𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑~𝟐𝟔

624 37 7
                                    

Hallo, Bree🥰

Vote dulu yaa🌻

Selamat membaca dan semoga kalian suka❤️

•◦•❈•◦•

"Pak Bos, lo kenapa dah? Dari tadi diem mulu," kata Gio yang sedang berdiri di samping Athar. "Lo lagi sakit?" Athar hanya menjawab dengan gelengan kecil.

Karena merasa ingin tahu, Eza pun ikut bertanya. "Lo kayak orang nggak ada semangat-semangatnya gitu hari ini. Kenapa, sih?"

"Oh gue tau, Nadhira kan belum nyamperin ke sini. Mungkin kalau Nadhira udah ke sini mood nya langsung bagus," tebak Gio asal, sambil cengengesan. "Ya nggak, Gus?"

"Yups! Bener banget," jawab Agus. "Tadi gue lihat, Nadhira masih periksa atribut di barisan anak kelas sepuluh, Bang."

"Padahal kemarin malem, baru aja ketemu sama Nadhira. Makan es krim berdua di depan rumah sambil ketawa-ketawa berdua gitu," celetuk Gio sambil cengengesan.

"Oooh..., jadi kemarin malem lo tanya begitu karena mau beliin es krim buat Nadhira?" sahut Eza sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Malem-malem nikmatin Es krim berdua, anginnya similir-similir. Emang sederhana sih, tapi jujur gue iri sama lo, Pak Bos. Semalem, Nadhira juga kelihatannya seneng banget," imbuh Gio sambil membayangkan kejadian semalam.

"Sok tau!" timpal Delvin dengan raut wajah datar, seperti biasanya.

"Lah emang gue tau. Gue lihat pake mata kepala gue sendiri," jawab Gio dengan volume suara yang semakin meningkat. "Gue bela-belain ngintip di semak-semak sampe digigitin nyamuk."

Kedua bola mata Athar semakin memicing. "Semalem lo ngikutin gue?!"

Gio pun garuk-garuk kepala sambil nyengir kuda menanggapi ucapan ketuanya yang terlihat mulai emosi itu.

"Jee, lo tau kan, lo harus apa? Tolongin gue, anjirrr!" ucap Gio sembari berjalan mundur, menjauh dari Athar.

"Jadiin samsak, boleh juga," ucap Delvin berusaha mengompori Athar. Memang hobi dalam hal mengompor-ngompori seseorang makhluk hidup yang satu ini.

"Kak Jee, tolongin gue kenapa!" rengek Gio dengan raut wajah yang meminta belas kasihan. "Delvin emang minim akhlak dah, bisanya cuma ngomporin orang doang!"

"Gue nggak ikut-ikut, Yo'," jawab Jehan diakhiri dengan tawa kecilnya.

Setelah cukup lama mengamati Athar, Jehan merasa ada yang aneh dari sahabatnya itu. Sejak tadi, Athar berkali-kali memejamkan kedua matanya. Seperti orang yang tengah menahan sakit.

"Lo lagi sakit, Thar?" tanya Jehan dengan memelankan suaranya ketika berdiri di dekat Athar. "Muka lo agak pucat gitu?"

"Cuma pusing, dikit."

"Mending lo ke UKS aja, lagian lo nggak bawa dasi lagi, kan? Daripada nanti baris di depan makin kepanasan," tutur Jehan merasa khawatir.

"Eh, eh, itu si Nadhira," ucap Agus ketika melihat Nadhira sedang berjalan menuju barisan gerombolan Athar. Mereka semua pun mengalihkan pandangannya pada Nadhira, terutama Athar.

"Ekhem, ekheeem..., Yang nggak pakai atribut lengkap, silahkan maju ke depan sekarang juga!" kata Gio yang tengah menirukan logat serta gaya bicara dari Nadhira.

Nadhira memutar bola matanya malas ketika mengetahui kelakuan Gio. "Kapan sih, kalian bisa kasih contoh yang baik buat adik kelas?!"

"Dari dulu sama aja, nggak pernah berubah!" seru Nadhira merasa kesal.

𝐀𝐓𝐇𝐀𝐑𝐀𝐙𝐊𝐀 [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang