02

133 60 31
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya!
Happy reading! 

>…<

Sekarang ini Key sedang sibuk memandangi wajah tampan Anggara yang sedang menikmati baksonya.

"Lo gak pesen sesuatu gitu?" tanya Sean kepada Key namun perempuan itu mengabaikan ucapan nya. "Anjir sialan orang ganteng di abaikan."

Candra yang melihat nya tertawa. "Lo kaya gak tau orang bucin aja, mau seganteng apapun orang yang ngomong sama Key, gak bakal dilirik dah. Mata dia udah burem kalau liat yang lain. "

Sean mengabaikan ucapan Candra dan beralih menatap Jingga. "Jing, pesenin gue jus dong."

Jingga menatap Sean dengan tatapan mautnya. "Nama gue Jingga, J-i-n-g-g-a. Jadi, panggil gue JINGGA bukan JING karena gue bukan ANJING."

"Yaelah mirip."

Jingga langsung saja menendang kaki Sean. Sebenarnya dia malas untuk makan bersama mereka, tetapi Key berada disini dan dia terpaksa untuk makan bersama orang-orang yang menurutnya menyebalkan karena dia tidak mau makan sendiri.

"Key lu kaya orang bego sumpah, Makan sono!" ucap Jingga.

"Gue liat Angga makan aja udah kenyang."

"Anjing!" umpat Candra karena geli mendengar penuturan Key. Bahkan cewek itu sama sekali tidak di lirik oleh Anggara, bisa-bisa nya masih bertahan.

>…<

Sorak sorai terdengar di lapangan basket milik SMA Tarumanagara, tentu saja karena Tim basket SMA Tarumanagara yang di pimpin oleh Anggara sedang latihan untuk babak final yang akan mereka hadapi dan lawan nya adalah SMA Garuda. Lawan yang tangguh.

"Anggara, Semangat!! " Key berteriak menyemangati sedangkan Jingga menonton pertandingan dengan serius. "Liat ganteng banget Angga, tipe gue banget anjir."

"Brisik lo ah, " Jingga kesal karena konsentrasinya di ganggu. Sedari tadi Key tidak bisa diem, dia teriak begitu heboh dan beberapa kali mengguncang tubuh Jingga.

Sebenarnya sifat Key itu tidak seperti ini. Pertama kalinya Key menyukai seorang laki-laki dan tidak Jingga sangka akan bertahan sampai saat ini.

Sifat seorang Key yang dia kenal adalah sifat yang tegas namun ke kanak-kanakan nya akan keluar jika bersama Jingga dan Gibran. Tetapi Jingga tidak menyangka ternyata Key juga memiliki sifat yang sangat lebay jika dia berdekatan dengan Anggara.

Sudah sejak SD mereka berteman bahkan Jingga sudah tau semua tentang Key. Ada rasa Syukur yang Jingga panjatkan ketika melihat Key yang berteriak bahagia dan senyuman yang mekar di wajahnya, karena semua itu dia tidak pernah temukan pada diri Key, dulu.

Tapi kalau boleh Jingga jujur, Key sangat tidak cocok dengan sikapnya yang sedikit alay itu.

"Alay lo! " Jingga menoyor kepala Key karena dirinya terus-menerus berteriak histeris, tersangka utamanya Anggara. Lelaki itu membuka kaos dan memperlihatkan perut kotak-kotak nya sehingga membuat semua penonton menjerit terutama Key yang menjerit tepat di dekat telinga Jingga. "Jangan deket-deket gue anjir!"

>…<

Key menatap tajam kearah adik kelas perempuan yang memberikan minum kepada Anggara. Bahkan lelaki itu tersenyum manis kepadanya, Key saja selama ini tidak pernah mendapatkan senyuman manis itu.

Anggara menerima minuman nya dan mulai meneguk sampai habis. Key kalah cepat, sekarang dirinya sedang memperhatikan interaksi mereka berdua.

Perempuan itu bernama Aqila, kelas 10 MIPA 3 dirinya selalu mendekati Anggara.

Key tidak tahan melihat nya. Ia menghampiri mereka berdua.

Jingga yakin Key pasti akan berulah dan membuat keributan.

"Heh! " Key menarik tangan Aqila dengan kasar.

"Lo apa apaan sih?!" bukan Aqila yang berkata seperti itu melainkan Angga yang kini menarik balik tangan Key dengan kasar sehingga cengkraman tangan Key pada Aqila terlepas dan gadis itu meringis kesakitan dihadapan Key.

Key menepis tangan Anggara, pandangan nya kini tertuju kepada Aqila. "Lebay banget sih lo!" Key mendorong pelan bahu Aqila namun perempuan itu terjatuh membuat Key mendengus kesal.

Dia hanya mendorong nya pelan, seringan apa tubuh Aqila sampai bisa terjatuh hanya karena dorongan pelan dari Key?

"LO APA-APAAN SIH?!" Kali ini Anggara menaikan suaranya lalu membantu Aqila yang terjatuh. "Lo gapapa?" tanya Anggara kepada Aqila sambil mengecek seluruh tubuh gadis itu.

"Baru segitu aja udah jatoh. Lemah! "

"KEYZELLA, STOP! " Anggara mengepalkan tangan nya kuat menatap Key dengan tatapan yang sangat tajam tetapi Key juga membalas tatapan Anggara tidak kalah tajam.

Jingga yang melihat kejadian itu dari jarak yang cukup jauh berdecak, sudah dia duga Key akan lepas kendali seperti ini. Jingga menghampiri mereka dan mencoba menarik tangan Key, mengajaknya pergi dari sini. Namun usahanya sia-sia, tenaga Key jauh lebih besar darinya.

"DIEM DULU JINGGA, URUSAN GUE BELUM SELESAI SAMA MEREKA! " Jingga memijit keningnya, kenapa dia yang kena semprotnya?

"DRAMA! " Key yang mulai kesal karena melihat raut wajah Aqila yang sok kesakitan mulai mendorong bahu nya kembali.

TAP

Anggara memegang pergelangan tangan Key yang mencoba mendorong Aqila lalu menariknya pergi dari sini.

Anggara menghempaskan tangan Key, dia membawanya menuju belakang sekolah.

Kini Anggara terlihat sangat marah sedangkan Key menyilangkan tangan nya di dada.

"Apa?" Key menantang sembari mengangkat kedua alisnya.

Lelaki itu frustasi, dia mengacak rambutnya asal lalu menatap Key kembali dengan tatapan yang tajam.

"Apa-apaan sih lo?"

Key menatap bola mata yang Indah milik Angga. "Kenapa lo bela dia?" bukan nya menjawab Key malah balik bertanya.

"Karena lo salah! " Key berdecak sebal mendengar penuturan lelaki itu. "Sekarang jawab pertanyaan gue! "

"Gue gak suka liat dia ngedeketin lo."

"Lo bukan siapa-siapa gue Key! "

"Iya gue tau." Angga menggigit bibirnya, dia sangat geram dengan tingkah Key yang sangat menyebalkan.

"Berhenti ngejar gue!"

"Gak akan pernah. Gue bakal berhenti kalau gue mau."

Angga memojokan Key pada dinding dirinya masih menatap Key lekat. Tentu saja tatapan penuh amarah.

BUGH

Angga memukul keras dinding, tepat di samping Key. Namun Key tidak bergeming bahkan sedikitpun ia tidak berkedip, dirinya masih menatap Angga dengan senyuman miring yang menghiasi wajahnya.

TAP

Key menarik dasi Anggara. Sehingga kini jarak keduanya sangatlah dekat. Angga sangat terkejut dengan perbuatan Key yang sangat tiba-tiba.

"Lo bakal jadi milik gue." Key berucap seperti itu lalu memberi satu kecupan pada pipi Anggara, membuat lelaki itu membeku di tempat.

Setelah melakukan hal yang bikin Angga terdiam. Key mendorong tubuh Anggara dan pergi meninggalkan pria itu dengan raut wajah kemenangan.

Bagaimanapun juga Key tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati seorang Sastra Anggara Wijaya.

>…<

Gimana ceritanya? Seru?

See you di chapter berikut nya ><

ANTAGONIS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang