengo. "Punya temen gini amat, nyesel gue ngomong."

Bel masuk sekolah kini telah berbunyi, bersamaan dengan Jehan yang baru saja memasuki kelas. Jehan segera mengeluarkan buku dan peralatan yang lainnya dari dalam tas miliknya.

"Tumben lo jam segini baru berangkat, Jee?" tanya Eza.

"Iya, habis nganterin buburnya Jihan dulu kerumah sakit," jawab Jehan.

"Oh gitu," jawab Eza dengan menganggukkan kepalanya. "Gimana keadaan Jihan? Udah sembuh, Jee?"

"Alhamdulillah, udah agak mendingan."

"Alhamdulillah kalau gitu," jawab Eza. "Sorry Jee, gue belum sempat nengokin Jihan."

"Iya gak apa-apa. Gue tau jadwal ngedate lo padat terus," jawab Jehan sembari tersenyum. "Gio kemana?"

𝐀𝐓𝐇𝐀𝐑𝐀𝐙𝐊𝐀 [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang