21. bang Leon ompol.

84.1K 13.3K 4.4K
                                    

Eh guys😭
Kalian tau gak sih, kemarin akun aku ini gak sengaja keluar trus pas aku coba masuk malah gak bisa.

Aku stress, sakit kepala, sampe bergetar hebat tau😭

Yang pertama aku bayangin itu kalian semua pembaca aku, gimana reaksi kalian menunggu lama bangat padahal aku udah gak bisa masuk ke akun ini lagi😭

Sampai-sampai aku chat pihak penerbit aku sama teman penulis aku tapi tetap gak bisa masuk.

Akhirnya aku coba-coba selama satu harian sambil nangis-nangis, akhirnya bisa juga😭🙏

Buat teman penulis aku sama tim penerbit yang aku chat, makasih banyak ya🙏😭

AKHHH ini aja masih gemetar buat nulis cerita si pewangi😭😭😭😭

Oke, oke...
Happy reading 😭👍

⚔️⚔️⚔️

" AAAAAA... DADDY.... MOMMY...." balita kecil itu berlari kencang keluar dari kamarnya sambil sesekali tertawa geli.

Ia sampai di depan pintu kamar orangtuanya lalu menggedor-gedor kuat. " Buka woi... Mommy daddy..... Angun..."

Stella menoleh ke belakang ketika mendengar teriakan Leon lalu kembali tertawa geli.

Ceklek.

Pintu terbuka menampilkan wajah bantal Gionatan yang menunduk menatap wajah girang putrinya. Laki-laki yang bertelanjang dada itu ingin sekali menendang gadis kecil itu keluar sebab tiba-tiba saja membangunkan mereka di jam tiga dini hari ini.

" Kenapa?" Tanya Gio serak khas bangun tidur. Ia kemudian berjongkok untuk menyamakan tinggi.

" Ituuu... Abang Leon ompol. Ihhhh.." Stella memeluk ayahnya seraya menunjuk kamar mereka.

" Ngompol?" Beo Rai yang ikutan bangun.

" Iya... Bau.." Stella menutup hidungnya sok-sokan.

Rai mendengus sabar melihat tingkah adik bungsunya itu yang sampai sekarang tidak pernah berubah. Ia pun pergi dari sana menuju kamar Leon.

Sesampainya di kamar, ia melihat Leon yang baru keluar dari kamar mandi, mungkin saja baru ganti celana.

" Malu dong, udah besar tapi masih ngompol." Ejek Rai bersedekap dada.

Leon otomatis menoleh dan memasang wajah tidak terima.
" Apaan dah? Gue tadi mau ke toilet tapi si bocil meluk gue kak, jadi gak sengaja ngompol di kasur dah."

" Hmmmm.. seorang Leon gak akan pernah salah. Udah, seprainya besok aja di cuci. Sekarang tidur di kamar kakak aja. Ayok." Ajak Rai diikuti Leon dari belakang.

" Lagian si pewangi tadi mengingau mulu sambil peluk gue. Angan bodoh, Oppo kampelet." Ujar Leon menirukan mimpi Stella tadi.

Sesampainya di kamar, mata Leon langsung menghunus tajam kepada si bocil yang kini berteriak ketakutan.

" AAAAAA... ANGAN BAWA KECINI MOMMY... ABANG LEON BAUU.." Stella berteriak sambil naik ke atas perut sixpack ayahnya lalu bertelungkup dengan menyandarkan pipi pada dada bidang Gio.

GIONATAN 2: Harta, Takhta, Stella. (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang