Bismillahirrahmanirrahim...~
______
Plak!Suara memekakkan telinga itu terus bergema diruangan yang senyap ini. Semua orang bungkam tak ada yang berani bersuara sedikitpun.
Di tengah ruangan terlihat seorang gadis terkapar dilantai tengah menangis tersedu-sedu sambil memegangi pipinya yang memerah dan sepertinya agak membengkak. Setelah itu disusul dengan suara teriakan kemarahan dari seorang pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya.
"Apa maksud dari perkataanmu tadi Faza! Kamu sudah memiliki pacar? Sejak kapan kalian berpacaran? Katakan pada Abi Faza!" Ujar pria paruh baya yang kerap dipanggil Husain.
Tangannya ikut gemetar karena menampar putrinya sendiri.
"Apa Abi pernah mengajari kamu untuk berpacaran? Padahal Abi selama ini selalu percaya padamu, tapi apa? Hari ini Abi melihat kamu berpelukan dengan lelaki yang bukan mahrammu di tempat umum?!" Ujar Husain dengan nada yang semakin tinggi.
Sedangkan si gadis yang sedang diajaknya bicara hanya bisa diam dan menangis.
"Segera putuskan pacarmu itu Faza!" Putus Husain.
Mendengar perkataan ayahnya itu membuat Faza, gadis yang selama ini diam segera mendongak menatap ayahnya.
"Tidak Abi! Faza mencintai Raka. Faza gak bakal putus sama dia," bentak Faza.
"Kamu berani membantah perkataan Abi? Hanya karena lelaki itu kamu membentak Abimu yang sudah membesarkan mu selama 23 tahun?" Ujar Husein.
Faza yang sadar telah membentak Abinya menunduk dengan perasaan bersalah. Sedangkan Husein terduduk dikursi sambil menghela nafas dan beristighfar.
" Astaghfirullahaladzim,"
Beberapa saat ruangan itu hening, hanya terdengar suara Isak tangis Faza yang tak kunjung berhenti. Ia tidak menyangka Abinya akan mengetahui hubungannya secepat ini dan yang tidak pernah ia bayangkan adalah bahwa Abinya akan semarah ini mengetahui tentang hubungannya dengan Raka.
Seorang gadis lain disudut ruangan mulai berjalan mendekati Faza. Gadis itu 3 tahun lebih muda dibandingkan Faza. Berbeda dengan Faza yang mengurai rambutnya, gadis itu mengenakan gamis sederhana serta berjilbab syar'i. Kini gadis itu tengah memeluk Faza yang sedang gemetaran.
"Paman, coba dengerin dulu penjelasan kak Faza. Kasian kak Faza paman." Suara lembut gadis itu memohon.
Jika didengarkan dengan saksama, maka orang pasti akan mendengar getaran dalam suaranya. Tubuh gadis itu bergetar, namun tangan mungil itu tetap memeluk kakaknya dengan erat tanpa berniat melepaskan.
Melihat keponakannya yang gemetaran membuat Husein menghela napas dan beristighfar lagi, sepertinya ia sudah agak keterlaluan.
Husein beranjak dari kursi dan menghampiri kedua gadis yang saling berpelukan tersebut.
Aiza, gadis yang sedang memeluk Faza itu segera mempererat rangkulannya pada sang kakak karena mengira pamannya juga marah padanya.
Husein yang melihat kedua gadis itu begitu gemetaran merasa sakit dihatinya. Namun bukannya marah seperti yang Aiza pikirkan, Husein menarik kedua tangan gadis itu dan menyuruh mereka duduk di kursi.
"Nah, sekarang coba jelasin sama Abi Faza. Sejak kapan kamu pacaran dan kenapa kamu pacaran?" Ujar Husein berusaha menahan emosinya.
"Sudah 3 tahun Abi. Raka lelaki yang baik Abi, dia selalu ada buat Faza. Raka bukan orang yang seperti Abi pikirkan. Kami pacaran karena kami saling mencintai-"
Faza buru-buru menjelaskan karena takut Abinya salah paham.
Namun, sebelum ia selesai menjelaskan, Abinya menginterupsinya.
"Jika dia mencintaimu dia tidak akan mengajakmu pacaran, nak. Lelaki yang baik akan menjaga orang yang dia cintai dari perkara yang membuatnya berdosa. Kamu tahu hukum pacaran dalam Islam? Jika lelaki itu benar mencintaimu, maka ia akan datang dan meminta ijin pada Abi, bukan seperti ini." Ujar Husein marah.
Faza yang mendengar itu menunduk, sedangkan Aiza diam sambil menggenggam tangan kakaknya.
"Lebih baik kalian putuskan hubungan kalian secepatnya Faza!" Ujar Husein mutlak.
"Kenapa Abi?!" Ujar Faza frustasi.
"Karena Abi akan menjodohkanmu dengan anak teman Abi, dia Sholeh dan dari keluarga yang baik." Ujar Husein.
" Faza ngga mau Abi! Faza cuma cinta sama Raka. Pokoknya Faza ngga mau dijodohin!" Ujar Faza kekeuh.
"Ini keputusan mutlak Abi Faza, dan kamu tidak boleh membantah. Lusa keluarga lelaki itu akan datang kerumah. Dan kamu harus sudah memutuskan hubunganmu dengan pacarmu saat itu!" Ujar Husein.
Dan tanpa sepatah katapun lagi, ia meninggalkan ruangan tanpa berbalik. Diruangan itu, kini tersisa 2 orang gadis yang saling berpelukan. Faza menangis tersedu-sedu dipelukan Aiza yang sentiasa menemaninya.
"Ai, kenapa semua jadi begini? Kakak ngga mau dijodohin Ai. Kakak cintanya sama Raka hiks hiks," ujar Faza
"Aiza tau kak, tapi kenapa selama ini kakak bohong?" Tanya Aiza.
" Kakak takut Ai, karena kakak tau Abi gak bakal ngebolehin kakak pacaran. Tapi kakak ngga nyangka Abi bakal semarah ini huhuhu." Ujar Fiza sesegukan.
Aiza menepuk-nepuk punggung kakaknya.
"Kakak tahu ngga yang namanya takdir? Mungkin, orang yang bakal dijodohin sama kakak itu beneran jodoh kakak? Takdir yang udah ditentuin oleh Allah buat kakak. Aiza do'ain deh semoga calon kakak tampan, pinter, Sholeh, terus-terus, banyak duit lagi, hehehe." Ujar Aiza.
Faza yang mendengar itupun tertawa. "Pfft! ih, kamu tuh bisa aja sih bikin kakak ketawa tahu ngga?"
" Hehe emang harusnya gitu kak. Seberapapun sulitnya kita harus tetap tersenyum. Kakak jangan sedih lagi, serahin semuanya sama Allah yah." Ujar Aiza.
" Iya Ai," merekapun berpelukan.
Aiza Humaira Alhafiz, adalah nama gadis itu. nama itu adalah satu-satunya hadiah terindah dari orangtuanya yang sudah lama tiada. 10 tahun yang lalu, saat Aiza kecil masih berusia 10 tahun kedua orangtuanya mengalami kecelakaan teragis yang membuat mereka meninggalkan Aiza sendirian.
Kejadian itu membuat Aiza kecil sangat terpukul. Sejak saat itu, Aiza dirawat oleh pamannya. Kini, Aiza berusia 20 tahun 3 bulan yang lalu. Gadis beriris coklat terang itu tumbuh menjadi gadis yang cantik dan lemah lembut serta ramah pada siapapun.
-
-Jangan lupa vote⭐ sama share ya...
I love you❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Aiza Humaira
Romance[Jangan lupa tinggalkan jejak ygy ^^ Vote ⭐, Komen, & Follow Thankyou :) ] 📍HATI-HATI CHAPTER ACAK :')📍 Mencintaimu itu sebuah kebahagiaan sekaligus sakit terbesar bagiku. Takdir.... adalah sesuatu yang tidak bisa kita prediksi. Ada suatu saat ia...