20. (Mawar merah muda)

14 5 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim~
Biasakan baca bismillah sebelum baca:)
Happy reading 🌻
_____

Jangan lupa vote⭐⭐⭐


"Gimana perkembangan resto selama seminggu ini Mbak Nia, nggak ada masalah kan?"

"Wes sampeyan tenang aja mbak. Semuanya beres, hehe."

Seorang wanita berumur 25 tahun dengan logat Jawa itu menimpali.

Aiza tengah memegangi buku keuangan ditangannya. Membacanya dengan teliti. Pasalnya sudah lebih dari seminggu ia tidak datang semenjak hari pernikahannya. Setelah membaca dengan cermat dan tidak ada kesalahan, Aiza menghembuskan nafas dan tersenyum.

"Makasih ya mbak Nia sudah bantu Aiza ngurus resto selama Aiza absen." Ujar Aiza tulus.

Saat ini Aiza tengah berada di sebuah rumah makan tradisional. Rumah makan inilah yang ia rintis sendiri mulai dari nol. Dari awalnya sebuah warung kecil hingga sekarang menjadi sebuah resto.

"Ah mbak Aiza, saya jadi malu. Seharusnya saya yang terimakasih waktu itu sudah bantu ibu saya berobat sampai dikasih kerjaan lagi. Makasih ya mbak."

Aiza tersenyum. "Sama-sama mbak Nia, saya ikhlas. Sesama kan harus saling tolong menolong."

Mbak Nia hanya diam dan menyimpan baik-baik kebaikan itu dihatinya. Atasannya ini sungguh orang yang baik hati. Sudah dua tahun ia bekerja di sini tidak pernah sekalipun melihat Aiza marah.

Gadis itu selalu ramah pada siapapun termasuk para pegawainya. Hal itulah yang membuat para pegawai disini betah dan sangat menghormatinya.

"Mbak Aiza, akhir-akhir ini omset resto semakin naik, pelanggannya juga semakin banyak. Mungkin sebentar lagi kita bisa buka cabang, hehe."

Seorang gadis seumuran Aiza menimpali, ia adalah Ima. Selisih umur mereka yang tidak terlalu jauh dan sosok ceria serta gaya bicara blak-blakan yang mirip Sabiya membuat Aiza menyukainya pertama kali.

Nia dan Ima, dua orang inilah yang paling lama bersamanya mengurus resto dari dulu. Oleh sebab itu ia sangat mempercayai mereka.

"Aminn." Ujar Aiza.

"Mbak Aiza karena pelanggannya tambah banyak, gimana kalau kita tambah menu baru?" Usul Ima.

"Menu baru ya? Boleh, kalian ada usulan apa?"

Kedua orang itu saling memandang dan tersenyum, kemudian dengan kompak mengatakan pendapat mereka.

Selesai berdiskusi Aiza bersiap untuk pulang ketika ia melihat sebuah mawar pink di atas sepeda motornya. Gadis itu mengernyit, siapa yang iseng meletakkan bunga mawar di motornya?

Aiza mengambil bunga itu dan menciumnya. Harum, dan masih segar seperti baru saja dipetik. Tetapi entah kenapa Aiza merasa tidak asing dengan bunga ini.

Saat inilah setangkai bunga mawar pink kembali muncul disampingnya. Gadis itu menoleh dan mendapati Reyhan disampingnya tengah tersenyum secerah mentari.

"Hallo, mawar merah muda untuk my princess."

Aiza tersenyum dan menerima bunga itu. "Kok kamu bisa tahu aku ada disini?" Ujar Aiza.

"Aku selalu tahu tentang kamu, karena hati kita kan selalu terhubung." Ujar Reyhan percaya diri.

Aiza tercengang sejenak, sebelum tertawa. "Tiga tahun nggak ketemu modus kamu naik peringkat ya, Rey."

Reyhan terkekeh. Merasa tidak berdaya tentang gadis dihadapannya ini. Sudah tiga tahun dan gadis ini masih bebal terhadap romansa seperti sebelumnya. Tapi setidaknya ia bersyukur, dengan begitu hatinya belum jadi milik orang lain kan?

Assalamualaikum Aiza HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang