𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑~𝟑𝟒

364 18 18
                                    

Assalamu'alaikum

Alhamdulillah, sekian lama ngga up, sekarang up juga, maafkan aku ya man-teman karena updatenya lama banget🥹🙏🏻🙏🏻

Hargai penulis dengan cara kasih vote terlebih dahulu yaa
Terimakasih🤍

Selamat membaca
&
semoga kalian suka🥰✨

•◦•❈•◦•

Bagaimana aku tidak jatuh cinta padanya, sedangkan memandangnya saja membuatku merasa tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana aku tidak jatuh cinta padanya, sedangkan memandangnya saja membuatku merasa tenang.

~Atharazka Jeffandra~

•◦•❈•◦•

Setelah menikmati senja, akhirnya Athar dan Nadhira sudah tiba di depan gerbang rumah Nadhira, Athar terlihat buru-buru untuk segera pergi dari rumah Nadhira. Nadhira pun merasa heran, karena tak seperti biasanya Athar bersikap seperti itu. Biasanya, Athar selalu menyempatkan diri untuk duduk dan berbincang bersama Nadhira walaupun hanya sebentar.

"Ra, maaf ya, hari ini gue nggak bisa mampir, gue ada urusan penting."

"Oh iya, nggak apa-apa, Kak."

"Titip salam buat Bang Billy, ya? Bilang ke dia, kalau calon adik ipar nggak bisa nemenin nugas untuk malam hari ini."

Nadhira tertawa kecil mendengarnya, "Calon adik ipar?"

"Nadhira kan calon istrinya Athar." Dengan santainya, Athar mengatakan hal yang berhasil membuat Nadhira salah tingkah.

"I-iya udah, Kak. Buruan pulang, tadi katanya masih ada urusan penting."

"Masuk dulu gih, gue nggak bakalan cabut kalau lo masih berdiri di sini."

"Iya, iya, gue masuk."

Setelah memastikan Nadhira sudah benar-benar masuk ke dalam rumah, Athar segera menyalakan motor ninjanya untuk bergegas menuju ke rumah sakit.

Tak berselang waktu yang lama, sebuah taksi berhenti di depan gerbang rumah Nadhira. Ya, taksi itu merupakan taksi online yang sebelumnya sudah di pesan oleh Nadhira.

"Mau kemana ini, Neng?" tanya sopir taksi itu ketika Nadhira mendudukkan dirinya di kursi penumpang yang ada di belakang.

"Ayo cepat, Pak. Ikutin arahan dari saya."

"Baik, Neng."

Setelah membelah jalan raya yang terlihat tak begitu ramai kendaraan, Nadhira memfokuskan pandangannya pada salah satu objek yang akan diikutinya.

"Pak, Pak, ikutin laki-laki itu, ya," kata Nadhira mengintruksikan sopir taksi itu.

"Yang mana, Neng?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐓𝐇𝐀𝐑𝐀𝐙𝐊𝐀 [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang