#30. Filosofi Nama Jeli

192 35 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Rindu masuk ke dalam ruang rawat dengan wajah kusutnya, cowok itu berjongkok di samping pintu ruangan lalu menundukkan kepalanya.

"Kalau putus, gimana?"

Suara Zellica terngiang lagi, ingat sekali bagaimana raut wajah Zellica yang sendu menatapnya dan juga menyorotkan kekecewaan. Setelah diceritakan Nandar bagaimana perasaan Zellica saat ini, jujur saja Rindu terluka.

Menaklukkan hati Zellica sangat butuh waktu dan mental, lalu setelah semuanya ia dapatkan, apa harus begini endingnya?

"Lama amat ngobrolnya, Ri. Terus, si Ratu mana?" ucap Nandar membuka suara dalam keheningan, membuat teman-teman yang lain bersyukur karena memang tak berani menegur Rindu.

Rindu kan galak, apalagi keliatannya emang sedang ruwet anaknya.

Rindu mengangkat wajahnya, "Udah gua anterin balik." katanya mengingat keheningan suasananya tadi bersama Zellica, "Dia ngajakin gua putus, anjing." keluhnya kemudian.

Kaget semua yang di sana.

"Terus, putus nggak?" tanya Ayana giliran, Rindu menggelengkan kepalanya.

"Gila aja gua iyain."

"Gak. Apaan putus? Kamu nggak ngehargain aku? Cuma gara-gara omongan ngelantur Jesya yang lagi emosi kamu bisa segampang itu omongin putus ke aku?" ucap Rindu dengan kerutan alisnya tak senang dengan ajakan Zellica.

"Kamu bilang jangan berantem, itu tawaran mudah." ucap Zellica santai sambil membuang muka.

"Nggak berantem maksudnya nggak sampe putus, Jel. Bisa nggak sih kamu tuh pahamin dari sisi aku?" balas Rindu kesal, ujung-ujungnya dia ngeluarin emosinya juga.

Zellica berdecak menutup wajahnya dengan kedua tangan, "Aku lagi ragu sama kamu, justru aku takut nanti makin ngecewain kamu makanya aku ajak putus sekalian."

"Bukan solusi yang baik, Jeli. Putus bukan jalannya."

"Kalau gitu anterin aku pulang, biar aku tenang dulu. Nanti kita ngobrol lagi besok."

"Enggak besok."

"Iya, oke, entar malem."

Mengingat itu membuat Rindu berdecak lalu mengacak rambutnya kesal, sekilas dirinya melirik tajam Jesya lalu menunduk menahan emosinya. Rindu juga nggak bisa marahin Jesya, karena memang Jesya begitu orangnya.

Rindu: Little Things of Jeli-nya RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang