53. let us switch positions

76.1K 15.1K 7.4K
                                    

Hallow🔥

Vote, komen.
Vote, komen.

Yok bisa yok komennya seimbang sama vote. Pengen banget liat komen lebih banyak dari vote😭

Happy malming👍

⚔️⚔️⚔️

" Kita tokoh utama dan aku berharap kita bisa sampai ke bagian epilog bersama-sama."

Lelaki itu tersenyum getir ketika mengingat ucapan sang istri yang sampai sekarang terngiang. Ia mendongak menatap langit mendung yang sepertinya ikut merasakan kehancurannya.

Kemudian lelaki itu kembali menunduk mengusap sebuah batu nisan dengan perasaan semakin hancur.

" Rai, gue terlalu kasar ya nunjukin rasa cinta gue ke Lo?" Tanya nya dengan nada lirih.

" Gue terlalu takut Rai, terlalu takut Lo ninggalin gue sampai akhirnya gue lebih sering bentak dan marahin Lo. Tapi satu hal yang harus Lo tau Rai, dengan cara seperti itu justru membuktikan kalo gue benar-benar sayang sama Lo." Ujarnya seraya mengalihkan pandangan ke arah lain berusaha untuk mengusir rasa sesak di dadanya.

Malam itu, malam kejadian ketika ia melihat secara langsung sang istri sedang berjuang mempertaruhkan nyawa demi melahirkan dua malaikat kecil terekam jelas di otaknya.

Awal yang ia rasa akan menjadi kebahagiaan karena kehadiran bayi kembar malah berubah dalam hitungan detik menjadi kehancuran saat istrinya dikatakan koma pasca beberapa detik bayi mereka terlahir ke dunia.

Langit yang semakin mendung dan petir yang bergemuruh tak membuat lelaki itu pergi dari pemakaman. Ia masih setia berada di sana dengan perasaan yang semakin bercampur aduk.

Gionatan menatap sayu batu nisan yang bertuliskan nama wanita yang sudah melahirkannya. Ya, Mauren Angkasa.

" Mah.." panggil Gio lirih dengan nada serak.

" Kalo sampai Allah menjemput Rai, maka mamah juga harus menjemput Gio." Pinta lelaki rapuh itu.

" Gio gak kuat mah. Gio cuman pengen ngerasain keluarga yang lengkap. Tapi kenapa semesta seolah-olah gak izinin? Kenapa harus keluarga Gio yang menerima semua ini? Apa Allah pikir Gio orang yang kuat? Nggak mah, nggak. Gio cuman lelaki lemah yang pengen ngerasain apa itu keluarga yang sesungguhnya."

Laki-laki itu mengusap batu nisan dengan rasa sakit di dada yang semakin kentara.
" Rai udah bawa perubahan besar di hidup Gio mah. Dia yang kasih Gio keturunan, dia yang ingatin Gio untuk jangan lupa makan, dia juga yang rewel dan paksa Gio untuk sholat bareng."

" Dia wanita kuat mah. Dia hebat bisa menerima semua rasa sakit walaupun sebagian rasa sakit itu Gio yang buat. Dia kekanakan tapi dia ngerti keadaan Gio. Dia tau kalo Gio kehilangan arah di alur hidup ini, dia yang tarik tangan Gio untuk melalui jalan yang benar."

" Mah, Gio sayang Rai. Gio cinta sama dia. Kenapa gak Gio aja yang berada di posisi dia sekarang? Kenapa semesta sekejam itu menghukum wanita baik hati yang udah selamatin hidup Gio dari kegelapan?" Tanya Gio emosi.

" Bukan dia yang beruntung milikin Gio, tapi sebaliknya." Ucap lelaki itu bersamaan dengan cairan bening yang mengalir di sudut matanya.

Gionatan menangis.

⚔️⚔️⚔️

" Tadi Lea colok mata haluka, mommy."

GIONATAN 2: Harta, Takhta, Stella. (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang