05. (Akad )

107 62 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim~
Budayakan baca bismillah sebelum baca:)
________

Jangan lupa vote ya⭐

Malam yang sunyi, Aiza duduk sendirian di kamarnya menghadap jendela dengan buku dan pena ditangannya. Jari-jari itu terus bergerak bait demi bait kata yang ia tuliskan.

J-24-08-2020
Ketika untaian kata sudah tersimpan dalam mulut, namun rasanya bibir ini sungguh kelu untuk sekedar berucap. Takdir, bagaimana kau akan membawaku? Disatu sisi, kau memberiku harapan lalu menjatuhkanku hingga sayapku patah. Disaat aku memilih tuk mengikhlaskan semuanya, kau memberikan itu padaku dengan mudanya sampai rasanya begitu aneh. Bukan hanya memberi harapan yang selama ini kuimpikan, disamping itu kau juga memberikan luka. Aku tidak tahu, apa aku bisa menyembuhkan luka itu atau tidak. Kemana takdir ini akan membawaku, kupasrahkan pada Tuhanku.
----

Selesai menuliskan itu, Aiza berjalan ke arah jendela. Langit hari ini begitu sendu seakan mengerti kerisauan hatinya. Aiza teringat pembicaraan tadi siang.

Flashback !

"Itu benar, pak Zaid. Saya benar-benar merasa bersalah atas tindakan yang telah dilakukan Puteri saya Faza. Maka dari itu, saya ingin Aiza menggantikan Faza untuk menikah dengan nak Azka. Agar kedua keluarga tidak menanggung malu atas kesalahan Puteri saya. Bagaimana pak?" Ujar Husein.

"Dari pihak saya tidak keberatan pak Husein. Tapi Aiza, apa kamu setuju nak?" Tanya Zaid.

"Paman mohon sama kamu Aiza, kamu mau kan mengabulkan permintaan paman?" Pinta Husein.

Aiza tercengang. Ini pertama kalinya pamannya meminta padanya seperti ini selama 10 tahun ia tinggal bersama pamannya. Hal itu membuat Aiza tidak sanggup untuk menolak mengingat semua kebaikan yang telah diterimanya selama ini.

Apa yang harus Aiza lakukan ya Allah... Pikir Aiza bimbang. Gadis itu memejamkan mata sebelum akhirnya memutuskan.

"A-Aiza.... Huft! Bismillah, Aiza terima paman." Ujar Aiza

"Terima kasih nak." Ujar Husein memeluk keponakannya. Sedangkan Halima memandang sinis kearah Aiza.

Disisi lain, seorang pemuda yang sedari tadi diam memandang dengan dingin ke arah Aiza dengan tangan yang terkepal disamping tubuhnya hingga memutih, namun tak ada seorangpun yang menyadari akan hal itu.

Flashback off

Kembali ke saat sekarang, Aiza menggelengkan kepalanya mengingat kejadian itu. Saat dia memutuskan untuk benar-benar mengikhlaskan Azka, takdir mempermainkannya seperti ini. Ya Rabb, jika ini memang yang terbaik untukku maka mudahkanlah semuanya.

***

Di ruangan serba putih biru itu, nampak seorang gadis cantik sedang mematut dirinya didepan cermin. Ia sempat terkejut saat pertama kali melihat pantulan dirinya sendiri, apa orang didepannya ini benar dirinya.

Saat ini Aiza mengenakan hijab dan kebaya putih serta bawahan jarik dengan gaya kombinasi antara klasik dan moderen, disertai make up natural diwajahnya membuat Aiza terlihat sangat cantik.

Memandang ke cermin, ada rasa gugup, khawatir, senang namun juga sedih secara bersamaan. Perasaan itu begitu bercampur aduk membuat Aiza merasa rumit.

Assalamualaikum Aiza HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang